Demi Tuhan, demi masa lalu Vionel Dhaupin, demi whiskey-whiskeynya yang di habiskan oleh penjaga toko. Valencia merasa lebih baik dirinya berjalan kaki saja, dari pada harus menunggangi kuda bersama pria bermata emas ini. Valencia benar-benar merasa lehernya sakit sekarang karena terlalu tegang fokus ke depan, ia tidak bisa menoleh sedikitpun. Wajah pria itu berada tepat di sebelah Valencia, bahkan sesekali pria itu akan menyandarkan dagunya pada pundak Valencia
Terkutuk!
Bahkan hembusan nafas pria itu terasa seperti menggoda di leher Valencia membuatnya merinding. Tangan kiri pria itu berada di atas perut Valencia memeluknya kuat dengan tongkat yang juga ia pegang disana. Valencia merasa tubuh pria itu sangat kaku untuk dijadikan sandaran, bukan nyaman yang ia dapatkan sekarang melainkan keadaan yang menyiksanya sepanjang perjalanan yang cukup jauh.
Sesekali Vionel akan melirik kearah mereka dan terbatuk, tapi Sorazen dengan sengaja mempererat pelukannya pada pinggang Valencia dan mencondongkan tubuhnya kedepan agar menempel dengan wanita itu
Valencia ingin berteriak kenapa dirinya harus berada di dimensi ini, berada di tengah-tengah dua pria ini. Aku memilih Vionel Dhaupin! Aku lebih terbiasa dengannya
Valencia menghembuskan nafasnya kasar, menahan emosi yang membuat lehernya semakin sakit.
Sorazen diam-diam menyunggingkan senyumnya, ia dengan sengaja mencondongkan tubuhnya ke depan
"Kau merasa senang seperti ini?" Bisik Sorazen tepat di telinga Valencia, bibir pria itu dengan sengaja menyentuh telinga Valencia membuat tubuhnya meremang
Tanpa sengaja tangan Valencia meremas tangan pria itu yang melingkar di perutnya, membuat Sorazen kembali menarik sudut bibirnya
Valencia memejamkan matanya berusaha menahan emosi dan hal aneh yang menjalar dari ujung kaki hingga ujung rambutnya
Senang katanya?
Valencia menggertakkan giginya tampak berpikir mempertimbangkan bagaimana jika dirinya menggulung pria di belakangnya ini dengan angin saja agar sakit lehernya tidak merambat ke kepala
"Aku tau kau sangat menyukai posisi ini" bisik Sorazen lagi dengan menekankan kata 'sangat'. Pria itu melirik ke arah Vionel yang juga melihat kearahnya
"Tolong jauhkan kepala anda Yang Mulia" sahut Valencia akhirnya setelah berpikir jahat yang akan merugikan dirinya sendiri
Sorazen kembali menarik sudut bibirnya hingga taringnya mencuat
"Aku tahu kau tidak sabar menjadi ratuku, tunggu sebentar lagi kita akan sering melakukan ini"
Valencia benar-benar ingin menarik seluruh atmosfer yang ada di dimensi ini, rasa sakit lehernya benar-benar sudah mencapai ubun-ubun
Tidak sabar? Tidak sabar dari sudut mana?. Benar, aku tidak sabar menggulungmu dengan tornado!
Valencia ingin berteriak, tapi ia menahannya dengan menggigit bibir bawahnya.
*****
Di sisi lain istana Tyndomére, seseorang tampak berdiri di koridor yang terbuka, memandang sisi halaman istana yang tampak megah.Seorang pria berjalan tergesa-gesa kearah seseorang yang berdiri sendiri di koridor istana.
"Tuanku" ucap pria yang baru saja datang
"Kau baru saja tiba?"
"Benar Tuanku"
"Apa yang bisa aku dengar?"
"Wanita itu... " Pria itu diam tampak berpikir bagaimana mendeskripsikannya "Sebenarnya, wanita itu mencari raja Tyndomére. Ada pertempuran yang terjadi dengan Yang Mulia raja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tyndomére Eclipse
FantasyKejadian yang bermula saat Valencia berusia 13 tahun dimana gadis kecil itu bisa mengendalikan angin bahkan dengan lambaian tangannya gadis itu bisa menciptakan badai. Tidak hanya itu Valencia bahkan bisa melihat masa depan seseorang yang berada di...