33

32 7 3
                                    

Masih di hari yang sama, Jumat.

Setelah memarkirkan mobilnya Jungkook langsung mengajak Nayeon turun.

"Ayo" Jungkook mengajak masuk melewati pintu depan.

Awalnya Nayeon tak yakin tapi akhirnya dia mengikuti Jungkook saja. Mereka duduk di deretan paling depan. Seyeon terlihat sesekali mengintip dari belakang panggung untuk memastikan kedatangan Nayeon. Saat melihat Nayeon melambaikan tangannya bocah itu langsung tersenyum dan tak mengintip lagi.

"Bi Dami di mana?" tanya Nayeon mencari keberadaan wanita itu.

"Di belakang. Undangannya berbintang silver, kau gold kan? Jadi duduk di sebelahku"

"Kenapa harus dibedakan seperti itu?" Nayeon merasa heran.

"Agar adil, jadi setiap wali murid duduk di area depan. Gold untuk dua orang terpenting siswa. Dan silver untuk undangan yang lain. Kalau tak di bedakan nanti satu keluarga yang datang lebih awal akan duduk di area depan semua" tutur Jungkook menjelaskan.

"Siapa yang memutuskan gold atau Silver?"

"Seyeon, siswa di beri dua bintang gold dan tiga bintang silver. Setelah itu di tempelkan di undangan kita, kau dan aku gold"

"Berarti Seyeon memberikan undangan bintang silver untuk ibunya?"

"Sepertinya Seyeon tak mengundangnya, dia sudah bisa menebak ibunya tak akan datang. Bukankah tadi aku sudah bilang kalau wanita itu tak pernah datang ke acara seperti ini"

"Lain kali kau harus memberitahu Seyeon untuk mengundang ibunya. Bagaimanapun wanita itu adalah ibu yang telah melahirkannya, urusan datang atau tidak ya terserah"

"Baik nyonya"

Mendengar panggilan 'nyonya' Nayeon tersenyum geli.

Beberapa saat kemudian Nayeon terbelalak kaget.

"Ada apa?" tanya Jungkook.

"Ada mantan istrimu, katanya dia tak akan datang?Sepertinya aku duduk di belakang saja" Nayeon semakin gugup saat melihat Sana mendekat.

"Seyeon yang menyuruhmu duduk di sampingku. Kau yang mendapat undangan bintang gold" Jungkook memberitahu.

"Tapi-"

"Tetap di sini. Aku tak mau Seyeon sedih karena ini" Jungkook mencekal tangan Nayeon yang hampir beranjak pergi.

"Ayah Seyeon" sapa Sana pada Jungkook setelah tiba di sana.

"Nayeon? Kau di sini juga?" lanjutnya bertanya.

"Ya... Seyeon-" jawab Nayeon masih mencari alasan yang tak menyakiti hati wanita itu. Nayeon takut Sana sakit hati kalau tau Seyeon malah menyuruh Nayeon duduk di depan sementara Sana tidak.

"Seyeon mengundang Seokjin, pamannya. Tapi Seokjin tak bisa datang jadi dia meminta Nayeon menggantikannya. Kau tau kalau Nayeon sepupu Seokjin kan" Jungkook mengambil alih. Dia beralasan atas nama Seyeon, padahal putrinya itu tak dekat dengan Seokjin.

"Oh... begitu" entah kenapa Sana langsung pasrah.

"Kau mendapat undangan?" tanya Jungkook merasa heran. Pasalnya dia tau kalau Seyeon tak mengundang ibunya.

"Kemarin ibumu yang memberikannya" jawab Sana.

Ah... ternyata nyonya Lee melimpahkan undangan itu pada Sana karena dirinya tak bisa datang.

"Acara hampir dimulai, silahkan cari tempat duduk yang masih kosong di belakang" suruh Jungkook kemudian.

Sana pun beranjak pergi untuk mencari tempat duduk kosong, yang kebanyakan memang di area silver zone.

"Kenapa kau berbicara begitu.... Bagaimana kalau dia tanya pada kak Seokjin?" tanya Nayeon merasa cemas.

Jungkook malah menatap Nayeon.

"Bagaimana cara wanita itu bertanya pada Seokjin?" Jungkook.

Nayeon membeku.

"A-ah... Itu... mereka pasti saling mengenal kan? Kak Seokjin kakakmu dan dia mantan istrimu..." jawab Nayeon menahan kegugupan. ‘Dia’ yang dimaksud Nayeon adalah Sana.

Jungkook masih menatap Nayeon datar, membuat kegugupan wanita itu semakin tak terkendali.

"Jangan menatapku seperti itu" kata Nayeon sambil menunduk.

Jungkook tersenyum melihat raut wajah Nayeon yang saat ini seperti anak kecil yang ketakutan.

Tak lama kemudian acara pentas pun dimulai. Nayeon yang tadinya menunduk pun langsung melihat ke depan panggung.

Ini adalah acara perpisahan Seyeon dan teman-temannya dari taman kanak-kanak. Nayeon yang baru pertama kali menghadiri acara seperti itu sejauh ini sangat menikmati. Melihat anak-anak kecil tampil begitu menyenangkan. Meskipun mereka tak profesional tapi itu yang membuat hiburan. Anak-anak lugu yang membuat kesalahan dalam gerakan tarian justru terilhat lucu.

Sampai pada akhirnya acara hampir selesai. Sekarang para murid taman kanak-kanak itu bernyanyi secara serempak sambil membawa bunga. Kali ini dua kelas di taman kanak-kanak itu tampil bersama, tak seperti tadi di bentuk group.

Meskipun banyak anak-anak yang tampil di depannya tapi fokus Nayeon hanya tertuju pada gadis kecil itu. Seyeon juga, dia hanya menatap Nayeon dan sesekali ayahnya.

Sangkin fokusnya Nayeon sampai terkaget saat anak-anak yang tampil di depan secara serempak keluar dari panggung dan mendekati kursi orang tua.

Mata Nayeon tiba-tiba berair saat Seyeon mendekatinya yang kemudian memberikan bunga.

"Untukmu" ujar Seyeon.

Tanpa berpikir panjang Nayeon menerima itu. Dia bahkan melupakan Sana yang tadi dikhawatirkannya.

"Boleh aku memeluk?" tanya Seyeon.

"Tentu" jawab Nayeon yang kemudian memeluk Seyeon, dia juga memberikan ciuman di pipi bocah itu.

"Sok bertanya, biasanya saja langsung main peluk" gumam Jungkook menyindir putrinya.

Tak lama kemudian ada peringatan agar anak-anak segera ke naik ke atas panggung lagi. Seyeon pun melepas pelukan itu.

"Terimakasih... bye" Seyeon melambaikan tangannya dan berlari ke panggung. Panggung itu hanya satu tangga saja, jadi tak tinggi.

Nayeon merasa lega. Entahlah, padahal sedari tadi tak ada yang membebaninya. Atau ada?

"Kau mau ini?" tanya Nayeon karena Jungkook terus menatapnya. Mungkin pria itu iri karena dia tak mendapat bunga.

"Tidak. Aku sudah sering mendapat bunga dari Seyeon" jawab Jungkook.

"Lalu kenapa kau menatapku? Bukankah kau cemburu karena Seyeon memberikan bunganya padaku, bukan padamu"

"Aku memang cemburu, tapi bukan karena itu" aku Jungkook.

"Terus karena apa?" tanya Nayeon.

"Berikan apa yang tadi kau berikan pada Seyeon" pinta Jungkook.

"Apa??? Aku tak memberikan apap- Ah... Tidak, enak saja" Nayeon awalnya bingung. Tapi setelah tau yang dimaksud Jungkook adalah ciuman yang tadi dia berikan pada Seyeon, Nayeon langsung menolak.

"Sebentar saja, dua detik" pinta Jungkook sembari mengacungkan dua jari tangannya.

"Tidak. Memang kau siapa sampai-sampai aku memberikan itu. Aku tak akan memberikan ciuman kepada pria asing" Nayeon.

"Aku yang sudah mengenalmu sejak di bangku kuliah masih kau anggap asing?"

"Maksudku, kita tak memiliki hubungan seperti itu. Andai saja kau seusia Seyeon" jelas Nayeon.

"Aku pasti mau menciummu saat kau memintanya" tambahnya.

"Hahh... lupakan. Itu tak mungkin" Jungkook menyerah.

Tak terasa acara telah selesai anak-anak yang tadi di belakang panggung mulai keluar untuk pulang. Kebetulan hari ini mereka tak membawa tas jadi tak perlu ke kelas untuk mengambilnya.

Seyeon langsung mendekati Nayeon, di saat bersamaan Sana juga mendekati Seyeon. Bi Dami juga.

"Seyeon" panggil Sana, dia juga menyodorkan buket berisi coklat untuk putrinya.

"Terimakasih" Seyeon menerima buket coklat itu.

"Apa kabar nyonya" sapa bi Dami pada Nayeon. Aduh... Nayeon tak enak lagi. Bagaimana kalau Sana salah paham?

"Panggil saja Nayeon bi" suruh Nayeon. Bi Dami tersenyum.

"Seyeon, ibu ingin mengajakmu ke kedai ice cream. Mau?" tanya Sana.

Seyeon menatap Nayeon, dan Nayeon mengangguk tanda Seyeon harus menjawab 'mau'. Tapi bocah itu tak mau.

Saat ini Seyeon sedang mengalami pergulatan batin. Dia tidak ingin pergi bersama ibunya, tapi Nayeon menyuruh ikut.

Apakah keputusan yang diambil bocah itu?

"Mau... tapi lain kali saja. Sekarang tidak mau" jawab Seyeon.

"Ahh... baiklah. Tapi kalau kau ingin sesuatu beritahu ibu ya. Ibu akan mengajakmu untuk membelinya" Sana.

Wanita itu terlihat menutupi kekecewaannya.

Sana sepertinya menyesal karena dulu sering mengesampingkan Seyeon untuk bekerja ataupun mengurus adik-adik bocah itu. Sekarang dia sedih karena tak bisa dekat secara batin dengan anaknya.

"Ayo keluar" ajak Jungkook.

Mereka mengangguk.

"Bi Dami, kau ingin ikut dengan kami? Seyeon ingin ke taman hiburan" tanya Jungkook.

"Tidak tuan"

"Kalau begitu aku akan mengantarmu ke rumah ibu" ujar Jungkook.

"Tidak perlu tuan, tadi pagi saya sudah izin pada nyonya besar untuk pulang ke rumah. Jadi saya sudah meminta anak saya untuk menjemput di halte bus depan" jawab bi Dami.

"Oh... begitu" Jungkook mengangguk.

"Aku juga akan menunggu taxi di halte bus depan bi, ayo kita ke sana bersama" Nayeon.

"Apa?? Tidak boleh. Tante denganku saja" Seyeon menahan tangan Nayeon. Padahal Nayeon baru berucap dan belum beranjak.

"Ayah aku mau ikut tante Nayeon" izin Seyeon pada Jungkook.

"Tadi katanya mau ke taman hiburan"

"Tidak jadi. Aku mau ikut tante Nayeon saja"

"Tidak boleh" Jungkook melarang.

"Ayah..."

"Tidak Seyeon. Kalau ayah bilang 'tidak' artinya tidak" sebenarnya alasan Jungkook melarang ya... agar Nayeon ikut bersamanya.

"Tante..." sekarang bocah itu merengek pada Nayeon.

Ya, alurnya memang seperti itu.

"Baiklah..." Nayeon mengalah.

𝚁𝚎𝚠𝚒𝚗𝚍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang