Double up!
.
.
____________________________________________
"Begini, sebenarnya aku tidak ingin membawa siapapun saat itu. Kami membicarakan ini di kantin, tentang kau yang menghubungi kami lewat panggilan video grup sehari sebelum kita merencanakan semuanya."
Rose berbicara dengan kalimat sesederhana mungkin. Berharap itu tak kan bertele-tele dan membuat Lisa kesal. Keempat orang itu kini tengah duduk di sebuah kamar yang sepertinya kamar Jennie. Mungkin karena letaknya yang lebih dekat dari pintu masuk.
"Lalu, entah bagaimana ceritanya, malamnya aku mendapat tamu pria begitu banyak. Awalnya hanya satu, tapi lama kelamaan itu bertambah banyak ketika aku tidak membawa mereka untuk berbicara di dalam rumahku. Lalu mereka merengek, dengan segala hal untuk di izinkan pergi menemuimu juga. Aku bingung, dan juga bertanya apa alasan mereka merengek seperti itu padaku..."
"...mereka hanya berkata, jika itu karena aku adalah orang yang di minta Jennie dan Jisoo untuk mengurus segala jenis akomodasi dan transportasi ke Seoul. Aku ingin menolak awalnya, sampai kemudian salah satu di antara mereka ada yang berkata. 'Bukankah bagus jika kami meminta izin secara terus terang? Atau mungkin kau lebih senang jika kami menguntit secara diam-diam?'. Entahlah, aku tau aku naif, tapi bukankah pilihan terakhir itu lebih menakutkan?"
Satu helaan napas terdengar, Lisa merebahkan tubuh setelahnya. "Hah, tapi sekarang bagaimana aku harus menghadapi mereka secara bersamaan?"
"Ya sudah, pilih saja salah satu di antara mereka. Apa susahnya. Lagi pula, kau terlalu banyak memberi harapan, kasian juga jika mereka terus menerus berpikir jika kau memiliki perasaan yang sama pada mereka."
Jennie yang mendengar usulan itu lantas memutar bola matanya kesal. "Yak! Lalu besok kau ingin melihat orang yang di pilih Lisa itu kembali ke Ansan hanya tinggal nama? Eoh?"
Bugh!
"Awh!" Rose memekik kala Jennie memukul kepalanya menggunakan bantal. "Sakit!"
"Rose, bisa saja setelah ide konyol mu itu di laksanakan, besoknya orang yang di pilih Lisa akan mati karena di lempar dari atas gedung ini oleh orang-orang yang merasa sakit hati dengan keputusan Lisa. Dan kau ingin kita berempat juga terlibat? Gila saja!"
Rose mencebikkan bibir sebal, setelah mendengar penuturan Jennie. Sementara Jisoo kini mulai menjentikkan jari seperti menemukan ide brilian.
"Lisa-ya! Apa kau memiliki seseorang yang bisa kau percaya di Seoul?"
Lisa tak langsung menjawab, tapi pertanyaan Jisoo kini mengundang banyak rasa penasaran dari ketiga temannya di sana.
"Bagaimana jika kau berpura-pura memberitahu mereka kalau kepergianmu ke Seoul adalah untuk di jodohkan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST FIVE MINUTES! ✔
FanficRate:18+ Kenakalan remaja yang kian tak terkontrol membuat Lisa terpaksa harus di ikut sertakan oleh orang tuanya dalam audisi pencarian idola remaja di Seoul. Hingga akhirnya ia bertemu dengan sosok pria dewasa yang malah semakin membuat kenakalann...