23

28 5 9
                                    

Di jam-jam terakhir toko pakaian tutup Nayeon malah masih di sibukan memilih blouse serta short skirt untuk dirinya ke kantor besok pagi.

"Bagaimana menurutmu?" tanya Nayeon pada Momo.

"Kau terlihat cantik"

"Yak! Kenapa sedari tadi jawabanmu hanya itu" ujar Nayeon sembari menaruh blouse itu di tempat semula.

"Aku bingung memilihnya. Tapi apapun yang kau pakai terlihat cantik"

"Sudah yang itu saja. Itu lebih cocok untukmu" tambah Momo menunjuk blouse yang baru saja diletakkan Nayeon.

"Baiklah yang ini" Nayeon memgambil dan memeluk stelan yang telah dipilihnya lalu ke meja kasir.

Setelah melakukan transaksi pembayaran mereka segera keluar dari toko.

"Bagaimana kalau sebelum pulang kita beli makanan dulu, aku lapar" Nayeon.

"Oke. Ayo lewat sana" Momo menunjuk jalan pilihannya.

Mereka menuju jalanan yang penuh dengan street food.

"Ayo beli eomuk" ajak Nayeon. Momo menurut.

"Imo, kami beli eomuk. Masing-masing tiga" ujar Nayeon pada bibi penjual eomuk.

"Baik, tunggu sebentar"

"Ne.."

Nayeon fokus pada eomuk yang sedang di rebus, hah dia sudah tak sabar untuk memakannya. Di sisi lain pandangan Momo mengintari area di sekitar sana.

"Nay" Momo menepuk lengan Nayeon.

"Apa?" tanya Nayeon tanpa mengalihkan pandangannya pada eomuk yang tengah di rebus di air mendidih yang meletup-letup.

"Sepertinya aku pernah melihat orang itu. Dia kenalan mu kan?"

"Siapa?" tanya Nayeon sambil mencoba mencari orang yang di maksud Momo.

"Itu, ayah dari gadis kecil yang pernah datang ke rumahmu" tunjuk.

Setelah melihat orang yang dimaksud, Nayeon langsung diam seribu bahasa. Apa Seoul itu sekecil itu sampai-sampai mereka harus bertemu lagi dan lagi.

"Mungkin hanya mirip" ujar Nayeon mencoba menghiraukan.

"Tidak. Aku tak salah lihat, itu orangnya. Ketika kau di Suwon saat nenek suamimu meninggal, dia yang sering datang ke rumahmu bersama gadis kecil itu dan juga pengasuh nya" jelas Momo.

"Ssttt... Sudah diam" suruh Nayeon.

Nayeon berusaha tak dikenali, dia memunggungi jalan.
Tetapi satu orang yang saat itu juga bersama orang yang dihindari Nayeon mengacaukan semuanya.

"Nayeon!" dia Jimin yang langsung berlari mendekati Nayeon, sementara pria satunya lagi berjalan seperti biasa.

Nayeon terpaksa tersenyum.

"Hah... kita bertemu lagi. Jika kau belum menikah sepertinya kita berjodoh" canda Jimin.

"Kau, dari mana?" tanya Jimin sembari melirik Momo.

"Membeli pakaian"

"Ckh... apa besok sudah tak ada hari lain sampai-sampai kau membeli pakaian di tengah malam seperti ini"

"Terserah aku dong. Oh iya, ini temanku, namanya Momo" Nayeon memperkenalkan Momo sekaligus untuk menghentikan topik pembicaraan.

"Oh, hai aku Jimin. Teman Nayeon yang paling manis" ujar Jimin memperkenalkan diri di imbangi dengan senyuman manis.

"Narsis" ujar pria yang berhasil menyusul mereka, dia Jungkook yang datang sembari menonyor kepala Jimin dari belakang.

"Yak! Kenyataannya memang begitu" kesal Jimin.

𝚁𝚎𝚠𝚒𝚗𝚍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang