42. Rencana gagal

72 6 1
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Papa tidak setuju." Ujar pak Zaid dengan nada terbatanya. Keduanya saling bertatapan dengan cemas.

"Pa, setuju atau tidak setuju aku tetap akan menikah dengan Zani. I love her and she love me too." Zach bersikeras mempertahankan pendiriannya.

"Dengarkan Papa dulu Zach, Papa tidak setuju kalau kalian tidak segera menikah. Segera halalkan dia dan jadikan dia istrimu."ucap Pak Zaid pelan tapi pasti.

Sepasang kekasih yang awalnya cemas itu akhirnya bisa bernapas lega sekarang. ternyata pak Zaid sengaja ingin mengejutkan mereka. Zach pun tersenyum senang mendengar ucapan Papanya itu. akhirnya pak Zaid luluh juga dan berpihak lagi kepada mereka.

"Zani, sini nak." Panggil pak Zaid pada calon menantunya itu.

"Terimakasih sudah menjaga Zach ya, terimakasih sudah mencintai Zach dengan tulus. Maaf dulu Om begitu jahat pada kalian." ujar pak Zaid dengan tulus.

Zani mengangguk senang sembari menahan rasa harunya. Akhirnya apa yang dia impikan selama ini menjadi kenyataan. Kini semuanya sudah sempurna. Mereka sudah mendapatkan restu dari sang Papa dan siap untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius.

"Kamu kapan mau melamar dia secara resmi Zach? Papa siap menemani kamu." Ujar sang Papa membuat Zach melebarkan senyumnya.

"Setelah Papa sembuh ya. Kita akan datang ke tempat Zani." Pak Zaid mengangguk senang menanggapi putranya itu. beliau jadi semangat untuk sembuh agar bisa menyaksikan pernikahan putranya itu.

Usai berbincang-bincang, Zani pun pamit karena sudah waktunya pak Zaid beristirahat. Zani membantu Zach menyiapkan obat Papanya lalu menunggu sebentar sampai beliau tidur. Setelah itu barulah dia keluar bersama Zach.

Di luar, bu Zira sudah menyambut mereka dengan aneka makanan yang tersedia diatas meja. Padahal Zani tahu bu Zira masih kelelahan setelah merawat pak Zaid di rumah sakit tapi beliau tetap memaksakan diri untuk memasak untukknya.

"Zani, sini nak. Cobain masakan Mama. Pasti kamu suka deh." ajak bu Zira sembari menggandeng tangan Zani untuk duduk di kursi.

Beliau begitu telaten mengambilkan nasi beserta lauk pauk ke dalam piring Zani hingga piring itu penuh dengan makanan. Zani merasa makanannya terlalu banyak tapi dia juga tak enak untuk menolaknya.

"Makasih ya Ma." Ujar Zani tulus.

"Punya Zach mana Ma?" Tanya Zach dengan wajah mupengnya. Dia sedari tadi hanya mengamati sang Mama yang melayani Zani dengan makanan yang sungguh membuat air liurnya mengucur.

"Ambil sendiri lah. Gak usah manja deh Zach. kamu tuh dah tua." Celetuk sang ibu sekenannya membuat Zach mengerucutkan bibirnya kesal.

"oh gitu, setelah mendapatkan menantu cantik sekarang anak sendiri Mama lupain? Ok fine." Zach merajuk kemudian mengambil makanan sendiri dengan kesal sampai terdengar bunyi berisik dari sendok yang sengaja ia gesekkan dengan piring dengan keras.

Zani & Zach ( END ✅️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang