46. Husband and Wife

123 8 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Seluruh rangkaian acara pernikahan telah mereka lewati dengan lancar. Acara akad yang dijalankan di pagi hingga siang hari. Dilanjutkan dengan acara resepsi di sore sampai malam hari jam 8. Setelah acara usai mereka langsung tepar.

Pagi ini mereka terbangun dengan suasana baru. Zach bangun lebih dulu dan memandang istrinya yang begitu cantik walaupun sedang tertidur. Pemandangan yang tak akan bosan Zach lihat walaupun setiap hari.

Perlahan Zach mengulurkan tangannya dan mengusap lembut pipi Zani. Dia tersenyum ketika melihat Zani merasa terganggu dengannya. dia bergerak pelan dan mengeram tak suka kalau tidurnya diganggu. Tapi bukannya berhenti Zach malah semakin semangat untuk menjahili istrinya itu.

Dia menutup hidung Zani hingga perempuan itu terbangun karena merasa kesulitan bernapas. Zach tertawa lepas melihat Zani terbangun dengan wajah kesalnya.

"Zach, kamu pengen banget jadi duda apa gimana? Baru sehari nikah mau bunuh istrinya sendiri ih." Omel Zani kesal. seperti biasa, Zach hanya tertawa menanggapi kekesalan Zani.

"Maaf istriku, lagian aku gemes banget deh sama kamu. Kok bisa sih tidur aja cantik gini." Zach berusaha untuk menenangkan Zani dengan memeluknya dan mengucapkan pujian-pujian itu. tapi untung Zani sudah kebal dengan hal itu. dia sudah tak termakan lagi oleh bujuk rayu suaminya itu.

"Alah kamu nih ya. Bisa banget kalo lagi ada maunya." Ujar Zani sembari mencoba melepaskan dirinya dari kungkungan sang suami.

"Kita honeymoon yuk sayang, kemana aja kamu mau pergi, aku akan turuti." Ujar Zach pada akhirnya. Sudah Zani duga sebelumnya.

"Eum,,tapi jangan sekarang ya. Ada pekerjaan yang harus aku selesaikan dulu. Setelah semua selesai baru deh kita bisa honeymoon." Ujar Zani yang membuat Zach mendesah kecewa.

"kamu kan bisa serahin semua itu ke Tiara." Zach mencoba memberikan idenya.

"Gak bisa gitu dong Zach, aku juga harus bertanggungjawab menyelesaikannya. Lagian kenapa sih buru-buru banget. Kita kan juga baru nikah ini." ujar Zani dengan santainya.

"Yang,, aku kan udah janji sama Ayah ibu mau bikinin cucu cepat-cepat. Nanti aku dianggap ingkar janji loh." Zani tertawa pelan mendengar alasan yang dibuat oleh Zach. dia menjewer pelan telinga Zach.

"Bisa aja ya kamu bikin alasan, udah ah, aku mau bikin sarapan dulu." Zani akhirnya melepaskan pelukan Zach dan pergi begitu saja. sedangkan Zach mendengus kesal karena dia tak berhasil membujuk istrinya itu. sungguh malangnya Zach.

Zani begitu menikmati perannya sebagai seorang istri sekarang. dia sudah banyak mendapatkan nasihat dari ibunya sebelum dia menikah. Ibunya selalu memberikan pengarahan tentang bagaimana menjadi istri yang baik. dia akan berusaha untuk menjadi istri yang baik bagi suaminya.

Perempuan itu mulai menyiapkan kopi dan sandwich untuk sarapan suaminya. Menu yang cukup simpel di hari pertamanya ini. dia akan menunjukkan bakat memasaknya tapi tidak untuk sekarang. dia masih lelah akibat acara pernikahan kemarin jadi dia memutuskan untuk membuat sesuatu yang simple hari ini.

Setelah menikah, mereka juga sudah memutuskan untuk hidup sendiri di apartemen milik Zach. keluarga mereka pun sudah setuju, karena memang semua keputusan sudah ada di tangan mereka. ketika menikah, mereka sudah memiliki hak untuk menjalankan kehidupan rumah tangga mereka. orangtua hanya menjadi penasihat ketika mereka ada kendala dalam menjalankan rumah tangga.

Zani pun tak keberatan karena dia juga sudah terbiasa hidup terpisah dengan orangtuanya. begitupun dengan Zach. mereka cukup mudah beradaptasi dengan status baru mereka menjadi suami istri.

"Yang, kalau ada keperluan lain yang kamu butuhkan dan gak ada di apartemen ini bilang aja ya. Aku akan berusaha untuk memenuhi apapun kebutuhan kamu." Ujar Zach dengan penuh kesungguhan.

"Iyaa Zach, makasih ya." Ujar Zani yang membuat Zach mengerutkan keningnya tak suka.

"Apa kamu bilang tadi? kamu panggil aku apa?" Tanya Zach mengintimidasi. Zani menepuk dahinya pelan. Dia lupa lagi memanggil Zach hanya dengan nama panggilan saja. mereka kemarin sudah berjanji untuk merubah nama panggilan satu sama lain.

"Iya Mas, maaf lupa. Belum terbiasa." Ujar Zani menyesal. Dia tersenyum lebar agar dimaafkan oleh suaminya itu.

" Oke dimaafkan. Tapi kalau aku dengar kamu panggil nama lagi akan ada hukuman." Ujar Zach membuat Zani mengerutkan keningnya bingung.

"hukuman apa? jangan macem-macem deh Zach."

Tanpa membalas dengan perkataan, Zach mendaratkan bibirnya di bibir sang istri dan itu membuat Zani terkejut.

"You get your punishment." Ujar Zach sembari tersenyum lebar. Zani tersenyum malu-malu. Mungkin wajahnya sudah memerah sekarang akibat ciuman dari suaminya.

Hari itu mereka disibukkan dengan membereskan apartemen. Memasang beberapa furniture yang Zani inginkan dan menata ulang barang-barang mereka. hari yang begitu melelahkan.

"Sayang, kamu istirahat saja. biar sisanya aku yang melanjutkan. Kamu jangan sampai kecapekan." Zach menuntun Zani untuk duduk di sofa di ruang tengah.

"Ada maunya nih pasti." Gumam Zani yang membuat Zach menampakkan senyum pepsodent.

"Of course babe, nanti malem." Ujar Zach sembari mengedipkan matanya genit. Zani sudah tahu kemana arah pikiran suaminya itu.

"Dasar kamu yah. Udah ah aku mau masak dulu, kamu punya apa di kulkas?"Tanya Zani sembari beranjak dari sana tapi Zach kembali menarik Zani untuk duduk di sofa kembali.

"Tenang aja, soal makanan aku udah pesan. Kamu tinggal duduk aja nih disini. gak usah ngeyel ya. Nurut aja sama aku." Zani tak bisa menolak lagi. Suaminya memang selalu memperlakukannya seperti ratu. Sebelum maupun setelah menikah dia tetap sama. Bahkan setelah menjadi suami dia semakin perhatian dan sayang dengan Zani.

Sebenarnya bukan hanya Zach yang merasa beruntung memiliki Zani sebagai istri, tapi Zani juga beruntung memiliki suami yang super perhatian dan selalu sayang kepadanya seperti Zach. suami yang selalu mengutamakan dirinya diatas kepentingannya sendiri. dia selalu diistimewakan oleh lelaki itu. Zani benar-benar bahagia menjadi bagian dari hidup lelaki bernama Zachary Ganendra. 

***

Kamsahamidaaa Yeorobun..

Jangan lupaa vote dan komennya yaaa

See u to the next part =>

Zani & Zach ( END ✅️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang