***
Sepulang dari kantor Zach berencana untuk menjenguk Zani di rumah sakit. Dia tak lupa membelikan makanan dahulu untuk Zani. Karena sedang sakit dia membelikan makanan yang mudah dicerna olehnya. dia juga membeli beberapa buah-buahan agar Zani cepat pulih.
Dia berjalan santai menuju ruangan tempat Zani dirawat. Tapi anehnya tempat itu nampak sepi. Seperti ruangan kosong tak berpenghuni. Dia pun masuk dan benar saja tak ada seorangpun disana. Dia tak melihat apapun lagi di ruangan itu."Sus, Pasien di ruangan itu kemana ya? Pagi tadi dia masih disini." tanya Zach kepada suster yang kebetulan lewat disana.
"Oh, pasien itu sudah pulang Pak. Dia minta untuk dirawat jalan saja." jelas suster itu pada Zach. Lelaki itupun mengangguk mengerti dan mengucapkan terimakasih kepada suster.
Kemudian tanpa lama dia pun bergegas menuju rumah yang pernah Tiara tunjukkan padanya ketika mengantar Zani dari Kafe. Dia mengetuk rumah itu tapi tak ada jawaban. memang di dalam nampak sepi dan tak ada orang sekalipun.
Dia pun memutuskan untuk ke butik, berharap dia bisa mendapatkan informasi disana. Untung saja butik masih buka dan hanya ada dua karyawannya yang sedang melayani pembeli. Zach pun bertanya kepada salah satunya.
"Eumm, saya kesini mencari Tiara dan Zani untuk urusan bisnis apakah ada?" Tanya Zach pada salah satu karyawan Zani.
"Mbak Tiara dan Mbak Zani sedang tidak ada di tempat. Kalau mbak Tiara nanti akan kesini sekitar jam sembilan sekalian menutup butik. Jika Bapak berkenan menunggu, nanti bisa bertemu Mbak Tiara." Zach pun mengangguk mengerti.
"Saya tadi ke rumah mereka tapi kosong. Jadi saya memutuskan kesini. soalnya ini masalah penting harus segera dibicarakan." Ujar Zach berbohong.
"Oh pasti di rumah mbak Zani, soalnya itu hanya rumah kontrakan tempat mbak Tiara tinggal. Kalau Rumah Mbak Zani masih jauh dari sini." jelasnya lagi.
"boleh tahu alamatnya, soalnya saya harus segera berbicara dengan mereka. Masalahnya rumit ." perempuan itu nampak berpikir sejenak. Dia ragu untuk memberikan alamaaat rumah Zani sembarangan.
"saya tanyakan mbak Tiara dulu takutnya salah saya nanti." Ujarnya takut, tapi Zach berhasil mencegahnya.
"Saya tadi sudah telpon tapi tidak diangkat. Jadi sebaiknya saya saja yang kesana. Nanti kalau kamu gak kasih tahu malah bosmu yang marah." Ujar Zach lagi mencoba menakut-nakuti karyawan tersebut. Akhirnya dia pun memberitahukan alamat Zani kepada lelaki itu.
Setelah berhasil mendapatkan alamat itu Zach pun langsung berangkat menuju rumah Zani. Tak lupa dia memberikan sejumlah uang kepada karyawan butik sebagai tanda terimakasihnya.
Zach pun langsung melajukan mobilnya ke rumah Zani. Wajahnya sumringah setelah dia tahu alamat yang baru ia dapatkan itu. Sebenarnya dia pun tak tahu apa yang dia lakukan, tapi dia hanya ingin melihat wajah perempuan itu saat ini juga.Lelaki itu dengan percaya diri menekan bel yang ada di samping pintu. Dia menunggu selama kurang lebih satu menitan dan pintu pun dibuka. Disana keluarlah orang yang tak asing lagi baginya. Perempuan itu nampak terkejut dengan kehadiran Zach.
"Loh, Kenapa bapak ada disini? Bapak tau darimana alamat rumah Zani?" Tanya Tiara gugup. Dia begitu terkejut melihat Zach yang sedang tersenyum kearahnya itu.
"Aku mau jenguk Zani. Boleh aku masuk?" Tanya Zach tak menghiraukan pertanyaan Tiara.
"Jawab dulu kenapa bapak bisa disini?" Tanya Tiara bersikukuh. Dia tak mau Zach masuk begitu saja.
"Ra, ada apa sih ribut-ribut?" Tanya Zani dari dalam. Dia turun untuk mengambil air minum dan tak sengaja mendengar keributan diluar.
Zani pun mendekat kearah Tiara dan ekspresinya pun sama seperti ekspresi awal Tiara saat melihat siapa yang bertamu disana. Zani tak tahu lagi kenapa lelaki itu bisa ada disana.
"Ada apa ya bapak kesini? ada keperluan apa?" Tanya Zani dengan profesionalnya.
"Aku mau jenguk kamu Zan. Aku tadi ke rumah sakit dan mereka bilang kamu udah pulang. Aku susul ke rumah kamu yang pertama juga tak ada, jadi aku cari alamat kamu sampai ketemu deh." jelasnya sembari tersenyum lebar. tapi tidak untuk Zani. Dia memasang wajah datar nan dinginnya.
"Terimakasih pak, tapi saya kira tidak perlu. Bapak harus ingat hubungan kita hanya sebatas hubungan kerja saja. jadi jika tidak ada keperluan mengenai pekerjaan saya harap bapak tidak menemui saya secara pribadi seperti ini. Saya tidak mau calon istri bapak nanti salah paham dan marah dengan saya." jelas Zani dengan lugas. Dia tak mau terjadi kesalah pahaman antara mereka berdua lagi.
"Tapi aku Cuma ingin memastikan kalau kamu baik-baik aja Zan. Aku khawatir dan merasa bersalah sama kamu. Gara-gara Valerie kamu jadi sakit kayak begini." Ujar Zach lagi mencoba menjelaskan alibinya.
"Saya baik-baik saja dan sakit ini karena kelalaian diri saya sendiri. Saya rasa sudah cukup jelas ya, bapak bisa pergi dari sini." Usir Zani dengan tegas. Dia mengajak Tiara masuk dan hendak menutup pintu tetapi Zach menahan pintu itu agar tidak tertutup.
"Aku cinta sama kamu Zan. Aku mau menikah denganmu"
***
THANKS FOR READING GAISS..
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT AGAR AKU MAKIN SEMANGAT NULISNYA...
HAVE A GREAT DAY SEMUA :))
KAMU SEDANG MEMBACA
Zani & Zach ( END ✅️ )
Romance"Aku cinta sama kamu Zan." Duarr.. Ucapan Zach bagaikan petir di siang bolong. Zani diam membeku mendengar pernyataan yang tiba-tiba datang dari mulut Zach. Lelaki itu sebenarnya tak ingin mempersulit keadan tapi dia juga tak bisa menahan hal itu se...