Hamparan salju kini sudah memenuhi jalan yang di lalui Valencia dan Vionel. Banyak orang yang tampak beraktivitas di luar sedang melakukan transaksi dan beberapa anak kecil tampak bermain saling melempar bola salju. Vionel terus memacu kudanya menuju pusat ibu kota, karena melihat wajah pucat Valencia dan suhu tubuhnya yang sama dengan dingin salju akhirnya Vionel membawanya menuju rumah paman Braff yang berada di dekat perbatasan ibu kota, akan memakan waktu lebih banyak jika harus menuju istana sekarang, ia takut Valencia tidak akan kuat menahan salju yang terus turun mengenai tubuhnya.
Banyak orang yang melihat ke arah Valencia karena wanita itu tampak seputih salju mulai dari rambutnya dan kulitnya yang sama persis, jika wanita itu berdiri di sebelah tumpukan salju maka Orang-orang mungkin akan mengiranya boneka salju. Valencia terus menggertakkan giginya karena merasa kedinginan, dingin itu bahkan berasal dari dalam tubuhnya yang tidak cukup ia hangatkan dari luar menggunakan mantel yang di belikan oleh Vionel saat mereka memasuki desa yang cukup ramai, dinginnya bahkan membuat tulang-tulangnya terasa nyeri.
Vionel tidak pernah melepaskan pelukannya dari tubuh Valencia, ia terus memacu kudanya dengan cepat agar salju tidak terus mengenai Valencia.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Vionel karena merasakan tubuh Valencia yang bergetar
"Dingin" jawab Valencia dengan suara yang juga sama bergetar
Vionel merapatkan pelukannya"Bertahanlah, sebentar lagi kita sampai"
Valencia hanya mengangguk ia terus mencengkram erat tangan Vionel yang melingkar di atas perutnya.
Ketika melihat bangunan yang sangat familiar itu Vionel langsung menarik pelan kudanya. Pria itu langsung melompat turun dan mengulurkan tangannya pada Valencia membantunya untuk turun, pria itu langsung mengetuk pintunya sambil tangan kirinya memeluk Valencia.
"Tuan Muda" ucap Braff dengan raut terkejut, setelah kejadian dimana Valencia di bawa ke dalam istana tuan mudanya juga tidak pernah kembali. Pria paruh baya itu beralih melihat ke arah sebelah Vionel "Nona"
Vionel tanpa berbicara lagi langsung menerobos masuk membawa Valencia.
"Paman siapkan perapian di kamarku"Braff yang masih termangu dan ingin bertanya langsung diam ketika melihat wajah pucat Valencia
"Baik tuan Muda" jawabnya dan langsung pergi dengan cepatVionel langsung membawa Valencia menuju kamarnya menyusul Braff yang lebih dulu pergi menyiapkan kamarnya
Saat melihat pria paruh baya itu sedang menghidupkan api, Vionel menarik kursi meletakkannya di depan perapian
"Duduklah disini" ucap Vionel saat api itu sudah menyalaValencia langsung mendekat dan duduk disana, suhu panas dari api itu membuatnya merasa lebih baik.
"Paman tolong buatkan teh dan bawakan kami makan"
Braff yang sebenarnya akan bertanya tentang keadaan nonanya itu kini lagi-lagi di buat terdiam saat Vionel langsung memerintahkannya, tapi dirinya tidak menolak sama sekali.
"Baik tuan Muda"
Setelah beberapa saat akhirnya Braff datang membawa nampan berisi potongan roti dan daging dan semangkuk sereal dengan secangkir teh, ini masih pagi tentu saja makanannya tidak terlalu berat
"Silahkan nona dan tuan muda" ucap Braff sambil meletakkannya di atas meja "Apa nona sedang sakit?" Tanyanya pada Valencia
"Aku hanya kedinginan paman"
"Saya telah membuatkan anda teh dari rempah itu bisa menghangatkan tubuh saat musim dingin seperti ini"
"Terimakasih paman"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tyndomére Eclipse
FantasyKejadian yang bermula saat Valencia berusia 13 tahun dimana gadis kecil itu bisa mengendalikan angin bahkan dengan lambaian tangannya gadis itu bisa menciptakan badai. Tidak hanya itu Valencia bahkan bisa melihat masa depan seseorang yang berada di...