***
"Loh Zan, kamu dah bangun? Nih sarapan. Sikat gigi dulu gih." Ujar Tiara dengan wajah full senyumnya.
Dia tak ingin Zani mengingat masalah semalam. Dia berharap sahabatnya itu melupakan kejadian semalam dan tak mengungkitnya.
"Ra, kok aku bisa di rumah ya? Kenapa kau ingetnya masih di Kafe?" Tanya Zani pada akhirnya.
Dengan muka bantal dan suara serak khas bangun tidurnya dia mencoba mengingat-ingat kejadian yang dialaminya semalam.
"Emm.. Emangnya kamu gak ingat ya Zan aku jemput kamu kesana karena kamu bilang kamu ngantuk. Aku jemput kamu pakai taksi. Terus kita pulang deh. nah di taksi kamu ketiduran tuh. Terus aku bawa kamu masuk. Berat tauk Zan ampe pegel nih badan." Bohong Tiara pada sahabatnya. Dia mencoba berakting sebaik mungkin agar Zani tidak curiga.
"Emang iya ya Ra? kenapa aku gak ingat pas kamu jemput ya?" Tanya Zani lagi masih meragukan.
"Zanika Chairisha, apakah kamu lupa bahwasanya kamu ini adalah spesies manusia pelupa di muka bumi ini? kamu aja sering lupa naro kacamata dimana padahal udah ada dimata kamu."
Zani mengangguk menyetujui apa yang baru saja dikatakan oleh Tiara. Memang begitulah adanya.
Tiara pun bisa bernapas lega karena Zani sudah mulai percaya padanya. namun tiba-tiba Zani kembali berbalik kearah Tiara."Pas jemput aku kamu ketemu siapa gitu gak?" Tanya Zani lagi membuat Tiara kembali berkeringat dingin.
"Emm.. gak ada ya seingetku. Eh tapi ketemu sama Pak Zach yang klien kita itu di bawah. Pas aku sampe sana dia udah ada di pintu keluar." alibi Tiara lagi dengan mimik wajah seriusnya. Dia tak ingin menampakkan bahwa dia sedang berbohong.
"Oh, syukurlah kalau begitu." Ujarnya sambil lalu. Tiara benar-benar panik ketika berbohong kepada sahabatnya. Dia tak pernah membohongi Zani sebanyak ini. tangannya berkeringat dingin, karena takut jika Zani tak percaya padanya.
Zani tak tahu saja betapa paniknya Tiara semalam. Dia sengaja mengirimkan alamat tempatnya tinggal daripada mengirim alamat rumah Zani. Entah apa kata Ayah dan Ibu Zani nantinya jika melihat putri tercintanya diantarkan pulang oleh lelaki dengan keadaan tertidur. Untung saja Tiara langsung sigap memberitahu orangtua Zani bahwa putrinya tidur di tempatnya. Mereka pun langsung setuju dan tak curiga sama sekali.
Dia menunggu dengan cemas kepulangan Zani malam itu. tak lama datanglah sebuah mobil range rover yang ia yakini milik konglomerat itu. Mobil itu berhenti dan tampak seorang lelaki berperawakan gagah turun dari sana. Tiara pun langsung mendekat dan membantu Zach membawakan tas Zani.
"Ini tempat tinggal kalian berdua?" Tanya Zach penasaran. Lelaki itu nampak sangat santai padahal Tiara sudah gemetar dibuatnya.
"Iya, udah ya bapak mending cepetan pulang. nanti tetangga mikir aneh-aneh lagi." usir Tiara secara terang-terangan sembari mendorong Zach untuk segera keluar dari sana.
"Tetangga mana yang masih bangun jam segini Ra." ujar Zach sembari terkekeh geli.
"Udah deh sana. oh ya, makasih ya pak dah nganter temen saya." setelah mengatakan itu Tiara langsung menutup pintunya secepat kilat sampai Zach pun tak sempat untuk menjawab ucapan terimakasih dari Tiara.
Setelah itu Tiara langsung memikirkan bagaimana jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan Zani keesokan harinya. Dan benar saja, jawaban yang sudah ia siapkan matang-matang semalaman lenyap seketika. Dia jadi gugup dan menjawab sekenannya seperti tadi.
Bahkan semalaman Tiara tak bisa tidur karena terlalu takut untuk mengungkapkan sebuah kebohongan pada Zani. Kebohongan yang hanya akan dilakukannya sekali ini saja dan tak akan ia ulangi lagi.
"Oh iya Ra, kamu tau gak dimana ponselku? Semalam kamu taruh dimana?" Tanya Zani usai ia membersihkan diri di kamar mandi. Tiara menepuk dahinya keras.
"Mampus. Pasti masih di bawa Zach." Gumam Tiara.
"Emm, coba cari di tas dulu Zan sapa tahu nyelip. Soalnya aku juga gak pegang ponsel kamu semalam." Teriak Tiara memberikan alibinya. Dia pun bergegas keluar dan menelpon pelaku yang seharusnya tahu dimana ponsel itu berada.
Dan benar saja, ketika Tiara menelpon ke nomor Zani, ada suara seorang lelaki yang mengangkatnya. Dugaannya memang selalu tepat pada sasaran. Ah, entah apa saja yang telah lelaki itu lakukan dengan ponsel Zani.
"Bapak jangan macem-macem ya sama HP temen saya. Sekarang juga saya ambil kesana. Kirim alamat kantor bapak sekarang."perintah Tiara dengan nada berbisik. Dia pikir kebohongannya hanya akan sampai disitu saja. tapi dia harus melakukan drama lain lagi.
"Gak ada Ra. aku udah cari kemana-mana." Lapor Zani dengan wajah kusutnya.
"Ternyata ketinggalan di Kafe Zan. Aku abis telpon ama pegawai disana dan katanya emang ketinggalan. Aku ambil sekarang ya. Kamu tenang aja Zan. I'll be back soon." Ujar Tiara cepat.
"Tiara,, Wait. Aku anter aja deh pakai mobil." Dan terjadi lagi. mobil juga ada di kafe itu. Sungguh rasanya Tiara ingin mengubur dirinya hidup hidup di kolam marshmellow.
"Zani,kamu lupa ya kalau mobilnya ditinggal di kafe. Aku kan jemput kamu pakai taksi dan kamu juga tahu aku gabisa bawa mobil." jelas Tiara dengan mata sayunya.
"Oh yaudah kalau gitu sekalian ambil mobil. kamu panggil taksi dulu deh, aku ganti baju bentar." Ujar Zani yang tak bisa dibantah lagi oleh Tiara.
Ketika Zani masuk ke dalam kamarnya, Tiara kembali menghubugi Zach dan memberitahukan untuk meletakkan hp Zani ke kafe semalam.
Tanpa menunggu jawaban dari Zach, Tiara pun menutup ponselnya secara sepihak. Lalu dia memesan taksi agar datang ke tempat mereka. untung saja Zani tak curiga sama sekali dengannya. Dia berharap Zach bisa diajak kerjasama lagi.
Mereka pun berangkat ke kafe yang semalam Zani kunjungi. Untung saja mereka sudah buka. Dan tau apa yang lebih mengejutkan? Zach ada disana? dan kalian tahu keadaan Tiara sekarang? Jantungnya sudah berdebar tak karuan, keringat dingin dimana-mana dan dia tak tahu lagi harus berbicara apa.
"Eh kita ketemu lagi. Emang dasarnya kita jodoh kali yak makanya ketemu terus." Celetuk Zach membuat Zani bergidik geli.
"Mas mau ambil ponsel saya yang ketinggalan sama ambil mobil ya." Ujar Zani tak menghiraukan ocehan Zach tadi.
"oh iya ini mbak ponselnya dan ini kopi serta brekfast untuk mbak Zani sebagai pelanggan kedua pagi ini." Zani mengerutkan dahinya bingung karena diberi kopi secara Cuma- Cuma padahal dia bukan pelanggan tetap disana.
"Oh ya makasih. Saya permisi dulu ya." Ujar Zani berpamitan kepada karyawan disana. Dia sama sekali tak menghiraukan kehadiran Zach disana. bahkan Tiara pun mendadak menjadi patung.
"Ra, kamu kenapa pucet gitu? Kamu sakit?" Tanya Zani ketika menyadari sahabatnya yang terdiam sejak tadi.
"Enggak kok Zan. Udah yuk pulang." ujar Tiara lemas. Zani pun mengangguk mengerti dan melajukan mobilnya untuk kembali pulang.
***
Terimakasih sudah membaca :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Zani & Zach ( END ✅️ )
Romance"Aku cinta sama kamu Zan." Duarr.. Ucapan Zach bagaikan petir di siang bolong. Zani diam membeku mendengar pernyataan yang tiba-tiba datang dari mulut Zach. Lelaki itu sebenarnya tak ingin mempersulit keadan tapi dia juga tak bisa menahan hal itu se...