***
S
etelah seminggu dirawat di rumah sakit akhirnya pak Zaid diperbolehkan untuk pulang tetapi tetap harus kontrol setiap dua minggu sekali serta menjalani terapi agar pak Zaid kembali seperti dulu lagi.
Zach dengan telaten mendorong kursi roda yang sekarang digunakan sang Ayah. dulu dia yang duduk di kursi itu dan rasanya sangat tidak enak. Makanya dia selalu memotivasi sang ayah agar bisa cepat pulih kembali.
Tak terasa Zach sudah lama meninggalkan rumah, hingga dia sangat merindukan aroma rumah tempatnya tinggal sedari kecil. rumah yang awalnya begitu sepi kini terisi kembali. Mungkin untuk beberapa minggu ke depan Zach akan kembali tinggal di rumah sampai Ayahnya sembuh.
"Papa istirahat dulu ya. Kata dokter papa harus banyak istirahat dan rajin minum obat biar cepat sembuh. Jangan banyak pikiran juga ya pa, urusan kantor biar Zach yang menangani." Pesan Zach pada sang Ayah setelah mereka sampai di kamar Pak Zaid. Pria paru baya itu mengangguk mengerti mendengar nasihat putranya.
Setelah selesai membantu Papanya berbaring di tempat tidur, Zach pun beranjak untuk keluar. tetapi Papanya mencegahnya pergi. Beliau ingin menyampaikan sesuatu sebelum Zach pergi meninggalkannya.
"Terimakasih dan Maaf Zach. Papa salah." Ujar lelaki itu dengan susah payah. Walau terdengar lirih namun Zach mampu mendengarnya.
Zach mengulas senyum simpul kearah Papanya sembari menggenggam tangan sang Papa. "Zach sudah memaafkan Papa. sekarang Papa tidak perlu risau tentang hal itu lagi. yang harus papa pikirkan adalah kesembuhan Papa saat ini."
"Terimakasih...Terimakasih nak." Ujar pak Zaid dengan senyum bahagianya. Dia beruntung memiliki putra seperti Zach yang tak dendam kepadanya walaupun diperlakukan seperti itu olehnya dulu.
"Iya Pa. Kita lupakan masa lalu yang kelam itu. kini Zach harap kita bisa membangun keluarga yang harmonis lagi. kita kembali lagi seperti dulu ya Pa." Pak Zaid mengangguk mendengar ucapan putranya itu.
Zach kemudian keluar dari kamar sang Papa dan berjalan menuju kamarnya. Dia ingin membersihkan dirinya karena kekasihnya akan datang berkunjung. sudah lama dia tak bertemu dengan Zani hingga rasannya dia ingin segera memeluk perempuan yang dia cintai itu.
Baru saja Zach akan masuk kamarnya, sang ibu sudah menghampirinya dan mengatakan bahwa Zani sudah sampai di bawah. Akhirnya dia mengurungkan niatnya untuk mandi dan bergegas turun untuk menemui Zani.
"Hei, mandi dulu." Teriak sang Mama yang dilewati begitu saja oleh putranya.
"nanti aja Ma. Mau ketemu ayang dulu." Ujar Zach sembari berlari.
"Dasar anak nakal!" oceh sang Mama kesal dengan tingkah putranya yang bucin tingkat internasional itu.
Senyum Zach begitu lebar ketika melihat sang kekasih sudah ada di hadapannya. Zani yang baru saja duduk terkejut dengan pelukan tiba-tiba sang kekasih. Zach memeluk Zani tanpa aba hingga membuat perempuan itu terhuyung ke belakang. untung saja sofa itu ada penghalangnya jadi mereka tidak jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zani & Zach ( END ✅️ )
Romance"Aku cinta sama kamu Zan." Duarr.. Ucapan Zach bagaikan petir di siang bolong. Zani diam membeku mendengar pernyataan yang tiba-tiba datang dari mulut Zach. Lelaki itu sebenarnya tak ingin mempersulit keadan tapi dia juga tak bisa menahan hal itu se...