26

2.6K 290 16
                                    

Suasana di ibu kota yang ramai dan penuh kesibukan kini di alihkan oleh suara hentakan kuda yang berlari kencang, semua orang langsung berlari menjauh dari jalan memberi seseorang yang menunggangi kuda itu jalan.

Banyak pasang mata yang memandang kearah orang itu yang seperti terburu-buru. Ketika melihat sosok itu dari dekat banyak orang yang kagum ternyata orang yang menunggangi kuda dengan cepat itu adalah seorang wanita. Tidak ada seorang wanita yang bisa menunggangi kuda di seluruh kerajaan Tyndomére, biasanya putri bangsawan hanya akan menaiki kereta kuda untuk bepergian.

Banyak orang mulai penasaran saat melihat siapa wanita itu, karena kepalanya di tutupi oleh tudung jubah, tidak ada yang bisa melihat langsung bagaimana rupa wajahnya.

Dengan kecepatan lari kuda, Valencia tiba di perbatasan ibu kota dan hutan Ryön dengan cepat, karena arahnya yang akan keluar dirinya bisa melewati penjagaan dengan aman. Valencia memacu kudanya menuju tengah hutan Ryön, ia pernah melewati jalan ini bersama Vionel. Ketika sudah jauh dari perbatasan ibu kota, Valencia merasa ada yang mengikutinya, ia menarik kudanya untuk berhenti

"Keluar! Tidak ada gunanya bersembunyi"

Seorang pria keluar dari balik semak sambil menarik seekor kuda.
Sungguh luar biasa orang ini bisa tidak bersuara saat mengikutinya.

"Siapa kau?" Tanya Valencia, ia langsung turun dari kudanya

Melihat pihak lain membawa pedang yang tersemat di pinggangnya dan panah yang menggantung di pelana kudanya, Valencia merutuki dirinya sendiri karena tidak sempat mengambil senjata di istana

"Siapa aku tidak penting" jawab pria itu, ia tanpa sadar juga mengagumi wanita ini karena bisa menyadari keberadaannya dengan cepat

"Kalau begitu pergilah jangan ikuti aku" jawab Valencia langsung berbalik akan menaiki kudanya

Begitu saja? Pria itu menjadi bingung apa yang dirinya harus lakukan, mengikuti wanita ini ia sudah ketahuan. Apa wanita ini tidak takut dengan dirinya yang membawa senjata?

"Tunggu" suara pria itu membuat Valencia berbalik lagi

"Kemana nona akan pergi?"

"Kemana aku pergi itu tidak penting, bukan urusanmu" jawab Valencia dengan sinis membalikkan kata pria itu

Sedangkan pria itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal
Bagaimana ini? Dirinya hanya pengawal biasa yang tidak pintar bernegosiasi. Haruskah ia kembali dan melaporkan ini?

Valencia akhirnya melanjutkan kembali untuk menaiki kudanya, ia tidak peduli dengan pria di sebelahnya. Jika pria itu akan menyerangnya sekarang ia juga tidak peduli, dirinya hanya perlu memanggil angin dan itu akan selesai, tidak ada orang lain selain mereka disini jadi tidak masalah melakukannya

"Bolehkah aku ikut denganmu?" Tanya pria itu dengan suara pelan, meskipun dirinya membawa senjata tapi ia merasa wanita ini lebih mendominasi.

Bukankah tuannya menyuruhnya untuk mengikuti wanita ini bukan membunuhnya? Jadi ia memiliki caranya sendiri

Valencia tidak menanggapi ia kembali memacu kudanya ke arah Utara hutan. Suara pekikan burung elang membuat Valencia menarik kembali kudanya untuk berhenti, Elang itu masih terbang memutar di atas Valencia, ia merentangkan tangan kanannya mengisyaratkan agar elang itu segera turun. Tapi ketika pekikan elang itu semakin mendekat kuda yang di tunggangi Valencia meringkik ketakutan, dengan tangan kirinya Valencia menepuk pelan kepala kudanya untuk menenangkan.

Burung elang itu langsung hinggap di tangan Valencia, matanya menatap lekat ke arah mata Valencia. Sebuah penglihatan masuk ke dalam mata Valencia, itu adalah penglihatan dari atas yang jaraknya cukup jauh tapi juga dekat. Setelah memberikan penglihatan itu burung elang langsung terbang mengepakkan sayapnya yang kuat dan suara pekikannya membuat takut kuda yang di tunggangi Valencia, tidak hanya kuda itu, bahkan kuda yang di tunggangi pria di belakang Valencia juga meringkik ketakutan, pria itu cukup terkejut ketika melihat wanita di depannya bisa menjinakkan seekor elang.

Valencia kembali memacu kudanya dengan cepat, ia mengambil arah ke barat hutan Ryön dengan di tuntun oleh burung elang itu yang terbang di atas pepohonan juga menunjukan arah.

Valencia melintasi hutan di sebelah kerajaan Grécia, hutan yang pernah ia dan Vionel lalui. Burung elang itu masih terbang di depannya menunjukkan arah semakin ke barat melewati perbatasan kerajaan Grécia.

Valencia terus memacu kudanya dengan cepat dan ia tidak mempedulikan pria yang juga masih mengikutinya dengan kecepatan yang tak kalah dari Valencia.
Tak jauh dari sana Valencia melihat dataran rendah yang sedikit curam yang tidak di tumbuhi pepohonan, itu seperti lapangan luas yang membentang di kelilingi hutan di pinggirnya. Valencia menarik kudanya untuk berhenti ia melihat di depan sana terjadi peperangan yang tidak seimbang, banyak orang yang menggunakan pakaian serba hitam dengan wajah yang setengah di tutupi mengepung dari berbagai sisi.

Suara pekikan burung elang yang nyaring membuat semua orang yang sedang bertempur sedikit mengalihkan pandangannya, burung elang di anggap sangat langka disini, karena sulit di jinakkan. Dahulu hanya raja Tyndomére I yang pernah memiliki seekor burung elang sebagai mata-matanya. Burung elang itu menukik mengepakkan sayapnya yang besar ke arah pertempuran, suara pekikannya yang melengking dan kedua cakarnya yang siap menyerang membuat orang yang di jadikan target langsung menghindar cepat.

"Berikan aku panahmu" ucap Valencia kepada pria yang juga berdiri di sebelahnya dengan mulut ternganga, ia tidak menyangka ada pertempuran di sini dan yang membuatnya tidak bisa mengalihkan pandangannya adalah pasukan elite kerajaan dan juga Raja Tyndomére yang bertempur di depan sana

Karena tidak ada jawaban, Valencia langsung mengambil panah orang itu yang tergantung di pelana kuda. Valencia menarik tali busur dan langsung melesatkan anak panah ke arah orang yang mengepung Vionel.

Vionel baru saja berhasil melumpuhkan orang yang akan menyerangnya ketika sebuah anak panah yang tiba-tiba menusuk lawannya entah dari mana, runtutan anak panah yang kembali melesat  kini menusuk orang-orang yang mengepung Vionel dan Sorazen. Kedua pria itu langsung terdiam melihat sekelilingnya yang kini sudah setengahnya terkena tembakan panah, mereka tidak bisa tidak berpikir siapa yang membantunya.

Pasukan yang di pimpin Zavier belum sampai hingga saat ini, tapi siapa yang menembakkan anak panah secara misterius itu?

Ketika Sorazen lengah, ia tidak menyadari seorang pria yang menggunakan penutup wajah itu menyelinap hampir saja menebas leher Sorazen dari arah belakang tapi ketika ia mendengar suara dentingan pedang dari arah belakang, dirinya langsung berbalik, tubuh Sorazen menegang dengan pandangan tidak percaya ketika melihat yang melindunginya adalah Valencia.

Valencia menangkis pedang pria itu yang hampir saja mengenai Sorazen, dengan kekuatan anginnya Valencia melempar pedang pria itu cukup jauh dan dengan tangannya yang juga memegang pedang Valencia berhasil menusuk pihak lain tepat di jantungnya.

Ketika melihat darah yang keluar dan melumuri pedangnya, Valencia akhirnya tersadar dengan apa yang dilakukannya, saat ia melihat Sorazen dalam bahaya dirinya tanpa sadar berlari ke arah pria itu, seolah ada orang lain dalam dirinya yang mengambil alih untuk melakukan itu.

Suara anak panah yang membelah angin mengalihkan pikiran Valencia. Telinganya cukup sensitif ketika suara sesuatu yang membelah angin, karena angin adalah perantara untuknya.

Valencia mengulurkan tangannya ke depan menangkis anak panah itu dengan kekuatan angin, ia merasakan kehadiran seseorang yang tidak jauh darinya cukup memiliki aura yang mendominasi. Sepuluh orang keluar dari persembunyiannya dan mulai menyerang mereka, Valencia merentangkan kedua tangannya memanggil lebih banyak angin. Tudung jubahnya terbuka memperlihatkan rambut platinum yang bercahaya kini berkibar karena terpaan angin yang tiba-tiba datang. Sebuah pusaran angin yang berputar di depannya meliuk langsung bergerak ke depan menyapu semua orang yang berlari kearah mereka yang hendak menyerang.

*****†*****







Tyndomére EclipseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang