52

34 5 2
                                    

Jungkook meninggalkan acara yang akan dilanjutkan beberapa saat lagi. Dia menyuruh Jimin yang tetap tinggal di sana.

Dia berjalan cepat untuk sampai di mobilnya lalu kemudian memacu mobil itu dengan cepat juga.

Beberapa jam kemudian dia sudah tiba di Seoul. Dia berlari cepat dan terus terngiang perkataan ibunya.

'Jungkook. Bisakah kau pulang sekarang? Dokter ingin berbicara denganmu, sepertinya ada masalah'

Jungkook berjalan terburu-buru mencari kamar di mana Nayeon sedang di rawat.

Di luar ruangan sudah ada sang ayah.

"Ada apa ayah? Bagaimana dengan keadaan Nayeon?" tanya Jungkook khawatir.

"Kau langsung saja menemui dokter" tuan Jeon memberi saran. Jungkook mendengarkan saran dari ayahnya.

Dia menuju ruangan dokter kandungan yang biasanya memeriksa Nayeon.

Setelah mendengarkan penjelasan, beberapa saat kemudian Jungkook menuju ke ruangan istrinya sedang di rawat.

Jungkook belum masuk, dan sebenarnya tak kuat untuk masuk. Sebelum menemui sang istri dia menenangkan dirinya di luar ruangan, sambil ditemani sang ayah.

"Sabar" tuan Jeon menepuk-nepuk punggung putranya.

"Bagaimana bisa seperti ini hiks" air mata pria itu menetes.

"Tenangkan dirimu, kau harus bisa menjelaskannya pada Nayeon"

'Benar, aku harus tenang' ujar Jungkook dalam hati.

Jungkook mengatur nafasnya. Dia butuh mempersiapkan diri beberapa saat sebelum memasuki ruangan itu dan bertemu dengan Nayeon.

Saat masuk dia masih bisa mengatasinya, tapi setelah melihat tatapan Nayeon dia kesulitan menahan perasaannya.

"Kau sudah berbicara dengan dokter? Ada apa? Calon anak kita baik-baik saja kan?" tanya Nayeon penuh harap.

Jungkook memejamkan matanya berusaha membendung air mata yang mengetuk ingin keluar.

"Jungkook... jawab hiks" Nayeon menangis. Dia memiliki firasat yang kurang baik saat dokter tak mau menjelaskan dan malah ingin berbicara dengan Jungkook.

Nyonya Lee yang tadi sudah sedikit dijelaskan oleh dokter pun tak kuasa menahan air matanya.

"Ada apa?" tanya Nayeon lagi sambil menggoncang tubuh suaminya.

"Tapi janji, jangan merasa bersalah" ujar Jungkook.

"Apa itu?"

"Janin di dalam perutmu, anak kita. Huft..." Jungkook mencoba tenang di tengah suaranya yang bergetar.

"Dokter tak bisa mendeteksi detak jantungnya"

"Apa maksudnya?" Nayeon tau artinya tapi dia membutuhkan penjelasan.

"Dia meninggalkan kita" air mata Jungkook tak bisa ditahan.

Setelahnya hanya terdengar suara tangisan di ruangan itu, tuan Jeon yang tadi di luar pun kini memasuki ruangan.

'Sebelumnya saya meminta maaf karena harus memberitahu anda berita duka ini. Jantung janin di dalam kandungan istri anda berhenti berdetak. Kami tak bisa mendeteksinya. Tolong kuatkan diri anda dan juga istri anda. Tetapi janin itu tetap harus dilahirkan meskipun sudah tak bernyawa. Kami akan menunggu beberapa hari kedepan hingga istri anda siap melahirkannya'

Jungkook mengingat perkataan dokter tadi.


.
.


Di malam harinya.

𝚁𝚎𝚠𝚒𝚗𝚍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang