Di ruangan pertemuan istana yang bernuansa putih dan emas, Sorazen duduk di kursi kebesarannya dengan di dampingi oleh Edwin yang berdiri di sebelahnya. Sedangkan Vionel di beri hak istimewa duduk berdampingan dengan Perdana Menteri Wilton.
Semua orang yang berada disana di buat tidak mengerti dengan keadaan saat ini, bagaimana bisa Vionel Dhaupin memasuki ruang tahta
Sorazen menatap wajah-wajah pejabat istana yang seperti menahan sembelit, pria itu tersenyum merasa suasana hatinya sangat baik
"Aku ingin bertany " Sorazen sengaja menjedanya, tentu tidak ada yang akan berani menyela "Apa di antara kalian ada yang tahu siapa pemilik segel resmi militer kerajaan?"
Semua orang saling pandang, kecuali Perdana Menteri Wilton yang hanya tersenyum"Tentu saja Archduke Verozen Yang Mulia" jawab Albertus yang berani mengutarakan pendapatnya pertama
"Kau benar"
Sorazen menarik sudut bibirnya membuat orang lain yang berada disana tidak mengerti apa tujuan pembicaraan yang tiba-tiba ini
"Apa kalian tahu siapa yang membawa segel itu sekarang?"
Semua orang kembali saling pandang mengisyaratkan satu sama lain. Sedangkan mata Sorazen beralih menatap Duke Geoffrey yang hari ini muncul di istana
"Bukankah anda yang membawanya Yang Mulia?" Tanya Dimitri ragu
Tentu saja itu memancing Duke Geoffrey karena pria itu sebenarnya yang seharusnya juga mewarisi segel itu karena berhasil mengambil alih kastil Varóus
"Aku?" Tanya Sorazen dengan sedikit nada main-main "Aku bahkan tidak pernah menyentuhnya"
Tidak ada yang berani menjawab saat melihat taring Sorazen mencuat
"Tidakkah kalian dapat menebaknya?" Tanya Sorazen lagi
Semua mata memandang ke arah Vionel yang duduk sambil memejamkan matanya seolah tidak peduli pada orang di ruangan ini.
Ada enam pejabat istana yang hadir hari ini, beberapa orang tampak berpikir, apa ini ada hubungannya dengan kedatangan Vionel Dhaupin? Bukankah mereka berkumpul karena sepakat akan membahas kejadian tempo lalu dan perang yang kemarin di lakukan rajanya hingga meninggalkan istana
Sorazen tersenyum licik ketika berhasil membuat wajah pejabatnya terpelintir karena berpikir
"Kami tidak tahu Yang Mulia, seingat kami raja Senozen sempat membawanya" jawab Count Hasberg, pria itu melirik Perdana Menteri yang diam sedari tadi
"Sayang sekali, yang membawanya adalah pewaris sah Archduke Verozen"
Semua mata memandang Rajanya tidak percaya, pewaris sah Archduke Verozen itu berarti putranya sendiri, dan siapa putranya? Vionel Dhaupin!
Jadi selama ini mereka tersesat mengira segel itu berada di tangan Rajanya dan memberi hak kuasanya kepada Edwin. Siapa yang menyangka ternyata Vionel Dhaupin yang benar-benar membawanya. Bukankah itu berarti kehormatannya kembali?
Duke Geoffrey memandang kearah Vionel yang masih memejamkan matanya sama sekali tidak terganggu dengan ucapan Sorazen, ada tatapan rumit di matanya saat memandang Vionel yang kini datang memasuki ruang tahta. Apalagi dengan pernyataan yang di lontarkan Sorazen, perasaannya mendadak tidak enak
"Jadi aku mengumumkan kepada kalian semua, mulai hari ini Vionel Dhaupin akan tinggal di istana bersamaku. Ini bukan lagi masa pemerintahan ayahku, kalian tahu bukan apa arti dari segel itu?"
Semua orang mengangguk patuh menjawab pertanyaan Sorazen, tentu saja mereka tahu arti segel itu, kekuasaan sebagai pemimpin militer tertinggi, bukan hanya sebatas segel melainkan orang yang membawanya adalah pewaris sah keturunan langsung pemilik segel itu sendiri, tidak ada yang bisa membantahnya. Itu sudah tertulis di arsip kerajaan

KAMU SEDANG MEMBACA
Tyndomére Eclipse
FantasyKejadian yang bermula saat Valencia berusia 13 tahun dimana gadis kecil itu bisa mengendalikan angin bahkan dengan lambaian tangannya gadis itu bisa menciptakan badai. Tidak hanya itu Valencia bahkan bisa melihat masa depan seseorang yang berada di...