Rate:18+
Kenakalan remaja yang kian tak terkontrol membuat Lisa terpaksa harus di ikut sertakan oleh orang tuanya dalam audisi pencarian idola remaja di Seoul. Hingga akhirnya ia bertemu dengan sosok pria dewasa yang malah semakin membuat kenakalann...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebuah mobil baru saja berhenti. Yoona lekas turun dan menatap seseorang yang turun dari mobil lain di hadapannya. Tatapannya sarat akan kemarahan.
Lelucon apalagi yang ingin di ciptakan pria itu?
Selain masalah keluarga, apa ia ingin melibatkan putranya dalam permasalahan anak didiknya juga?
Jaehyun yang masih berdiri di depan Yoona seakan mengerti dengan apa yang di pikirkan wanita itu.
"Kau meragukanku?" Ucapnya, pertama kali. Sambil tersenyum angkuh, seakan benar putranya tengah menyembunyikan Lisa di dalam rumahnya seperti waktu itu.
Yoona tak menyahut. Hanya terlalu malas.
"Sebenarnya sangat mudah untuk langsung mengetahuinya saat kau mengetuk pintu itu. Tapi..."
Jaehyun menatap pintu rumah Jaemin sekilas. "Ku rasa akan lebih baik jika kau melihatnya sendiri, sebelum kau mendengar pengakuan putramu."
Yoona mengerti. Jaehyun baru saja memintanya membuka pintu itu tanpa perlu menunggu Jaemin membukakan pintu itu untuknya.
Awalnya ia ingin abai, tapi sepertinya ide Jaehyun tak terlalu buruk.
Toh, seandainya itu hanya kecurigaan, bukankah akan lebih bagus karena menimbulkan rasa malu pada Jaehyun?
Yoona pun lekas berjalan ke arah pintu. Tanpa mengetuk atau bahkan menekan bel pintu rumah itu, ia langsung mengetikkan kode pada layar alat pengamanan pintu yang tersedia.
Seseorang menatap kosong setelahnya. Tidak. Sejujurnya Jaehyun juga tidak ingin bersikap seperti ini. Ia hanya cemburu, lagi-lagi. Bagaimana mungkin ia bisa terus-terusan rela melihat gadis yang di sukainya tinggal bersama pria lain lebih lama?
Yoona tentu bisa membantunya. Ia tak mungkin mengizinkan Jaemin tinggal bersama seorang anak perempuan sebelum usia dewasanya. Terlebih Yoona sangat sering membanggakan citra baik dan polos yang di miliki putra sulungnya itu.
Pintu akhirnya terbuka. Yoona tak lekas memasukinya. Ia menoleh ke arah Jaehyun, seperti isyarat mengajaknya untuk mengikuti langkah kakinya ke dalam rumah sewa itu.
Tanpa suara, Jaehyun kemudian menghampiri Yoona dan ikut memasuki rumah itu.
Mereka celingukan ke kanan dan ke kiri, sambil sengaja meredam suara langkah kaki.
Yoona yang memimpin langkah pun cukup kecewa tak mendapati suara apapun seperti kegiatan umum yang biasa di lakukan Jaemin di rumah. Seperti suara musik saat anaknya itu sedang melakukan latihan untuk penilaian bulanan, misalnya.