04

71 14 3
                                    

Setelah melakukan pertemuan dengan pihak Hose Group, selanjutnya Nayeon pergi ke rumah neneknya. Kebetulan malam ini beberapa kerabatnya juga tengah mengunjungi sang nenek.

Sesampainya disana Nayeon langsung memeluk ibunya yang tengah duduk di ruang keluarga.

"Ibu..."

"Bagaimana keadaanmu?" tanya sang ibu.

"Baik. Ibu juga kan?"

"Tentu saja. Setiap hari ibu kan selalu meminum suplemen yang kau kirim"

"Nay, suamimu tidak ikut?" tanya salah satu bibinya, bibi ketiga.

"Tidak. Dia sedang mengantar ibunya ke Suwon"

"Kenapa kau tidak ikut kesana?

"Karena diakhir pekan ini aku memiliki pekerjaan yang harus dilakukan. Ini baru saja selesai,  setelah itu aku langsung kesini" jawab Nayeon.

"Oh iya Nay. Kau sering bertemu dengan Seokjin kan. Apa kau mengetahui sesuatu?" tanya bibi pertama. Dia adalah kakak ipar ibu Nayeon.

"Se-suatu bagaimana?" tanya Nayeon kebingungan.

"Wanita. Bibi mu itu sedang mengkhawatirkan putranya yang tak kunjung mengenalkan seorang wanita" tutur ibu Nayeon untuk memperjelas.

"Jangan-jangan seokjin itu... tidak... nor"

Semua orang menunggu kelanjutan kata yang di ucapkan bibi ketiga. Semuanya telah berpikir yang tidak-tidak. Nayeon pun akhirnya menyangkal untuk membantu Seokjin.

"Ah... bibi tak perlu khawatir. Sepertinya kak Seokjin telah memiliki kekasih. Aku pernah melihatnya"

"Benarkah?" tanya bibi pertama.

"Ya"

"Cantik tidak?" tanya bibi ketiga.

"Kau ini" ibu Nayeon memukul lengan adiknya.

"Cantik" jawab Nayeon. Sebenarnya dia tak terlalu yakin karena dia hanya melihat sekelibat saja. Saat itu Seokjin pun menyangkalnya.

"Ibu, nenek dimana?" tanya Nayeon. Dia sedang berusaha lari dari para bibinya.

"Di kamar. Dia sedang bermain dengan cucu dan cicit nya"

"Oke, aku akan kesana"

Nayeon buru-buru memasuki kamar sang nenek.

"Hah... akhirnya" Nayeon merasa lega setelah berhasil kabur dari lingkup para bibi.

"Kau seperti berhasil keluar dari kandang singa saja" ujar nenek Nayeon yang sudah paham dengan situasinya.

"Hehehe" Nayeon tertawa dan mendekati sang nenek yang sedang bermain dengan anak dari bibi ketiga beserta anak dari sepupunya.

"Suamimu tidak ikut?"

Nayeon menghela nafas saat mendapat pertanyaan yang sama seperti pertanyaan para bibinya.

"Tidak. Dia sedang mengantar ibunya ke Suwon. Kerumah neneknya"

"Apa ibu mertuamu masih menyebalkan?" tanya nenek yang sedikit tau permasalahan Nayeon dengan keluarga suaminya. Selama ini nenek adalah orang yang selalu menjadi tempat Nayeon mencurahkan isi hatinya.

"Sifat seseorang sedikit sulit dirubah nek" Nayeon menundukkan kepalanya. Dengan gestur seperti itu bisa dibilang Nayeon telah pasrah dengan keadaan yang ada.

"Yak kenapa dulu kau mau menikah dengan pria yang masih bersembunyi di balik tubuh ibunya"

"Karena aku mencintainya. Toh yang aku nikahi bukan ibunya. Dan suamiku tak bersembunyi di balik tubuh ibunya, hanya saja ibu mertuaku yang terus ikut campur" jelas Nayeon.

𝚁𝚎𝚠𝚒𝚗𝚍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang