***
“Zan, hari ini aku izin setengah hari ya. Mau ngurus atm aku yang keblokir. Aku mau berangkat pagi biar gak ngantri banget. Kamu bisa kan handle sendiri? hari ini gak ada meeting di luar kok. Aku tadi udah cek jadwal.” Izin Tiara kepada partner kerjanya itu.
Walaupun mereka bersahabat tapi mereka juga tak bisa seenaknya libur begitu saja tanpa izin. Ketika bekerja mereka tetaplah partner kerja yang harus bertanggung jawab atas pekerjaan mereka masing-masing.
“Oke Ra, take your time. jangan lupa beliin seblak ama cilok nanti kalau pulang lewat gang depan.” Pesan Zani kepada sahabatnya itu. Tiara pun mengacungkan tangan yang membentuk tanda ‘ok’ kearah Zani.
Setelah selesai membantu Zani membuka toko, Tiara pun pergi meninggalkan Zani seorang diri di butik. Para pegawainya pun sudah mulai datang karena memang sudah waktunya buka.
“Vera, Verisha, kalau ada klien yang minta bertemu tolong langsung antarkan ke ruanganku ya. Hari ini Tiara sedang izin setengah hari jadi aku serahkan sama kalian ya.” Pesan Zani kepada dua orang pegawainya itu. mereka pun mengangguk mengerti mendengar perintah dari Zani.
Seperti biasa Zani merampungkan gaun pesanan yang dari kliennya. Dia sekarang tinggal menunggu pasangan pengantin konglomerat itu untuk diukur badannya. Setelah itu barulah dia membeli kain yang sesuai untuk pembuatan gaun tersebut.
Zani mulai bersiap untuk bekerja. Dia memasang airpod di telinganya dan memutar lagu kesukaannya. Dia paling suka mendengar lagu yang pop slow barat. Seperti lagu dari billie eilish atau ali gatie dan masih banyak lagi.
Entah sudah berapa jam ia bekerja, dia sampai tak menyadarinya. Dia begitu fokus seakan dia memiliki dunianya sendiri. Ya, dunia fashion yang selalu ia impikan sejak kecil dan sekarang menjadi kenyataan. Dulu sewaktu kecil Zani selalu suka dengan gaun disney princess yang begitu mengagumkan. Sampai di bangku sekolah menengah atas pun dia juga suka melihat gaun-gaun cantik dan memiliki mimpi untuk menjadi perancang gaun. Akhirnya saat kuliah dia pun memilih untuk masuk ke jurusan fashion designer, walau bukan di luar negeri tapi dia sudah pernah berkesempatan untuk pertukaran pelajar disana.
Dan disinilah Zani sekarang. menjadi perancang gaun pengantin terkenal. Dia tak menyangka mimpi kecilnya bisa menjadi kenyataan. Walau dia belum seterkenal itu tapi dia akan terus berproeses hingga bisa menghasilkan banyak gaun impiannya.
Ketika sedang asyik dengan dunianya, Zani tak sadar jika ada seseorang yang sudah menunggunya di belakang. dia merasakan ada yang menepuk bahunya. Ketika menoleh ke belakang betapa terkejutnya ia melihat seorang lelaki tampan berdiri di belakangnya dengan senyum yang begitu menawan.
Zani tersentak hingga terlilit kain yang sedang dipegangnya. Untung saja lelaki itu dengan sigap memegang lengan Zani hingga tubuh perempuan itu tak jadi menyentuh lantai.
“Hei, be careful. Are u okay?” Tanya lelaki yang tak lain dan tak bukan adalah Zachary Ganendra. Lelaki itu menarik tangan Zani hingga tegap kembali. Zani hanya mengangguk pelan sebagai jawaban.
“Ngapain kamu disini? kenapa gak ketuk pintu dulu?” Tanya Zani kesal. Dia pun merapikan kain-kain yang masih berserakan dan menepikannya.
“Enak aja, aku udah ketuk berkali-kali tapi kamu gak dengar.” Ujar Zach mengutarakan pembelaannya. Dia tadi memang sudah mengetuk pintu Zani,tapi perempuan itu tak meresponnya. Makanya dia iseng masuk dan melihat perempuan itu sedang sibuk dengan gaun-gaunnya.
Tangan Zach mendekat kearah telinga Zani dan melepas salah satu airpods nya dari sana. “Nih, makanya dilepas dulu biar dengar.” Ujarnya sembari meletakkan airpods yang sudah ia lepas ke tangan Zani.
“So, what are u doing right here?” tanya Zani to the point.
“Miss Zanika Chairisa, are u forget about the appointmen that you made yesterday?” tanya Zach dengan nada mengejeknya.
“ Ok, I remember. Mana calon istrimu? Kenapa Cuma kamu doang?” Tanya Zani sembari melihat kearah luar pintu mencari keberadaan Valerie.
“Gak usah dicari, aku Cuma sendiri kesini.” ujarnya tegas. Dari nada bicaranya seperti ada yang tidak ia suka. Zani jadi berpikir apakah dia ada salah bicara?
“Yaudah, langsung aja ya aku ukur daripada kelamaan. Cuma bentar kok. I don’t want to waste your time, Mr. Zachary yang super sibuk.” Zani sudah memegang pita ukurnya dan bersiap untuk mengukur kliennya itu.
“Gak usah buru-buru, santai aja, aku juga gak ada acara kok.” Ujar Zach dengan nada menggodanya. Tapi Zani tak menghiraukannya sama sekali.
“Lepas jasnya. Gimana mau ngukur ini kalau situ masih pakai jas.” Peringat Zani dengan nada judesnya.
“Ya kirain mau kamu lepasin sekalian. Ini jas doang apa semuanya dilepas?” Tanya Zach jahil.
Zani pun melayangkan tatapan tajam nan membunuh untuk Zach. Melihat hal itu Zach pun terkekeh geli. Senang rasanya bisa membuat Zani kesal all the time.
“Awas aja ya kamu berani macem-macem. Tuh ada CCTV. “ Zani menunjuk CCTV yang memang terpasang di ruangannya itu.
“Iya, iya. Saya orang baik-baik kok nona cantik.” ujar Zach dengan nada menggoda. Entah kenapa semenjak bertemu dengan Zani, lelaki itu gemar sekali mengeluarkan gombalan-gombalannya hingga membuat perempuan itu memasang wajah marahnya. Baginya wajah marah Zani menggemaskan untuknya.
Tanpa lama lagi Zani pun memulai mengukur panjang lengan, lingkar pinggul, lingkar dada dan lainnya. Dia tak mengatakan sepatah katapun karena sudah malas meladeni lelaki itu. Zani sebenarnya merasa was-was ketika berada sangat dekat dengan lelaki itu. Dia gugup tapi dia berusaha menyembunyikannya.
Ketika mengukur lingkar pinggang Zach, lelaki itu malah menarik Zani ke dalam pelukannya dan memeluk perempuan itu erat. Zani sudah memberontak tapi lelaki itu semakin erat menahan Zani.
“what the hell are u doing?” protes Zani sembari berusaha melepaskan diri dari pelukan lelaki itu.
***
THANKS FOR READING GUYS
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTARNYA YAA
HAVE A GREAT DAY !
KAMU SEDANG MEMBACA
Zani & Zach ( END ✅️ )
Romance"Aku cinta sama kamu Zan." Duarr.. Ucapan Zach bagaikan petir di siang bolong. Zani diam membeku mendengar pernyataan yang tiba-tiba datang dari mulut Zach. Lelaki itu sebenarnya tak ingin mempersulit keadan tapi dia juga tak bisa menahan hal itu se...