22

2.8K 267 1
                                    

"Ada apa?" Tanya Sorazen ketika melihat wajah pucat Valencia

"Tidak"

"Kau tidak ingin berdansa denganku?" Bisik Sorazen di depan bibir Valencia, pria itu menarik pinggang Valencia merapatkan jarak di antara mereka

"Tidak... " Valencia gugup ketika wajah pria itu berada sangat dekat dengannya "Maksudku bukan begitu Yang Mulia"

Suara bisik-bisik kembali terdengar, banyak nona muda merasa iri setengah mati melihat kemesraan Rajanya dengan wanita itu, sungguh sangat beruntung Valencia sekarang bisa berdansa dengan raja Tyndomére. Tapi menurut Valencia dirinya tidak beruntung sama sekali

"Kau sangat cantik dengan gaun ini"

Ucap Sorazen yang memperhatikan wajah Valencia sedekat ini, ia mengakui wanita ini sangatlah cantik, ia bukan tipe orang yang tidak akan memuji penampilan fisik seseorang, tapi baru kali ini ia melihat kecantikan seorang wanita yang sangat berbeda

Sungguh beruntung Vionel Dhaupin yang pertama kali menemukan wanita ini

"Terimakasih Yang Mulia" degup jantung Valencia semakin kencang ia merasa khawatir dan gelisah bukan karena pujian pria itu

"Kau tahu bukan apa arti dansa dengan raja?"

Valencia hanya menggeleng

"Kau akan menjadi wanitaku, wanita milik raja"

Tepat saat itu musik berhenti mengalun, membuat orang-orang yang berada di dekat mereka mendengar dengan jelas apa yang di katakan Sorazen

"Apa?"
Tanya Valencia tidak percaya

Sorazen hanya tersenyum ia menarik tangan Valencia mengajaknya menuju altar, semua orang bertepuk tangan memberikan jalan untuk Rajanya dan wanita pilihannya

Banyak yang memuji penampilan Valencia yang sangat cocok berdampingan dengan Rajanya, ada juga yang mencela karena merasa iri dan tidak terima dirinya bukan di pilih oleh raja

Di sisi lain Vionel berdiri diam pandangannya sedari tadi tidak bisa lepas dari keduanya, tangannya mengepal ketika mendengar ucapan Sorazen, sedangkan Alandra yang sedari awal berdiri di bawah altar dengan sengaja menarik perhatian Sorazen tapi di abaikan oleh pria itu tidak bisa tidak merasa sangat kesal sekarang bagaimana bisa wanita yang seharusnya di penjara itu kini di pilih oleh Rajanya.

Ketika tiba di atas altar perasaan khawatir Valencia semakin menjadi, ia bergerak gelisah tidak mengerti dengan perasaannya, tepat saat Sorazen akan berbalik menghadap seluruh orang di aula, Valencia mendengar anak panah yang melesat dengan cepat membelah angin menuju pria itu. Dengan gerak refleks yang bahkan tidak di sadari oleh dirinya sendiri Valencia sudah berdiri di depan Sorazen, mata hijaunya berkilat memperlihatkan semburat biru pirusnya yang bercahaya, tanpa sadar dirinya langsung menahan anak panah itu dengan mudah yang jaraknya sudah berada di depan wajahnya dengan tangannya

Teriakan Edwin menyadarkan semua orang yang berada di ruangan itu

"Lindungi Yang Mulia Raja"

Edwin dengan cekatan langsung berdiri di depan Valencia dan Sorazen dengan pedang di tangannya, sedangkan Vionel langsung berlari menuju altar ingin melindungi Valencia

Beberapa prajurit berdiri mengelilingi altar, kekacauan terjadi di aula istana ketika melihat anak panah yang tiba-tiba melesat ke arah raja Tyndomére

"Yang Mulia anda baik-baik saja?" Tanya Perdana Menteri Wilton yang langsung menghampiri Sorazen

Sorazen tidak menanggapi, ekspresinya berubah dingin. Pria itu beralih menatap Valencia yang kini berada di sebelahnya dengan anak panah di tangannya

"Valencia" teriak Vionel dengan nada panik, pria itu langsung menghampiri Valencia

"Apa kau baik-baik saja?" Vionel melihat tangan Valencia yang menggenggam anak panah, mata wanita itu berkilat dingin dengan tatapan kosong

"Valencia" ucap Vionel lagi memegang bahu wanita itu

"Pria bertopeng dengan jubah hitam" ucap Valencia entah kenapa dirinya bisa melihat pria yang menembakkan anak panah ke arah Sorazen

Semua orang kini memandang Valencia dengan tatapan  tidak percaya, bagaimana bisa wanita ini menahan anak panah yang melesat bahkan orang lainpun tidak mengetahuinya, yang lebih penting wanita itu bahkan melihat siapa pelakunya

"Kau melihatnya?" Tanya Vionel

Valencia mengangguk ia tidak tahu pasti "Dia sudah pergi"

"Kejar siapapun yang berjubah hitam dan menggunakan topeng, cari di seluruh istana apapun yang mencurigakan"
Perintah Vionel kepada seluruh kesatria kerajaan

Pria itu langsung mengambil anak panah yang berada di tangan Valencia  memperhatikan tiap inci panah itu. Anak panah itu seperti panah pada umumnya hanya saja ujungnya lebih runcing dengan ukiran huruf aneh di pangkal  bilah  yang tertutupi racun Acokanthera
Vionel langsung menyerahkannya pada Edwin

"Jangan sentuh ujungnya"

Edwin langsung menerima panah itu dan memperhatikannya, mereka saling menatap satu sama lain ketika menyadari sesuatu

"Siapa yang berani melakukan ini?" Tanya Dimitri Tórez yang sedari tadi memperhatikan semuanya

"Kita akan mencari tahu" jawab Perdana Menteri Wilton, pria itu melihat Rajanya "Kita akan menunda pengumuman calon ratu, sebaiknya semua di bubarkan untuk mengurangi kecelakaan lainnya"

"Lakukan seperti itu. Aku tunggu di ruang pertemuan" ucap Sorazen dengan nada dingin, pria itu melirik Valencia yang juga balas menatapnya

"Dhaupin antar Valencia ke kamarnya" Sorazen langsung melangkahkan kakinya pergi meninggalkan aula diikuti oleh Edwin

Setelah semua rakyat di tenangkan karena insiden yang tidak terduga itu, semua orang di bubarkan dari aula istana, itu Perdana Menteri Wilton mengambil alih untuk memberikan arahan kepada semua orang yang berada di ruangan dengan sedikit penjelasan darinya meski banyak yang tidak melihat kejadian yang sebenarnya atau ketika Raja Sorazen tiba-tiba di serang. Ada banyak dari mereka yang menyayangkan perayaan ini selesai begitu saja tanpa pengumuman resmi, tapi melihat ketegangan semua orang yang berada di atas altar dan raja mereka sudah pergi meninggalkan aula mau tidak mau harus mengikuti perintah Perdana Menteri.

Valencia hanya diam saja ketika dirinya di bawa ke kamarnya, ia masih tidak mengerti dengan reaksi tubuhnya yang bergerak tanpa ia sadari bahkan dengan penglihatan yang tiba-tiba merasuki matanya.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Vionel kepada Valencia saat melihat wanita itu tidak mengatakan apapun

Valencia hanya mengangguk

"Katakan apa yang kau lihat" ucap Vionel saat mereka sudah berdiri di depan kamar wanita itu

"Aku melihatnya... " Valencia terdiam sebentar "Seseorang melesatkan anak panah ke arah Yang Mulia Raja sebelum kejadian itu terjadi" ia kembali menatap Vionel "Aku tidak tahu pasti dimana posisi pemanah itu"
Vionel mengangguk "Istirahatlah, jangan keluar dari kamar ini" pria itu mencium puncak kepala Valencia sebelum melangkah pergi

Di ruang pertemuan istana Sorazen duduk di kursi kebesarannya di dampingi oleh Edwin, semua pejabat istana sudah berkumpul disana

"Aku ingin kalian semua menemukan dalang di balik semua ini" suara dingin Sorazen membuat semua pejabat mengerti bagaimana suasana hati rajanya

Bagaimanapun acara yang seharusnya menjadi meriah dan di tunggu-tunggu untuk mengumumkan calon ratunya kini berubah menjadi tegang, semua pejabat sebenarnya ingin menanyakan tentang calon ratu yang di pilih langsung oleh Sorazen tapi melihat situasinya mereka mengurungkan niatnya

"Kami akan membantu menemukannya Yang Mulia" ucap Stenson

"Siapapun yang berani memberikan celah kepada penyusup yang ingin melukai raja harus di bunuh" ucap Dimitri yang di setujui oleh semua orang

Sorazen memperhatikan semua wajah pejabat istana ia memiliki dugaannya sendiri

"Panah ini berisi racun, kuharap kalian tahu apa artinya"

*****†*****






Tyndomére EclipseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang