10. sakit

171 16 4
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

“Zani...Zan.” panggil Tiara sembari memberi kode melalui matanya kearah perempuan yang sedang berjalan kearah mereka. Perempuan dengan paaian serba mewah dan kacamata hitam yang masih dipakainya itu.

“Ohh ternyata ini butiknya, kecil yaa. Heran deh kenapa calon ibu mertuaku itu merekomendasikan tempat ini. Padahal masih banyak loh butik yang ternama buat wedding dress ku ini.” baru saja datang perempuan bermulut pedas itu sudah membuat hawa disana seakin panas. Zani dan Tiara yang mendengarnya pun sudah naik darah.

“Ra, kok tiba-tiba ada bau busuk sih? Terus hawanya jadi agak panas gini ya.” Sindir Zani tak kalah pedas. Mata Valerie langsung melotot tak terima.

“Kamu nyindir saya? Jangan macam-macam ya sama klien kamu ini. Kalau saya batalin kontrak ini bisa nangis kamu tujuh hari tujuh malam.” Ujar Valerie tak mau kalah.

“Loh saya gak ngomongin anda ya, saya Cuma bilang ada bau busuk. Kalau anda tidak terima seperti ini berarti anda merasa dong.” Zani terus meladeni Valerie smpai puas. Dia tak terima selama ini diinjak-injak terus oleh perempuan itu.

“Udah-udah. Zan biar klien ini aku yang tangani. Kamu ke dalam saja ya.” Ujar Tiara mencoba melerai perdebatan itu.

“Gak mau, saya maunya sama Dia.” Tolak Valerie dengan tegas. Tiara pun tak bisa berbuat apa-apa lagi. dia hanya bisa mengusap punggung Zani pelan untuk menenangkan amarahnya.
Zani menghela napasnya panjang. Dia harus extra sabar menghadapi klien seperti itu. setelah merasa tenang Zani un mengambil pita ukurnya dan bersiap untuk mengukur Valerie.

“Tahan Zani, just for a second.”Ucap Zani dalam hati.

Zani melakukan pekerjaannya dengan cepat dan tak mau buang-buang waktu lagi. capek juga berdebat dengan perempuan bermulut pedas itu. apalagi hal itu juga hanya membuang-buang waktunya saja.

“Saya dengar Zach tadi siang sudah kesini. Kamu tidak menggodanya kan?” Tanya Valerie dengan tatapan sinisnya.

“Maaf ya, saya tidak berminat untuk menggoda calon suami orang jadi tenang saja. Saya berusaha seprofesional ungkin dalam bekerja.” Ujar Zani dengan santainya.

“Baguslah kalau begitu dan satu hal lagi yang perlu kamu ingat, kalau hasil gaun buatanmu ini gak bagus, saya bisa bikin reputasi butik kamu yang biasa-biasa aja ini makin jelek. So, watch your step.” Peringat perempuan itu lagi kepada Zani.

“Sure, akan saya ingat baik-baik ibu Valerie yang terhormat.” Zai mengatakan itu dengan sopan lalu membereskan barang-barangnya tadi karena tugasnya sudah selesai.

“Udah selesai, silahkan pergi, banyak pekerjaan yang harus saya lakukan.” Mendengar hal itu membuat Valerie mengeram geram. Dia menatap Zani dengan tatapan tak sukanya.

“Fine. Siapa juga yang mau lama-lama di tempat yang sesak dan sumpek ini. Better I go. Bye.” Usai mengatakan hal itu, Valerie pun berbalik dan meninggalkanbutik Zani sedangkan Zanika hanya berdecih pelan melihat keangkuhan perempuan itu.

Zani & Zach ( END ✅️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang