***
"Wow, ini beneran Villa punyamu Zach?" Tanya Tiara takjub setelah mereka sampai di Villa. Mereka berangkat sekitar jam delapan pagi dan baru sampai disana pukul sepuluh. Mereka menempuh dua jam perjalanan karena terkena macet karena hari itu weekends.
"Punya keluarga lebih tepatnya." Jawab Zach dengan rendah hatinya. tak lama datanglah sepasang suami istri yang menyambut mereka.
"Selamat datang Den Zach dan teman-temannya." Sambut pak Mamat, seorang penjaga di Villa tersebut. beliau bertugas menjaga kebersihan Villa bersama istrinya. kebetulan rumah pak Mamat hanya berada tepat di belakang Villa.
Kemarin Zach langsung menghubungi Mang Mamat jika dia ingin berlibur disana dengan teman-temannya. Beliau pun langsung sigap mempersiapkan segala hal agar mereka merasa nyaman tinggal disana.
"Terimakasih Mang Mamat. Maaf saya mendadak memberitahu." Ujar Zach dengan sopannya.
"Tidak apa Den. Sudah menjadi tugas saya. maaf ya Den, Mamang sama Bibi gak bisa jenguk Den Zach. Kami turut bersedih atas kejadian itu." Mang mamat mengatakan hal itu dengan nada menyesalnya. Beliau mendapat berita itu tapi karena terbatasnya transportasi mereka tak bisa datang kesana.
"Tidak papa Mang, saya sudah membaik. Ya beginilah keadaan saya sekarang." ujar Zach legowo. Dia sudah memasrahkan keadaannya sekarang. sudah tak ada yang perlu disesali karena semua yang terjadi pasti ada hikmahnya.
"Syukurlah. Apapun keadaannya tetap harus disyukuri Den. Mungkin ini memang sedang diuji. Yang sabar dan tawakal, insyaAllah nanti Allah balas dengan hal yang lebih baik." ujar Bi Salimah, istri dari Mang Mamat dengan wajah sendu.
Hubungan mereka terbilang cukup dekat. Sudah sedari Zach kecil, Mang mamat dan Bi Salimah bekerja untuk keluarga Zach. setiap liburan keluarga pasti mang Mamat dan Bi Salimah selalu bantu-bantu disana. Zach ketika kecil juga suka bermain ke rumah Mang Mamat jadi hubungan mereka sudah seperti keluarga.
"Iya bi, terimakasih." Ucap Zach tulus. kemudian dia memperkenalkan satu persatu rombongan yang ia bawa. Mereka pun menyalami mang Mamat dan Bi Salimah dengan sopan.
"Ini neng geulis pasti calonnya Den Zach ya?" Tanya bi Salimah menunjuk Zani yang berada di belakang Zach.
"InsyaAllah Bi, doakan saja." jawab Zani malu-malu.
"MasyaAllah, nu geulis pisan ini teh. Den Zach pintar cari calon istri." puji bi Salimah yang terpesona dengan kecantikan Zani dengan bahasa sunda yang kental. Walaupun bukan orang sunda tapi Zani sedikit mengerti artinya.
"Nuhun Bi." Jawab Zani dengan senyum malu-malu.
"Yaudah ayo masuk, kalian pasti capek. nanti kita lanjutin ngobrolnya setelah istirahat." Ajak mang Mamat pada rombongan yang Zach bawa. Merekapun mengangguk lalu mengikuti mang Mamat dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zani & Zach ( END ✅️ )
Romance"Aku cinta sama kamu Zan." Duarr.. Ucapan Zach bagaikan petir di siang bolong. Zani diam membeku mendengar pernyataan yang tiba-tiba datang dari mulut Zach. Lelaki itu sebenarnya tak ingin mempersulit keadan tapi dia juga tak bisa menahan hal itu se...