41

2.1K 222 5
                                    

"Valencia!.. " teriak Vionel dengan nada panik, ia lambat bereaksi dengan apa yang terjadi barusan

Tanpa mempedulikan apapun lagi Vionel langsung berlari dan melompat menceburkan dirinya ke dalam danau

'aku tidak akan memaafkanmu jika kau membiarkanku tenggelam'

Suara Valencia terngiang di kepala Vionel. Ia terus menyelam berusaha menahan dingin dari air danau, air danau yang tampak keruh menyulitkannya untuk melihat dengan jelas, hingga cahaya berwarna biru mengalihkan penglihatannya, Vionel langsung mendekat ke arah dimana cahaya itu bersinar redup.

Ketika semakin dekat Vionel dapat melihat jika cahaya itu berasal dari Valencia, wanita itu memejamkan matanya, wajahnya tampak pucat, dengan cepat Vionel langsung meraih tubuh Valencia dan membawanya ke atas permukaan.

Ketika Vionel mengangkat tubuh Valencia membawanya ke pinggir danau, tidak ada siapapun, orang yang tadi menyerangnya hilang entah kemana. Ia tidak bisa memikirkan apapun lagi selain keselamatan Valencia, masalah itu akan ia pikirkan nanti.

Vionel merebahkan tubuh basah Valencia di atas rumput yang sudah hampir tertutupi salju, ia mulai menekan dada Valencia membuatnya kembali bernafas tapi sudah empat kali pria itu menekannya tidak ada reaksi apapun. Vionel tampak terdiam sebentar dengan tatapan frustasi, lalu detik berikutnya ia tanpa berpikir lagi langsung mengapit hidung Valencia menempelkan bibirnya pada bibir wanita memberinya nafas buatan, setelah dua kali ia melakukannya tubuh Valencia akhirnya bereaksi, dadanya kembali naik turun memperlihatkan ia kembali bernafas, tapi tidak ada tanda wanita itu akan membuka matanya, wajahnya tampak pucat, kulitnya yang hampir sama dengan salju terlihat seperti mayat hidup dengan bibir yang membiru.

"Valencia... " Bisik Vionel, ia tidak pernah merasakan kekhawatiran yang seperti ini hingga membuatnya hampir frustasi "Bertahanlah"

Vionel kembali mengangkat tubuh wanita itu membawanya naik ke atas kuda. Dengan cepat Vionel memacu kudanya sambil memeluk tubuh dingin Valencia. Vionel memelankan langkah kudanya ketika sampai di sebuah desa, ia melihat sekelilingnya yang tampak sepi. Vionel langsung turun dari kudanya sambil mengangkat tubuh Valencia. Pria itu memasuki sebuah rumah yang berada di sebelahnya tampak tidak terkunci.

Vionel kembali memeriksa rumah itu yang tampak kosong, sepertinya rumah itu sudah di tinggalkan oleh pemiliknya jika di lihat dari benda yang tergeletak sembarangan tampak berdebu. Vionel memastikan tempat itu aman, hanya ada satu ruangan yang tampak di rumah itu, Vionel langsung membuka pintu ruangan itu yang ternyata adalah sebuah kamar, terdapat satu ranjang kecil disana.

Vionel langsung merebahkan tubuh Valencia disana, ia beralih melihat sekelilingnya ada selimut yang tergeletak di bawah ranjang itu, ada perapian yang sudah di huni laba-laba di ruangan itu. Vionel langsung membersihkan perapian itu dan mengumpulkan sisa-sisa kayu yang masih berada disana, setelah beberapa saat ia akhirnya berhasil menyalakan api.

Vionel kembali menatap Valencia yang tertidur lemah di atas ranjang, wajahnya semakin memucat dengan bibir yang membiru. Vionel menarik rambutnya yang basah, ia benar-benar merasa frustasi ketika melihat keadaan Valencia sekarang.

Pria itu kini mendekat kearah Valencia memandangi wanita itu
"Maafkan aku." bisiknya sebelum Vionel membuka pakaian basah yang di gunakan Valencia.

Vionel kembali merebahkan tubuh Valencia yang tanpa menggunakan sehelai benang, ia menutupi tubuh polos itu dengan selimut yang sudah ia bersihkan terlebih dahulu.

Kemudian pria itu beralih membuka pakaiannya sendiri yang juga basah sebelum naik ke atas ranjang dan masuk ke dalam selimut. Vionel merebahkan tubuhnya di sebelah Valencia, ia menatap wajah Valencia, mengusapnya lembut hingga berakhir berhenti pada bibir wanita itu yang membiru. Vionel mendekatkan wajahnya, beralih mencium bibir wanita itu dan melumatnya pelan. Setelah merasa tubuhnya memanas Vionel akhirnya melepas ciumannya, ia melirik bibir wanita itu yang kini tampak hampir kembali normal. Vionel kembali mengecup bibir wanita sebelum beralih memeluk tubuh Valencia dan memejamkan matanya.

Valencia perlahan membuka matanya yang terasa berat, ia berusaha mengingat kejadian kemarin dimana ia merasakan tubuhnya tiba-tiba sakit dan dingin yang menyelimutinya saat tubuhnya tenggelam ke dasar danau.

Valencia membuka lebar matanya ketika pandangan pertama yang ia lihat adalah wajah Vionel yang berada tepat di depan wajahnya masih tetap terpejam, Valencia juga merasakan tangan pria itu melingkar di pinggangnya, saat Valencia ingin menggeser tubuhnya ia merasakan lututnya menyentuh sesuatu yang tampak mengeras, Valencia meraba kebawah ingin menggeser sesuatu yang menyentuh lututnya, Valencia tersentak ketika merasakan tangannya menyentuh milik pria itu, ia ingin berteriak tapi suaranya tidak bisa keluar.

Memalukan!

Perlahan mata di depannya terbuka ketika merasakan sesuatu miliknya di sentuh, pria itu menatap mata Valencia yang kini juga menatap ke arahnya. Vionel buru-buru menarik tangannya dan menggeser tubuhnya, ia terbatuk canggung ketika melihat keadaan mereka sekarang yang tanpa sehelai benang. Vionel langsung berdiri membelakangi Valencia, ia memungut pakaiannya yang tergeletak di bawah dan langsung memakainya satu persatu.

"Maafkan aku" ucap Vionel ketika ia selesai menggunakan pakaiannya, pria itu berbalik untuk melihat Valencia yang sudah bersandar di ujung ranjang sambil menutupi tubuhnya dengan selimut

"Bagaimana keadaanmu? Apa sudah lebih baik?"

Valencia mengangguk, meskipun masih sedikit merasakan nyeri pada tubuhnya "Apa.. " Valencia tampak ragu untuk menanyakannya, tapi saat melihat wajah Vionel yang tampak tenang sambil menunggu, ia melanjutkannya "Apa.. kita melakukan sesuatu kemarin?" Valencia tidak tahu apa yang terjadi karena ia tidak sadarkan diri

"Tidak" Vionel mengerti apa yang di pikirkan wanita itu "Tubuhmu sangat dingin di tambah dengan bajumu yang basah jadi aku membukanya agar kondisimu tidak bertambah buruk" Vionel menunduk "Maafkan aku"

Valencia mengangguk mengerti
"Terimakasih"

Mendengar ucapan terimakasih Vionel mengangkat wajahnya dan menatap mata indah Valencia

"Terimakasih karena telah menyelamatkanku" ucap Valencia

Vionel tersenyum "Kau mengatakan jika aku membiarkanmu tenggelam, kau tidak akan memaafkanku."

"Tapi aku sudah tenggelam"

"Maafkan aku" Vionel benar-benar merasa bersalah. Ia berjalan mendekat kearah Valencia dan duduk di sebelahnya "Aku sangat khawatir ketika melihat keadaanmu. Apa kau benar baik-baik saja sekarang?"
Vionel menyentuh dahi Valencia merasakan suhu tubuhnya, wajah wanita itu masih tampak sedikit pucat

"Aku merasa lebih baik" ucap Valencia menunduk sambil merapatkan selimutnya, ia merasa malu mengingat pria ini kemarin melihat seluruh tubuhnya
"Apa gaunku sudah kering?"

Vionel langsung berdiri, ia mengambil gaun Valencia yang kemarin sempat ia gantung di sebelah perapian
"Sedikit kering" ucapnya sambil menyerahkan gaun itu "Tapi mantelmu masih basah"

"Tidak apa-apa" ucap Valencia, ia menatap Vionel seolah memberi isyarat yang langsung di mengerti pria itu

"Aku akan memeriksa keadaan di luar" ucap Vionel langsung berbalik meninggalkan Valencia

Setelah beberapa saat Vionel akhirnya kembali ke dalam kamar, ia melihat Valencia sudah menggunakan gaunnya dan duduk di atas ranjang

"Salju masih berjatuhan, apa kita akan melanjutkan perjalanan?"

"Rumah siapa ini?" Tanya Valencia ia mengelilingi ruangan itu dengan matanya

"Aku tidak tahu, rumah ini kosong, sepertinya sudah di tinggalkan pemiliknya tidak lama ini"

Valencia hanya mengangguk tampak mengerti

"Apa kita akan kembali sekarang?"
Tanya Vionel

Valencia lagi-lagi mengangguk "Aku lapar"

Vionel tersenyum "Baiklah, ayo kita kembali"

*****†*****


Tyndomére EclipseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang