29

2.5K 282 12
                                    

Sorazen tidak pernah melepaskan genggaman tangannya pada tangan Valencia, pria itu mengajak Valencia menuju kamarnya yang akhir-akhir ini di tempati wanita itu di dalam istananya. Sorazen dengan sengaja mengabaikan semua orang tadi saat turun dari kuda, ia harus lebih dulu menyelamatkan Valencia dari jangkauan Vionel Dhaupin, ia tidak mau sakit mata lagi melihat aksi sepupunya itu. Sorazen sepertinya harus menekankan kembali jika Valencia adalah calon ratunya.

"Apa yang akan anda lakukan Yang Mulia?" Tanya Valencia ketika melihat pria itu juga masuk ke kamarnya dan meminta penjaga di depan mengunci pintunya

"Bersenang-senang" jawab Sorazen tak acuh

Pria itu berjalan mendekat ke arah Valencia yang duduk di ranjang kebesarannya. Sorazen menarik sudut bibirnya melihat pakaian yang di gunakan wanita itu

"Kira-kira apa yang ingin aku lakukan?" Tanya pria itu yang sudah berdiri di depan Valencia, bahkan kakinya sudah menempel pada lutut Valencia

Valencia ingin menarik kakinya dan mundur perlahan, tapi posisinya yang duduk di atas ranjang, bukankah akan memudahkan pria itu?

Sorazen menarik dagu Valencia, membuat wanita itu mendongak dan benar-benar menatapnya. Mata emas dengan pupil vertikal itu menatap lekat manik mata Valencia yang memiliki warna unik. Sorazen merasa dirinya benar-benar menyukai mata wanita ini

"Siapa kau sebenarnya?"

Valencia tidak menyangka pria itu akan menanyakan itu, ia pikir pria itu akan melakukan aksi yang membuatnya kejang-kejang

Tatapan Sorazen tajam, penuh dengan ancaman. Jika di lihat pria itu seperti binantang buas yang akan memangsa Valencia di detik berikutnya. Tapi anehnya Valencia tidak takut sama sekali, melainkan ia menyukai mata Sorazen yang seperti ular. Ingin rasanya Valencia menaburkan garam pada mata itu

"Jika aku mengatakan yang sebenarnya, apa anda percaya?"
Sorazen menaikkan sebelah alisnya

"Katakan"

"Aku bukan berasal dari sini" Valencia terdiam sebentar saat melihat Sorazen mengerutkan keningnya "Maksudku, aku berasal dari dunia yang berbeda"

"Dunia seperti apa yang kau anggap berbeda?"

Valencia terdiam, ia tampak berpikir. Dirinya hanya hidup di pedalaman desa Drummuir saat beranjak dewasa. Tidak banyak yang ia ketahui tentang wilayah itu ataupun kota kelahirannya.

"Di duniaku, semuanya sudah maju. Tidak ada perang, meskipun duniaku menganut sistem monarki yang juga di pimpin raja atau ratu, tapi setiap wilayah memiliki pemerintah daerahnya masing-masing, tidak ada raja atau ratu yang turun tangan langsung seperti disini"

"Bagaimana itu di lakukan?"

"Aku tidak tahu" jawab Valencia karena dirinya benar-benar tidak tahu. Yang ia tahu dan dirinya ingat walikota tempat kelahirannya adalah pemerintah paling kejam

"Dunia apa yang kau maksudkan?"

"Dunia yang berada di dimensi yang berbeda, dunia yang menganggap diriku adalah penyihir yang harus di musnahkan"

"Jadi kau mengakui dirimu adalah penyihir?" Ada senyum main-main di wajah Sorazen

Valencia mengangguk ragu. Tapi bagaimanapun mau tidak mau dirinya memang mengakui itu juga.
Jika tidak, dirinya harus di sebut apa?

"Bukankah disini penyihir di anggap biasa?" tanya Valencia

"Siapa yang mengatakannya?"

Valencia terdiam, jadi tidak biasa? Apa Vion membohonginya?

Tyndomére EclipseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang