27

2.6K 299 16
                                    

Vionel mengalihkan pandangannya ketika sudut matanya menangkap seseorang yang berjubah hitam tampak tidak asing melesat kearah Sorazen. Tidak hanya dirinya tapi juga semua orang yang berada disana tampak diam menghentikan pertarungan saat merasakan hembusan angin yang tidak biasa menampakkan seseorang yang melesat dengan kecepatan yang tidak bisa di tangkap oleh mata.

Ketika mendengar suara dentingan pedang dan gelombang angin yang datang, semua orang akhirnya bisa melihat sosok yang menggunakan jubah hitam kini menampilkan rambut platinum yang bercahaya. Tak hanya itu, ketika sekali lagi gelombang angin yang cukup besar datang seperti tornado menyapu orang-orang yang berpakaian hitam yang akan menyerang kembali, semua orang di buat tercengang oleh orang yang sedang merentangkan tangan di depan sana mengendalikan angin.

Pusaran angin itu terus bergerak memutar ke arah utara menyapu seluruh yang ada disana tak terkecuali pepohonan yang juga ikut tergulung.

Valencia berbalik, matanya berkilat tajam dengan semburat biru pirusnya  seolah bercahaya, ketika ia melihat masih ada musuh yang tersisa tapi mereka kini diam menatapnya, Valencia kembali mengangkat pedangnya, wajahnya menggambarkan seorang yang haus darah membuat orang lain bergidik melihatnya.

Angin kembali berhembus tidak ada yang menyadari saat wanita itu sudah melesat menari dengan pedangnya menebas musuh yang tersisa. Ketika cipratan darah mengenai salah satu pasukan elite kerajaan, akhirnya mereka sadar dengan situasinya yang kini sudah habis dengan genangan darah dimana-mana. Tidak ada yang tersisa dari musuh, mereka lambat menyadari nyawanya yang sudah berada di tangan wanita yang berambut platinum.

"Valencia.. " teriak Vionel kepada wanita itu yang kini mengusap wajahnya yang terkena darah

Valencia berbalik melihat Vionel, ia hanya tersenyum ke arah pria itu, tapi senyumnya terlihat dingin

"Valencia apa yang kau lakukan?" Tanya Vionel kembali, ia meraih tangan Valencia tidak menyangka wanita ini akan berada disini dan melakukan itu

Saat menyadari tangan dingin Vionel yang menyentuh tangannya, akhirnya Valencia tersadar dengan situasinya, ia langsung melempar pedang yang berlumuran darah itu dengan tangan bergetar. Apa yang telah dirinya lakukan?

"Vion?.."
Valencia menatap wajah Vionel dengan lekat

"Aku tidak menyangka kau bisa datang kemari dan melindungiku" suara dingin Sorazen mengalihkan pandangan Valencia

Sebenarnya Sorazen cukup terkejut ketika melihat Valencia seperti tadi, ia tidak menyangka wanita yang akan ia jadikan ratu ternyata semengerikan itu dan yang lebih penting siapa sebenarnya wanita ini?

"Aku datang untuk Vion, bukan dirimu" jawab Valencia tak kalah dingin

Sorazen menaikkan sebelah alisnya, sudut bibirnya tertarik ke atas, jelas-jelas wanita itu tadi melindunginya

"Kau seorang penyihir " ucap Sorazen dengan senyum yang tertahan, tidak ada yang tahu apa yang ada di pikirannya.

Tepat saat itu suara pekikan elang kembali terdengar, burung itu terbang memutar di atas sana, ketika burung itu melihat targetnya ia langsung menukik menuju Valencia. Semua pandangan mata tercengang melihat adegan itu dimana Valencia merentangkan tangan kanannya dan seekor burung elang yang besar hinggap disana.

Bahkan Sorazen dan Vionel tidak bisa menutupi keterkejutannya ketika melihat burung elang itu benar-benar diam di atas tangan Valencia. Tentu mereka berdua sangat tahu jika burung elang sangat berarti, karena hanya raja Tyndomére I yang pernah memiliki burung elang.

"Ini bukan yang pertama.. " ucap Valencia setelah melihat mata burung elang itu

"Maksudmu?" Tanya Vionel

"Akan ada pertempuran yang lebih besar lagi" jawab Valencia tapi matanya menatap ke arah Sorazen

Sorazen menatap balik Valencia, ada senyum yang terukir di wajahnya hingga menampilkan taringnya yang sedikit runcing, jika di lihat pria itu tersenyum licik seperti menunggu mangsa baru.

Vionel juga beralih menatap Sorazen dan Edwin bergantian, ada makna tersendiri yang mereka tukarkan dari pandangan itu

Dalang di balik semua ini bahkan belum menunjukkan batang hidungnya, sedangkan pihak musuh sudah merencanakan perang kedua yang lebih besar. Sebenarnya siapa yang menginginkan kematian Sorazen dan Vionel?. Edwin tidak bisa tidak berpikir seperti itu, tapi jika di pikirkan kembali tentu ada banyak pihak yang menginginkan hal itu.

Burung elang yang besar itu kembali mengepakkan sayapnya kuat terbang berputar di atas Valencia dengan suara pekikannya yang mengalihkan perhatian semua orang sebelum pergi meninggalkan tempat itu.

Banyak pasang mata dari pasukan elite menatap kagum ke arah Valencia, mereka tidak tahu pasti siapa wanita yang tiba-tiba datang membantu mereka dan yang lebih mencengangkan adalah wanita berambut platinum itu adalah seorang penyihir. Itu adalah kali pertama untuk semua orang melihat penyihir dengan kekuatan mengendalikan angin kini berada di depan sana bersama Rajanya.

Tidak lama setelah itu pasukan yang di pimpin Zavier datang terburu-buru ketika melihat burung elang yang terbang di atas sana. Zavier melihat sekelilingnya, banyak mayat yang tergeletak di bawah sana, ia menduga pasti terjadi sesuatu disini, tapi saat melihat Rajanya berdiri disana baik-baik saja, Zavier langsung merasa lega

"Yang Mulia, maafkan aku yang datang terlambat" ucap Zavier setelah turun dari kudanya diikuti semua pasukan elite yang datang bersamanya langsung memberi salam

"Apa yang sebenarnya terjadi disini?" Tanya Zavier lagi, ia melewati jalan utama dan tidak menemukan petunjuk apapun, akhirnya ia memilih jalan memutar dari kerajaan Grécia, siapa yang menyangka ternyata rajanya berada disini dan melakukan pertempuran

"Ada pasukan yang menggunakan penutup wajah tiba-tiba mengepung kami disini" jawab Vionel karena melihat Sorazen dan Edwin tidak berminat menjawab

Zavier mengalihkan pandangannya ke arah mayat musuh yang sudah bersimpuh darah, ia memberi isyarat kepada salah satu pasukan elite yang berada di sebelahnya untuk memeriksa mayat itu dan membuka penutup wajahnya

"Sepertinya mereka orang Vïrgan" ucap Zavier yang di angguki oleh Vionel

Tiba-tiba saja Valencia menoleh ke arah hutan yang sedikit jauh di belakang Vionel, ia langsung mengulurkan tangannya melesatkan bilah angin ke arah itu, matanya berkilat tajam. Tak lama setelah itu dua pohon yang ada disana langsung tumbang seolah baru saja di tebang.

Semua pasang mata beralih menatap ke arah hutan itu, tapi hanya Vionel dan Sorazen yang kini menatap Valencia

"Ada seseorang disana, tangkap orang itu jika kalian ingin mendapatkan informasi" ucap Valencia mengalihkan pandangan semua orang

Mata Zavier langsung takjub melihat ke arah Valencia yang ternyata berada disini, dirinya baru menyadari kehadiran wanita itu karena tadi dirinya hanya fokus pada Sorazen

"Tangkap siapapun yang berada disana!" Perintah Vionel menatap semua pasukan

Vionel langsung mendekati Valencia ia membuka jubah wanita itu yang banyak terkena cipratan darah, ia juga membuka jubahnya sendiri dan memakaikannya pada Valencia. Pria itu tidak menyadari ada tatapan panas yang kini memandang ke arahnya.

Sorazen merasa matanya tiba-tiba sakit ketika melihat adegan itu di depannya, rasanya dirinya lebih baik melihat pembunuhan keji dari pada melihat sikap romantis atau apalah itu yang di lakukan sepupunya di depan matanya. Apa orang ini sengaja? Sorazen merasa kesal, tapi anehnya ia juga merasa ada sesuatu di hatinya yang tidak ia mengerti, ketika melihat Valencia hanya diam saja dan menuruti Vionel Dhaupin, pria itu mengalihkan pandangannya

"Kau ikut denganku" ucap Sorazen saat mata Valencia kini menatapnya, pria itu berjalan lebih dulu mencari kudanya. Tangannya kanannya menggenggam kuat tongkat kekuasaannya yang sudah kembali seperti semula.

"Aku akan bersama Vion"
Sorazen menghentikan langkahnya tapi pria itu tidak berbalik

"Ini perintah. Kau calon ratuku, aku tidak suka ada yang membantah perintahku" pria itu melanjutkan langkahnya

Di telinga Vionel kata-kata terakhir Sorazen seperti sindiran untuknya


*****†*****





Tyndomére EclipseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang