27. Come back Home

116 14 1
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Di hari berikutnya akhirnya Zach sudah diperbolehkan untuk pulang. mereka bersama-sama mengantarkan Zach sampai apartemen yang sudah lama tidak Zach tinggali. Apartemen itu biasanya Zach pakai kalau sedang bosan dirumah dan ada masalah dengan Papanya. Dan kini dia memutuskan untuk menetap disana selama masih perang dingin dengan Papanya.

"Kok udah bersih Ma? perasaan udah lama aku tinggalin." Tanya Zach penasaran. Tempat itu tak berdebu sama sekali padahal dia jarang menempatinya. Dia juga tak sempat mengundang orang untuk membersihkannya.

"Mama kemarin yang suruh mbak dirumah untuk membersihkannya. Memangnya mau tinggal di tempat berdebu? Gak malu tuh sama Zani nantinya." Jelas sang Mama yang hanya dijawab cengiran oleh Zach.

"Zan, kamu kalau mau kerja gak papa loh kerja dulu. Biar Zach Mama yang jaga. Sebentar lagi perawatnya juga bakalan datang kesini." ujar bu Zira kepada bakal mantunya itu. Zani melihat jam yang melingkar di tangannya. Memang sudah waktunya bekerja. Tiara kemarin sudah memberitahu jika ada klien yang ingin bertemu.

"Baiklah Ma. Zani pamit dulu ya mau kerja. nanti sore aku kesini lagi." Zani berpamitan pada bu Zira sembari mencium tangannya sopan.

"Terimakasih ya nak, hati-hati di jalan." Bu Zira memberikan ciuman sayang di pipi kanan dan kiri Zira. Kini bu Zira begitu sayang dengan calon mantunya itu.

"Zach aku kerja dulu, kamu jangan lupa makan sama minum obatnya. Jangan bandel ya." Pesan Zani pada lelaki yang kini sedang mengerucutkan bibirnya kesal.

"Peluk dulu!" pinta lelaki itu dengan manja. Bu Zira pun langsung bergerak mendekati mereka.

"Nih biar Mama peluk. Mama kelonin sekalian sini. Udah Zan kamu berangkat aja, gak ada habisnya kamu ngurusin bayi gede ini." Omel Bu Zira yang sudah membekap kepala Zach di keteknya. Zani tak mampu menahan tawanya ketika melihat ekspresi Zach yang pasrah di bawah ketiak Mamanya itu.

Sekarang Zani sudah terbiasa dengan tingkah kocak Ibu dan anak itu. Zani bersyukur Zach masih memiliki ibu sebaik Zira. Tak hanya baik, tapi Bu Zira selalu mengutamakan Zach dalam ibunya. Memang benar kalau kasih sayang ibu itu sepanjang masa. Bagaimanapun keadaannya, ibu selalu merawat kita dengan baik.

Zani kembali menjalani pekerjaannya seperti biasa. Kemarin pekerjaannya sempat terganggu karena dia sibuk merawat Zach. Untung saja ada Tiara yang selalu siaga mem- back up pekerjaannya. Kini semua berjalan seperti biasa lagi.

"Ra, nanti aku pulang dari sini langsung ke tempat Zach ya." Pamit Tiara pada sahabatnya itu. kini mereka masih ada rapat dengan satu klien lagi dan akan selesai setelah maghrib.

"Aku ikut ya Zan, aku dari kemarin belum menjenguknya." Zani mengagguk menyetujui. Toh lebih baik jika dia ada teman ketika kesana.

"Enaknya bawain bunga apa buah Zan?" Tanya Tiara meminta pendapat Zani.

"Buah aja Ra. kalo bunga mubadzir mau buat apa juga. Dia juga kagak doyan makan bunga." Canda Zani yang mendapat dengusan kesal oleh Tiara.

"Yaudah deh ya. Aku nanti beliin buah aja." Mereka pun bergegas menuju tempat rapat itu dan berharap bisa selesai dengan cepat.

Untung saja klien yang mereka temui tidak rewel sama sekali. Mereka banyak meminta saran dan setuju dalam sekali waktu dengan ide-ide yang diberikan Zani. Klien seperti itulah yang selalu diharapkan oleh mereka. Karena akan mempermudah pekerjaan mereka.

Rapat telah usai dan mereka pun melanjutkan ke tempat Zach. Tiara tak lupa membeli buah serta kue untuk Zach. Dia tak enak jika hanya membawa buah jadi dia sekalian membeli fruit tart.

"Gila, orang kaya tinggalnya di apartemen ya Zan." Ucap Tiara takjub melihat apartemen yang begitu mewah. Tentu saja kebanyakan penghuninya adalah kalangan kelas atas.

"Iya Ra. Ya namanya orang berduit mah bebas." Ujar Zani disertai dengan tawanya.

"Emang kenapa dia gak pulang ke rumah aja? Dia ada rumah kan?" Tanya Tiara penasaran. Zani memang belum menceritakan mengenai masalah Zach dan Papanya. Dia masih menjaga masalah itu. lagipula jika mengingat hal itu dia jadi ikut kesal kembali.

"Ada Ra, tapi dia pengen aja tinggal disini." Tiara hanya mengangguk mengerti. Tak lama mereka pun sampai di apartemen Zach. Zani membunyikan bel sebelum masuk kesana.

"Eh Zani, kamu kan udah Mama kasih tahu sandi kamarnya kenapa harus pencet bel dulu? Lain kali langsung masuk aja ya." Pinta bu Zira yang hanya dijawab anggukan canggung oleh Zani. Dia tak enak jika langsung masuk ke ruangan yang masih asing baginya. Apalagi dia membawa teman, tak sopan rasanya jika langsung masuk begitu saja.

"Oh iya Ma, ini teman Zani, namanya Tiara." Zani memperkenalkan Tiara kepada Mamanya Zach. Perempuan itupun menyalami bu Zira dengan sopan.

"Hai Tiara, saya ibunya Zach. Senang berkenalan denganmu nak." Ujar Bu Zira dengan ramahnya. Tiara membalasnya dengan anggukan dan senyuman hangatnya.

"Ayo masuk." Ajak bu Zira pada kedua perempuan itu.

Tiara selalu takjub jika melihat ruangan-ruangan baru yang menurutnya menarik. Design apartemen milik Zach ini dibuat classic dan manly. Ruangan itu di dominasi warna coklat kayu.

Tiara meletakkan kue dan buah yang dibawanya di meja, kemudian mengikuti Zani yang berjalan menghampiri Zach. Lelaki itu sedang duduk di sofa sembari menonton film. Dia belum menyadari kehadiran Zani sama sekali.

"Zach, kamu sudah makan?" Tanya Zani pada lelaki itu. dia mengecilkan volume televisinya dan tersenyum kearah Zani.

"Sudah sayang. I miss you so much." Ujar Zach sembari merentangkan tangannya minta dipeluk. Zani agak canggung karena disana ada Tiara yang memperhatikan mereka.

" Mulai deh manjanya. Baru aja ditinggal ga nyampe sehari udah bilang kangen." Sindir sang Mama dari dapur. Padahal beliau sedang menyiapkan minuman tapi masih bisa usil mengganggu putranya.

"Zach, Tiara datang menjengukmu." Ujar Zani pada kekasihnya itu. Tiara pun menyalami Zach yang masih memanyunkan bibirnya karena keusilan Mamanya tadi.

***

Wah,, lega banget nih Zach udah boleh pulang ke rumah

Ya walaupun keadaannya belum sepenuhnya membaik tapi udah better lah ya.

Hmm, menurut kalian tingkat manja nya Zach ke Zani berlebihan gak sih? Biasa aja atau lebay?

Tolong kasih sarannya yagesya.. Thanks a lot :)

Zani & Zach ( END ✅️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang