37. Mission

101 10 0
                                    

***S

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***
S

etelah kejadian kelam itu mereka akhirnya bisa beraktifitas seperti biasa lagi. mereka sudah mulai berdamai dengan masa lalu. Kini mereka menjalani semuanya dengan hati yang lapang. Apapun yang akan mereka hadapi ke depannya, seberapa besar pun masalah yang menghalangi, mereka akan menghadapinya dengan hati yang lapang.

Dalam waktu sebulan ini Zani akan kembali disibukkan dengan pesanan Gaun pernikahan yang begitu banyak. Entah bulan apa ini, sehingga banyak pengantin yang menikah di hari yang bersamaan. Jadwal Zani benar-benar padat sampai-sampai dia tak sempat menjenguk Zach lagi.

Terkadang Zach yang menghampiri Zani ke butik karena rasa rindunya. Biasanya setelah terapi Zach mampir ke butik atau kalau dia merasa rindu pasti akan menghampiri Zani besama dengan Rashad. Selama Rashad ada pasti Zach mudah pergi kemanapun juga.

"Zani ayo makan dulu. Jangan sampai kejadian dulu terulang lagi." perintah Tiara seperti Ibu dari Zani. Dia benar-benar menjaga partner kerjanya itu agar tidak tumbang lagi.

Tiara sudah menyiapkan makan siang untuk mereka. Zani langsung berhenti bekerja dan menghampiri meja yang sudah penuh dengan makanan kesukaannya. Zani menyantap Nasi padang yang dipesan dari restoran padang langganan mereka. Kalau soal rasa sudah tidak usah diragukan lagi.

Ketika sedang menyantap makan siangnya, ponsel Zani berdering. Dia pun bersusah payah meraih ponselnya hanya dengan satu tangan karena tangan yang satunya sudah kotor dipakai untuk makan.

"Ya Zach? Aku sedang makan." ujar Zani sembari menyandarkan ponselnya di kotak Tissu yang ada di meja itu agar dia tak perlu susah payah memegangnya.

"Syukurlah kalau kamu sudah makan. Aku baru saja ingin memaksamu untuk makan. kamu biasanya lupa waktu jika sudah bekerja." Zani hanya terkikik geli melihat kekasihnya yang begitu perhatian padanya. tapi untung saja dia juga memiliki sahabat yang super gercep. Daripada lelah menasihati Tiara biasa langsung bertindak dan menyediakan makanan itu di depan Zani. Bahkan kalau perlu dia akan menyuapi Zani sampai ada nasi yang masuk ke dalam perut.

"Tenang Zach. Aku sudah memaksanya untuk makan. aku gak mau deh bertemu rumah sakit lagi. orderan gaun lagi numpuk soalnya. Bisa berabe nih kalo Zani nya tumbang." Oceh Tiara pada Zach yang sudah mulai akrab. Mereka sudah biasa berbicara santai jadi tidak menggunakan bahasa yang formal lagi.

"Thanks Ra. tenang nanti aku transfer." Mendengar hal itu membuat semangat Tiara menjadi menggebu. Uang memang moodboosternya saat ini yang paling ampuh.

"Great. Tak sia-sia aku mengadu tentang hal itu padamu." Ujar Tiara dengan nada gembiranya. Tentu saja dia gembira mendapat rejeki nomplok di siang bolong. Memang rejeki anak sholehah.

"Hmm...Tiara aja nih yang dikasih? Aku mana?" Tanya Zani menggoda Zach. Dia berkata seolah-olah sedang merajuk.

"Kalo buat kamu beda. Nanti jadinya nafkah. Tapi kita nikah dulu baru tuh duit aku semuanya buat kamu." Zani hampir tersedak makanannya akibat jawaban dari Zach. Niat hati dia yang ingin menjahili Zach eh ternyata lelaki itu lebih pandai memainkan kata-kata.

Zani & Zach ( END ✅️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang