53

34 8 4
                                    

Beberapa bulan kemudian.

Pernikahan Jungkook dan Nayeon benar-benar sedang diuji. Jika Jungkook tak sabar mungkin dia sudah mencari hiburan di luar.

Bagaimana tidak? Sampai sekarang Nayeon selalu menolak apa yang dibutuhkan pria itu. Istrinya beralasan masih berduka.

Jungkook sempat berpikir, apakah dia yang sangat jahat atau Nayeon saja yang terlalu sedih?

Sebagai seorang pria Jungkook masih membutuhkan seorang istri untuk memenuhi kebutuhannya, tapi kenapa Nayeon terus seperti itu?

Beberapa hari terakhir ini wanita itu bahkan sering kali menghindari Jungkook. Biasanya saat Jungkook masuk ke kamar Nayeon akan berpura-pura tidur.

Kejadiannya hampir sama seperti saat ini. Nayeon sedang berada di dapur disaat Jungkook keluar dari kamar, saat itu juga Nayeon langsung memasuki ruang tempat penyimpanan bahan-bahan makanan yang tak mudah basi seperti beras dan yang lainnya.

Melihat itu Jungkook sengaja berdiri di depan pintu ruangan penyimpanan. Agar saat Nayeon membuka pintu langsung berhadapan dengannya.

Di posisi Nayeon, saat tak mendengar suara aktivitas di luar dia berpikir Jungkook sudah pergi ke kantor jadi dia memutuskan keluar dari tempat persembunyiannya.

Namun ternyata dugaannya salah. Saat dia membuka pintu Jungkook berada tepat di depannya. Nayeon sudah tertangkap basah, sulit untuk menghindar, jadi dia berpura-pura tak mengetahui apa-apa.

"Kenapa belakangan ini kau menghindariku?" tanya Jungkook meminta penjelasan.

"Tidak" jawab Nayeon sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Jangan mengelak, jelas-jelas kau selalu pergi atau berpura-pura tidur saat aku mendekat. Tenang saja aku tak akan memaksamu, aku tak akan memperk054mu" ujar Jungkook dengan nada menahan emosi.

"Tapi jika kau terus seperti ini jangan salahkan aku kalau aku mencari hiburan di luar rumah. Aku ingin setia, tapi jika kau terus mengabaikan aku, sepertinya sulit untukku tetap setia. Seorang pria tak seperti seorang wanita. Jika pria sedang butuh mereka harus melakukannya, kalau terus dipendam itu bisa membuat pria gila karena hasratnya tak tersalurkan dengan baik" Jungkook.

Nayeon hanya diam.

"Jadi, kau ingin aku gila atau tidak? Jika tidak pilihannya hanya ada dua. Kau yang melayaniku atau aku mencari pelayanan di luar" Jungkook mengancam.

"Jungkook, apa kau tak sedih?" Nayeon mulai mengungkit almarhum anaknya lagi.

"Jangan membuat alasan seperti itu. Tentu saja aku sedih. Aku juga berduka. Tapi orang yang masih hidup harus melanjutkan kehidupan mereka" Jungkook.

"Dulu kau pernah bertanya apa kita bisa memiliki anak lagi, tapi kalau kau terus seperti ini bagaimana bisa? Bagaimana kau bisa hamil lagi jika kau terus menghindariku" tambah pria itu sebelum pada akhirnya pergi meninggalkan Nayeon.


.
.


Di siang harinya Momo berkunjung ke tempat tinggal Nayeon. Akhir-akhir ini wanita itu memang sering berkunjung untuk bertemu dan mengisi senyuman Nayeon.

"Nay, aku akan liburan. Kau mau ikut?"

"Eum..." Nayeon tampak berpikir.

"Kalau kau meminta izin pada suamimu pasti boleh kok. Dia akan melakukan apapun asalkan kau senang" ujar Momo.

"Tak selalu begitu. Walaupun aku senang kalau dia tak menyukainya pasti akan dilarang" jawab Nayeon.

"Sebenarnya, aku sedang tak dekat dengan suamiku" Nayeon menuturkan.

𝚁𝚎𝚠𝚒𝚗𝚍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang