33

2.3K 262 5
                                    

Valencia berjalan mengekori Sorazen, ia tertarik ketika mendengar kepala pelayan itu mengatakan bahwa orang yang waktu ini ia lempar menggunakan bilah angin sudah sadar.

Sorazen berhenti tapi ia tidak berbalik, ia tahu sepertinya wanita itu mengikutinya.

"Apa yang ingin kau lakukan?"

Valencia berhenti di sebelah pria itu
"Membantumu"

"Apa yang bisa kau bantu?"

Valencia terdiam. Apa yang bisa dirinya bantu? Lebih tepatnya apa yang bisa ia katakan untuk menjelaskan yang ingin ia lakukan

"Memanggil ingatannya?" Jawab Valencia ragu

Sorazen menatap Valencia ragu, pria itu mengerutkan keningnya

"Maksudku jika orang itu tidak mau mengatakan apapun, aku bisa membantumu dengan memanggil ingatannya"

"Bagaimana caranya?" tanya Sorazen, ini pertama kalinya ia mendengar hal seperti ini. 

Bagaimana caranya? Entahlah Valencia juga tidak tahu, hanya saja dirinya bisa melakukan itu, apa itu bisa di katakan bakat?

"Sihir?" Valencia tidak yakin jika itu adalah sihir

Sorazen tampak berpikir tidak yakin. Apa ada sihir seperti itu? Tapi ia juga tidak tahu bagaimana sihir itu bekerja

"Baiklah" ucapnya pada akhirnya, ia melanjutkan langkahnya menuju penjara bawah tanah.

Sudah dua hari tahanan itu tidak sadarkan diri dengan banyak luka lebam di tubuhnya, bahkan ada luka sayatan tipis di dadanya, kesatria yang membawanya tidak yakin bagaimana wanita yang berada di medan pertempuran itu bisa melukainya dengan angin, bahkan bisa merobohkan dua pohon.

Pasukan elite kerajaan yang saat itu menjadi saksi tidak bisa tidak merasa ngeri bercampur kagum kepada wanita yang di kabarkan merupakan calon ratunya itu,  mereka juga akhirnya melihat penyihir di depan matanya

"Salam Paduka Yang Mulia" ucap dua pria penjaga tahanan itu saat melihat Sorazen datang mendekat, mereka juga mengangguk canggung kepada wanita yang di belakang Rajanya, tidak yakin apa tujuan Rajanya mengajak wanita ke penjara bawah tanah

Seharusnya Sorazen tidak perlu turun tangan langsung, tapi karena Edwin tidak ada di istana, ia sendiri yang akan 'menyapa' tahanannya.

Kata menyapa untuk Sorazen kepada tahanan kerajaan bermakna bersenang-senang. Jika dirinya turun tangan langsung, ia tidak berminat mendengarkan omong kosong dari mulut menjijikan itu, Sorazen lebih senang langsung bermain dengan menyayat lehernya perlahan. Tapi karena Valencia dirinya akan bermurah hati beramah tamah memberi sambutan.

Seorang pria terduduk di sudut ruang penjara sambil menundukkan kepalanya, saat mendengar kata 'Yang Mulia ' pria itu langsung mengangkat kepalanya melihat ke arah Sorazen dengan tatapan tidak suka, tapi anehnya juga ada ketakutan ketika mata emas Sorazen yang memiliki pupil vertikal menatapnya dengan tajam.

Sorazen melirik pedang yang tergantung di baju zirah kesatria yang menjaga tahanan ini, tangannya merasa gatal untuk melakukan sambutan, ia ingin mendengarkan suara teriakan kesakitan yang membuatnya merasa senang.

"Aku tidak suka berbasa-basi, jadi katakan siapa yang menyuruhmu"

Pria itu diam membisu tidak ingin membuka mulutnya

"Sepertinya kau lebih suka bermain lebih dulu, aku akan dengan senang hati mengeluarkan lidahmu"

Sorazen mengulurkan tangannya ke arah kesatria di sebelahnya, memberi isyarat agar menyerahkan pedangnya

Tyndomére EclipseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang