18. Let Her Go

120 12 3
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Zach merasa suntuk dan berniat untuk mencari udara segar di luar sana. pernikahannya tinggal tiga hari lagi. dia sudah pusing memikirkan tentang hal itu. masalah pernikahan itu tak bisa dia selesaikan dan kemungkinan terberatnya dia tak bisa bersama dengan perempuan yang ia cintai.

Lelaki itu berangkat menuju Kafe yang sudah sering ia kunjungi. Dia berniat kesana benar-benar untuk menenangkan pikirannya. Setelah memesan kopi dan cake dia pun menuju ke atas. Dia hanya berharap tak ada yang menempati tempat favoritnya itu.

Sampai di atas ternyata disana sepi. Zach menghela napas lega dan bersyukur akan hal itu. Alam merestuinya untuk menenangkan diri disana. Dia berjalan menuju tempat favoritnya itu dan lambat laun dia mendengar suara berisik. Dia pun mendekat dan mendapati Zani sedang di bekap mulutnya oleh lelaki yang baru saja menjadi saingannya itu.

Zach langsung menghampiri lelaki itu dan menghadiahinya dengan pukulan bertubi. Amarah Zach sudah berada di puncaknya. Kekesalan yang sempat terpendam kini dia lampiaskan pada lelaki itu.

Melihat Danny sudah hampir mati, Zani pun menghentikan Zach. Perempuan itu memeluk lengan Zach erat dan memintanya untuk berhenti. "Stop It Zach, please." Zani berkata lirih dengan nada memohon.

Zach pun akhirnya berhenti dan menuruti permintaan Zani. Dia meludahi Danny terlebih dahulu sebelum ia pergi dari sana. Zach menarik tangan Zani lembut dan mengajaknya pergi dari Kafe tersebut dan meninggalkan Danny yang sudah terkapar di lantai dengan darah di seluruh wajahnya.

"Are u okay Zan?"Tanya Zach setelah mereka sampai di mobil. Zach melihat perempuan itu masih menunduk dan badannya gemetar. Ketika dia memegang tangan Zani pun rasanya dingin.

Zani tak kuasa menjawab pertanyaan dari lelaki di hadapannya itu. perempuan itu perlahan mengeluarkan isak tangis yang dia tahan sejak tadi. bahunya bergetar dan air mata keluar bercucuran. Zach pun membawa Zani ke dalam pelukannya.

"Aku takut Zach, aku takut." Rintih Zani di dalam dekapan Zach. Perempuan itu tak menolak sama sekali ketika Zach memberikan pelukan hangat untuknya. Mungkin saking takutnya dia butuh tempat untuk bersandar dan berlindung.

Zach mengusap lembut punggung Zani dan memberikan kehangatan untuk perempuan yang sangat dicintainya itu. "It's okey Zan, ada aku disini. kamu gak usah takut ya." Zach mencoba untuk menenangkan perempuan itu.

Setelah sedikit tenang, Zach membawa Zani untuk pergi dari sana. dia melajukan mobilnya ke suatu tempat. Tak lama dia menghentikan mobilnya di dekat supermarket dan membelikan Zani air mineral. Dia memberikan minuman kepada Zani agar merasa lebih tenang.

"Maaf Zach, seharusnya aku tak merepotkanmu. Terimakasih juga sudah menolongku." Ujar Zani merasa bersalah kepada Zach. Apalagi setelah pelukan itu. sebenarnya dia tak menginginkan hal itu terjadi tapi dia tak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa dia membutuhkan pelukan nyaman dari Zach.

"Zan, aku akan mengantarmu pulang." Zach menahan tangan Zani yang sudah bersiap untuk membuka pintu mobil Lelaki itu.

"Tidak perlu Zach, Aku baik-baik saja dan aku bisa pulang sendiri." Zani bersikeras menolak tawaran Zach.

Perempuan itu sudah memegang pintu mobil Zach dan bersiap untuk keluar namun Zach mengunci pintunya. Berkali-kali Zani mencobanya tapi tetap saja tak bisa dibuka. Perempuan itupun menatap Zach tajam dan menyuruh lelaki itu untuk membukanya tapi Zach hanya diam saja.

"Zan, please give me 30 minutes. Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan sama kamu." Pinta Zach dengan nada seriuesnya.

Zani menyerah dan akhirnya dia bersedia duduk disana dan mendengarkan apa yang akan Zach sampaikan padanya. Dia menganggap hal itu sebagai balas budi atas apa yang telah Zach lakukan padanya tadi.

"Bicaralah." Zani mengatakan hal itu tanpa ekspresi sama sekali. bahkan dia hanya menatap ke depan dan tak berani menatap kearah Zach.

"Zan, perasaanku padamu bukanlah suatu kebetulan maupun halusinasi belaka. Aku sungguh mencintaimu Zan, bahkan jika boleh aku ingin sekali menikah denganmu. Tapi keadaanku saat ini rumit. Aku tak bisa membatalkan pernikahan itu begitu saja. Aku terpaksa harus melepaskanmu." Zach menunduk dalam. Air matanya keluar tak mampu ia bendung lagi. Dia memang lelaki tapi dia juga bisa menangis ketika dia tak kuasa lagi menahan beban berat yang sedang ia alami.

"Maaf Zan, maaf. Penyesalan terbesar di hidupku adalah melepaskanmu sebelum aku berhasil memperjuangkannya. Maaf aku harus menyerah seperti ini Zan." Zach kembali berujar dengan nada yang bergetar.

"Zach, tak semua yang kamu inginkan akan terjadi. Mungkin sudah takdir kita seperti ini. Terimakasih sudah mencintaiku begitu tulus. terimakasih sudah selalu ada untukku. Mari kita jalani kehidupan kita seperti dahulu sebelum kita bertemu. Let's being a stranger again." ucap Zani setelah hening beberapa saat. Perempuan itu kini menghadap kearah Zach. Dia menepuk pelan bahu Zach untuk menenangkannya.

"Boleh aku peluk kamu untuk terakhir kali Zan? Setelah itu kamu boleh pergi." Pinta Zach dengan penuh kesungguhan. Zani terdiam sejenak sebelum akhirnya dia mengangguk memperbolehkan.

Zach pun kembali memeluk Zani erat dan merasakan kehangatan di kesunyian malam itu. Zach tak rela jika itu pelukan yang terakhirnya tetapi dia juga tak boleh egois. Dia harus melepaskan cintanya saat itu juga.

"Thanks Zan, please take care of yourself." Ujar Zach sebelum dia melepaskan Zani untuk selamanya.

Zani hanya mengagguk pelan dan mengurai pelukan mereka. Zani tersenyum simpul kearah Zach kemudian keluar dari sana. setelah kepergian Zani, Zach kembali menunduk menangis.

***

*ini ilustrasi betapa sedihnya Zach saat harus pisah sama Zani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*ini ilustrasi betapa sedihnya Zach saat harus pisah sama Zani...aaaa ga tegaa sekaliii

Aaah...sedih banget gak sih Zach ama Zani belum apa-apa udah pisah aja? Tapi ya yang namanya idup pasti ada aja cobaannya ya...

THANKS FOR READING GAISS..

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT AGAR AKU MAKIN SEMANGAT NULISNYA...

HAVE A GREAT DAY SEMUA :))

Zani & Zach ( END ✅️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang