37

33 6 0
                                    

(...)

"Ngomong-ngomong bagaimana dengan proses perceraianmu? Kapan diputuskan bercerai?"

"Jumat depan sidang akhir" jawab Nayeon.

"Itu sebentar lagi, lalu kapan kau akan mengambil sisa barang-barangmu di rumah?"

"Mungkin rabu atau kamis. Aku akan kesana di hari akhir-akhir saja"

"Perlu bantuan?" Jungkook menawarkan.

"Tidak, aku tak mau Taehyung salah paham. Bagaimana kalau dia berpikir aku berselingkuh?" Nayeon menolaknya.

"Jawab saja 'iya'" canda Jungkook.

Nayeon menatap Jungkook tajam.

"Jangan menatapku seperti itu. Itu tak membuatku takut, kau malah membuatku ingin menciummu" ujar Jungkook sambil tersenyum.

"Ckh..." Nayeon berdecak dan mengalihkan perhatiannya dari Jungkook.

"Sayang"

Nayeon menoleh.

"Lihat, kau menengok saat aku memanggilmu sayang" Jungkook menunjukkan.

"Aku menengok karena ingin memukulmu" kata Nayeon sambil mengangkat tangannya.

"Pukul saja" Jungkook menarik tangan Nayeon. Tarikan itu membuat Nayeon terhyung mendekat ke arah Jungkook.

Setelah itu Jungkook memindahkan tangannya dan memeluk Nayeon.

"A-apa y-yang kau lakukan?" tanya Nayeon penuh kegugupan.

"Kau masih mencintaiku kan?" tanya Jungkook menatap Nayeon dalam.

"Kenapa kau terus menanyakan hal yang sama?" Nayeon balik bertanya.

"Karena kau tak pernah menjawabnya dengan benar. Ya atau Tidak"

"Kau mempercayai kata hatimu kan? Ya sudah itu jawabannya" kata Nayeon.

"Iya?" tanya Jungkook untuk memastikan kalau jawabannya 'Ya' Nayeon masih mencintainya.

Nayeon menunduk karena Jungkook terus menatapnya. Hah... dia tak kuat kalau ditatap terlalu lama.

(...)

"Boleh aku tidur disini?" tanya Jungkook. Sepertinya dia mencoba mencari peruntungan lain.

"Tidak"

"Baiklah, nanti aku pulang" Jungkook tersenyum.

"Ngomong-ngomong aku adalah seorang tamu, apa kau tidak menjamuku?" lanjutnya bertanya.

"Tadi di telfon kau mengatakan akan mengambil barang dan langsung pulang. Tapi kau malah duduk di sini"

"Eum... anggaplah tadi sebagai jamuan" tambah Nayeon tersipu malu. Jungkook tau apa yang wanita itu maksud.

"Tapi aku merasa haus" Jungkook tersenyum.

"Baiklah, aku buatkan minum. Tapi setelah itu kau pulang" Nayeon setuju dengan persyaratan.

"Ini rumahku"

"Kalau aku memintanya untukku?"

"Boleh setelah kau menjadi istriku"

Nayeon tersenyum. Selanjutnya dia bangkit untuk membuatkan Jungkook minum. Tanpa diperintah Jungkook menyusul Nayeon ke dapur.

"Kenapa kesini? Duduk saja di sana" suruh Nayeon yang melihat Jungkook mendekat.

"Tapi aku ingin selalu dekat denganmu" Jungkook membuat pengakuan sembari meraih pinggang Nayeon.

"Katanya kau haus" Nayeon menggerutu.

"Memang. Tapi kau bisa membuat minuman dengan aku memelukmu kan?"

"Ish... kau ini" wanita itu berdecak, namun tak kesal.

"Kau ingin minum apa?" lanjut Nayeon bertanya.

Jungkook membuka counter atas dan mengambil kopi kesukaannya. Itu memang kopi milik Jungkook.

"Ini"

"Baiklah, akan aku seduhkan" Nayeon mengambil kopi itu dari tangan Jungkook.

"Besok ajaklah Seyeon kesini" suruh Nayeon sambil membuka kemasan kopi.

"Okey, tapi..." Jungkook mengetuk-ngetuk pipinya.

"Hah... kau membuatku berselingkuh" desah Nayeon yang selanjutnya berjinjit untuk mengecup pipi Jungkook.

"Perceraianmu akan di kabulkan dalam waktu dekat, jadi itu tak apa-apa"

"Hah... Bagaimana ini. Aku masih mencintainya"

"Suamimu?"

Nayeon mengangguk.

"Katanya kau mencintaiku?"

"Ya, tapi aku juga masih mencintainya"

"Jadi selama ini kau mencintai dua pria. Woah... kau kelinci betina yang nakal"

"Kalau saat itu aku hanya boleh mencintai satu pria tentu saja itu Taehyung, karena dia suamiku"

"Ya ya ya. Setelahnya hanya aku. Kau tak boleh mencintai pria lain"

"Kopimu sudah jadi" ujar Nayeon. Jungkook melepaskan pelukannya dan menerima kopi pemberian Nayeon.

"Terimakasih"

Cut

..........

Selengkapnya ada di Karyakarsa.
'Rewind 🍃37'

Lock 🔒
Only 🪙20 (kakoin)

Highlight

"Besok sidang keputusannya kan? Semangat" Jungkook menyemangati Nayeon.

Wanita itu hanya tersenyum tipis.

"Oh iya, sebelum pergi ke luar kota kau harus menjenguk putramu dulu. Katanya kau belum menjenguknya yang sudah dirawat di rumah sakit berhari-hari" suruh Nayeon.

"Siapa yang menyuruhmu berbicara seperti itu? Ibuku? Ah tidak mungkin. Pasti Jimin" tebak Jungkook.

"Ya, lalu kenapa kau tak mau menjenguk anakmu? Dia sedang sakit. Sebagai seorang ayah kau harus menemaninya. Kenapa kau membedakannya dengan Seyeon?" Nayeon menggerutu.

Jungkook menghela nafas. Dia lelah terus disalahkan semua orang.

"Dia bukan anak biologisku" tutur Jungkook. Ya, pada akhirnya dia berbicara jujur pada seseorang. Dan itu Nayeon.

"Ap-pa maksudmu?"

....

16 - 09 - 23

𝚁𝚎𝚠𝚒𝚗𝚍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang