Rate:18+
Kenakalan remaja yang kian tak terkontrol membuat Lisa terpaksa harus di ikut sertakan oleh orang tuanya dalam audisi pencarian idola remaja di Seoul. Hingga akhirnya ia bertemu dengan sosok pria dewasa yang malah semakin membuat kenakalann...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Langkah dua remaja menyusuri sebuah jalan setapak pun sedikit tenang. Tidak terdengar keberisikan sama sekali. Bahkan suara langkah kaki mereka seakan meredam di bawah telapak sepatu masing-masing.
"Apa melamun menjadi hobi baru mu sekarang?"
Jaemin memasukkan tangannya ke dalam saku celana. Ia bertanya, tapi tanpa menatap mata Lisa sedikit pun. Sementara gadis yang berada di samping tubuhnya cukup tersentak, lalu tersenyum menatapnya.
"Apa maksudmu?" Sahutnya, yang malah balik memberikan pertanyaan.
"Hah..." Jaemin kini tersenyum, lalu mengangkat bahunya. "Entahlah, aku merasa jika tatapan mu terlihat kosong akhir-akhir ini. Apa mungkin, itu karena kepindahanmu ke asrama?"
Langkah Lisa tiba-tiba terhenti, meskipun Jaemin tidak. Tapi gadis itu jadi sedikit memikirkan ucapan Jaemin, yang sebenarnya bisa di bilang sangat benar.
Dia membenci sebuah perubahan, sejujurnya.
Jaemin kini juga ikut berhenti. Lalu menoleh dan kemudian berbalik badan seutuhnya, saat menyadari Lisa yang malah kembali merenung di balik tubuhnya.
Ia meneguk liurnya singkat. Sesuatu terus mengusik otaknya. Sedikit tak yakin, kini Jaemin kembali menatap Lisa dan hendak nekat mengeluarkan semua kegelisahannya.
"Aku sebenarnya memiliki banyak rasa penasaran. Tentang sesuatu yang ku lihat darimu, dan juga Paman Jung."
Seketika kalimat itu langsung membuat Lisa mendongak dan menatap terkejut pada putra Lim Yoona itu.
"Aku tau, ada sesuatu yang tak biasa di antara kalian."
Bibir Lisa semakin merapat, kala Jaemin mengeluarkan satu kalimat yang paling menohok itu. Entahlah, rasanya seperti seseorang sedang menginterogasi kesalahannya sekarang.
"Kau bisa mempercayai ku, jika kau mau. Aku bahkan tidak akan menceritakan ini pada siapapun, termasuk dinding kamarku."
Tidak ada jawaban, kecuali tatapan yang saling menyoroti bingung di antara dua remaja itu. Hingga angin musim panas kembali menyapu helaian rambut masing-masing. Mengisi keheningan yang entah kapan akan pecah.
Dan haruskah Lisa jujur saja?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.