34. Answer or i'll do my madness!

1K 193 46
                                    

08sept2022;thursday

.

.

__________________________________________

Sebuah tangan baru saja terulur menyibakkan rambut Lisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah tangan baru saja terulur menyibakkan rambut Lisa. Menyingkirkannya sedikit, dan menyisipkan itu ke belakang daun telinga.

Jaehyun menatap serius salah satu pipi gembul gadis itu. Tanpa menyentuhnya sama sekali. Hanya ingin memastikan, jika tidak ada luka atau bahkan bekas kemerahan yang tertinggal akibat tamparan tangan istrinya beberapa saat lalu.

Lisa yang masih terduduk hanya bisa mengerjap. Lalu menghembuskan napas lega ketika pria itu mulai menjauhi wajahnya. Terlihat setelahnya sosok ayah satu anak itu berangsur mundur dan kemudian memasukkan tangannya ke dalam saku celana.

"Apakah masih sakit?"

Sedikit mencebikkan bibir, Lisa lantas menggeleng pelan.

Hening menyambut setelahnya. Jaehyun pun mulai beralih duduk di atas kursi jabatannya. Lalu memandang kosong ke arah jendela ruangan. Terlihat kini kota Seoul tengah di hiasi terangnya cahaya bintang bertemankan lampu-lampu gedung.

Lisa sendiri menatap bingung pada pria itu. Sejak di detik pertama mereka memasuki ruang kerja Jaehyun, hanya ada satu kalimat tadi saja yang Lisa dengar keluar dari mulut pria itu.

Selebihnya hanya kekosongan. Seolah Jaehyun ingin memberinya pertunjukan tentang rasa sepi yang beberapa waktu terakhir ini di laluinya.

"Besok ulang tahunmu."

Sebuah kalimat akhirnya kembali di keluarkan pria itu. Masih dengan kondisi pandangan yang terfokus pada jendela ruangan.

"Ayahmu tadi menghubungiku, dan berkata jika besok ia menginginkan kepulangan mu."

"Benarkah?"

Sahutan itu lantas membuat iris mata kelam itu beralih meninggalkan pemandangan di luar jendela, dan berganti menatap Lisa. Senyum tipisnya pun mengembang seketika.

"Ya, aku bahkan sudah menduga jika kau akan sesenang ini."

Lisa tertunduk tiba-tiba. Malu. Bukan pada kalimat Jaehyun. Melainkan, lesung pipinya. Bisa-bisanya dua lubang cacat itu mengalahkan harga dirinya!

Hah, bahkan matanya kesulitan untuk bisa memperhatikan Jaehyun lebih lama.

Bagaimana bisa ada manusia setampan itu?

"Lebih dari itu, kau juga pasti senang karena pada akhirnya kau bisa ikut pulang bersama laki-laki itu, kan?"

Rasa berbunga di hatinya lantas meluruh. Lisa kemudian mendongak. Mencari tahu maksud dari perkataan Jaehyun barusan.

Alih-alih mendapatkan jawaban, Lisa malah di sambut pandangan mata tajam yang menyiratkan ketidaksukaan dari lawan bicaranya.

Bukan tidak suka. Lebih tepatnya---cemburu!

JUST FIVE MINUTES! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang