10.

4.3K 392 1
                                    

Semburat jingga yang hampir menghilang masih menghiasi langit yang terlihat di antara celah rimbunnya pepohonan, dua orang masih berdiri saling menatap satu sama lain di dalam keheningan hutan Ryön, ketidak percayaan dan keraguan ada di sorot mata Vionel

"Siapa kau sebenarnya?" Tanya Vionel pada akhirnya

"Apa kau takut denganku?" Tanya Valencia, wanita itu bertanya bukan menjawab pertanyaan Vionel

Tidak ada jawaban, pria di depannya hanya terdiam, Vionel teringat akan kata-kata Valencia sebelumnya 'aku tidak yakin siapa yang akan takut di antara kita' kini pria itu mengerti dari maksud wanita itu

"Tidak.... " Ucap Vionel akhirnya setelah lama terdiam

Valencia berjalan mendekat ke arah pria itu
"Aku bukan penyihir, tapi orang-orang di duniaku mengatakan aku penyihir karena bakat ini"

Vionel masih terdiam ada banyak hal yang ia pikirkan sekarang, berusaha menepis semua pikirannya pria itu akhirnya berjalan ke arah kudanya

"Ayo naik" ucap pria itu setelah berada di atas kuda dan mengulurkan tangannya kepada Valencia, bagaimanapun wanita itu ia sudah memilih keputusannya

Valencia menatap mata Vionel dan pria itu hanya tersenyum.
Ada banyak hal yang mereka pikirkan, keraguan, ketakutan bercampur di dalam hati keduanya

Akhirnya Valencia menerima uluran tangan itu dan langsung naik ke atas kuda, Vionel memacu kudanya menuju utara dimana rumah kecil di tengah hutan itu terletak

"Aku bisa mengendalikan angin dan melihat masa depan seseorang" ucap Valencia memecah keheningan di antara mereka

Vionel hanya terdiam mendengarkan wanita itu berbicara, Vionel tidak takut hanya saja ia tidak percaya ketika melihat seseorang benar-benar bisa melakukan itu di depan matanya

"Keanehan ini adalah kutukan menurutku karena setiap orang yang tahu tentang hal ini menganggapku penyihir dan harus di musnahkan karena berbahaya" lanjut Valencia

"Aku tidak menganggapmu berbahaya, hanya saja ini pertama kalinya aku melihat hal ini di depan mataku, penyihir di tempat ini bukanlah hal yang tabu, hanya saja itu legenda"

"Legenda?" Tanya Valencia

"Aku pernah mendengarnya ada satu penyihir yang tinggal di gunung Estróvia tapi pada akhirnya penyihir itu milik kerajaan Dravórdi"

"Apa dia sepertiku?"

"Aku tidak tahu pasti, penyihir di anggap langka dan itu membuat kerajaan yang memilikinya menjadi semakin kuat, karena penyihir di anggap pelindung"

"Kenapa perasaanku semakin tidak enak? Sepertinya aku akan di buru jika banyak orang yang mengetahui ini"

Jika di dunia ini juga ia akan di buru apa bedanya dengan di dunia sebelumnya, bukankah ini juga bahaya?

"Kemungkinan besar iya, jika kau menunjukkan kemampuanmu di depan banyak orang"

"Aku tidak berniat menunjukannya jika tidak dalam keadaan mendesak seperti tadi"

"Kau harus berhati-hati, aku akan menjagamu" ucap Vionel menenangkan Valencia tapi langsung di tatap oleh wanita itu

"Kau tidak berniat membunuhku bukan?" Tanya Valencia, ia menolehkan wajahnya untuk melihat mata Vionel di belakangnya

"Tidak... " Jawab pria itu mengalihkan pandangannya

"Benarkah? Aku melihat kau dengan santainya membunuh orang" 

Pria itu menatap lurus ke depan sambil menghentakkan tali pada kudanya

"Aku pernah berada di medan perang, jadi itu hal yang biasa untukku"

Dari sela pepohonan terlihat rumah tua sederhana yang terbuat dari kayu masih berdiri kokoh hanya penerangan alami ada di hutan itu, ketika mereka tiba dirumah itu sudah gelap

"Ayo turun" ucap Vionel kepada Valencia

Wanita itu turun perlahan setelah di bantu Vionel
"Sepertinya hidup di dunia ini penuh dengan perang dan pembunuhan" ucap Valencia dengan suara pelan yang masih bisa di dengar Vionel

"Begitulah kerajaan, siapa yang kuat ialah yang bertahan"

Vionel berjalan ke arah samping rumahnya membawa kudanya, sedangkan Valencia masih berdiri mematung di depan rumah yang gelap gulita

"Bisakah kau mengajarkanku bertarung?" Tanya Valencia kepada Vionel yang masih mengikat kudanya pria itu masih terdiam

"Jika suatu hari terjadi sesuatu, aku tidak ingin menggunakan kekuatan ini secara langsung" lanjut Valencia, bagaimanapun itu akan memiliki resiko, tapi siapa yang tahu masa depan jika ada kemungkinan hal yang mendesaknya

Vionel berdiri menatap Valencia dari samping "Aku akan mengajarimu" pria itu langsung berjalan menuju rumahnya

"Ayo masuk, istirahatlah" pria itu membuka pintu dan mulai menyalakan lentera

Sekitar tengah malam dimana bulan menggantung di atas langit dengan sinar yang terang, menerangi hutan Ryön dan pantulan sinarnya masuk di antara celah jendela menerangj kamar dimana Valencia meringkuk di atas kasur kecil. Wanita itu tidur dengan gelisah, keringat dingin membasahi pelipisnya, suara isakan tangis terdengar di ruangan itu.
Vionel duduk di sebelah wanita itu yang sedang tertidur dengan air mata yang mengalir membasahi pipinya, pria itu mengusap air mata Valencia dan berbisik

"Valencia... "

Wanita itu membuka matanya ketika merasakan sentuhan di wajahnya
Melihat wajah Vionel yang berada di atasnya, wanita itu tersentak dan langsung bangun

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Valencia yang sambil mengusap wajahnya dengan nafas terengah-engah

"Kau bermimpi buruk?"

Valencia menarik nafasnya dan menghembuskan perlahan
"Mimpi yang selalu hadir dan terus menghantuiku tidak bisa dan tidak akan pernah aku lupakan"

"Mau bercerita?" Tanya Vionel sambil mengusap tangan wanita itu untuk menenangkannya

"Setiap kali aku menggunakan kemampuan ini..... Aku akan bermimpi tentang orang tuaku dimana aku terakhir kali melihatnya yang di bakar hidup-hidup karena telah melahirkan penyihir sepertiku" ucap Valencia yang menunduk menyembunyikan air matanya yang terus mengalir

Vionel menarik dagu wanita itu hingga membuatnya mendongak melihat dirinya, pria itu mengusap air mata yang membasahi pipinya. Ada rasa asing yang menjalar di hatinya

"Kau memiliki aku sekarang yang akan menjagamu, kau bukan satu-satunya orang yang kehilangan orang tua"

"Aku merasa ini kesalahanku, aku membenci diriku sendiri karena memiliki kemampuan ini" tangisan wanita itu kian menjadi isakan

Vionel menarik tubuh wanita itu ke pelukannya
"Jangan menyalahkan dirimu.... Kau harus bersyukur memiliki anugerah itu"

"Tapi.... Karena ini mereka harus kehilangan nyawanya"

"Tidak semua hal bisa kita kehendaki dengan keinginan kita, penyesalan akan selalu ada dan rasa bersalah, tapi ingatlah mereka melakukannya demi melindungimu" pria itu mengusap rambut Valencia merasakan wanita itu masih menangis

"Tidurlah... " Ucap Vionel kepada Valencia yang masih ada di pelukannya

"Aku takut... " Ucapnya dengan suara lirih

"Tidak apa-apa, aku disini bersamamu"

Wanita itu perlahan melepaskan pelukannya mata sembabnya menatap Vionel dengan lekat

"Tidurlah.... aku disini "

 
Wanita itu merebahkan kembali tubuhnya, kembali menatap Vionel "Kau tidak akan pergi? "

" Tidak "

 
Melihat mata sembab wanita itu yang mulai terpejam Vionel akhirnya merebahkan tubuhnya di sebelah wanita itu.

Aku akan menjagamu janjinya pada dirinya sendiri

*****†*****


Tyndomére EclipseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang