***
"Zach, kata dokter kamu sudah boleh pulang. keadaanmu sudah membaik. Kamu tinggal melakukan check up dan juga terapi saja." Ujar bu Zira memberitahukan berita gembira itu.
"Ma, aku ingin pulang ke apartemen saja. Aku belum siap jika harus berhadapan dengan Papa di rumah." pinta Zach dengan nada lesu.
"Zach, tapi bagaimana nanti disana? Mama tidak bisa setiap hari ada disana menjagamu. Zani juga pastinya tidak bisa menjagamu dua puluh empat jam. Dia juga punya kegiatan lain. Kamu lebih baik pulang ke rumah aja ya. Masalah Papa biar Mama yang urus." Bu Zira tak rela jika harus berjauhan dengan putranya yang sedang sakit. Dia ingin mengurus anaknya tapi jika di apartmen beliau juga tak bisa setiap hari menginap.
"Ma, Zach bisa jaga diri kok. Just trust me." Zach meminta dengan penuh kesungguhan. Dia tak ingin merepotkan lebih banyak orang. Dia hanya ingin menjalani semuanya seperti biasanya.
"Gimana Zan menurutmu? Bantuin Mama dong biar dia mau pulang ke rumah." bujuk Zira pada calon mantunya itu. Zani yang sedang mengupas apel pun jadi bingung harus memihak siapa. Tapi setelah menatap Zach dia jadi tahu apa yang diinginkan oleh lelaki itu.
"Biarkan saja Ma Zach tinggal di apartemen. Zach butuh waktu untuk bertemu dengan Om Zaid. Nanti kita minta satu perawat untuk mengawasi Zach. Saya juga akan sering kesana menjenguk Zach." Jawab Zani dengan bijak. Bu Zira pun akhirnya mengangguk setuju.
"Tuh kalo ama Zani aja langsung nurut. Kalo sama anaknya sendiri harus debat dulu tuh." Ujar Zach tak terima dengan sikap tak adil Mamanya. Tapi gerutuan Zach itu malah membuat kedua perempuan itu tertawa kecil.
"Btw gak usah pakai perawat gak papa loh Zan. Kamu aja yang jagain aku. Nginep disana." mendengar hal itu bu Zira langsung menepuk bahu anaknya sedikit keras.
"Enak aja kamu ngajak nginep anak orang. Jangan cari kesempatan dalam kesempitan ya. Mama gak ada ya ngajarin kamu jadi anak bandel gini."Omel sang Mama pada Zach. Zani hanya tertawa melihat Zach diomeli seperti itu.
"Becanda doang ma, ih mama mah dibawa serius." Gerutu Zach tak terima.
"Halalin dulu baru boleh tuh kamu ajak nginep. Kalo kamu bandel Mama sunat lagi kamu." Ancam Bu Zira lagi yang membuat tawa Zani pun pecah. Kelakuan ibu dan anak itu memang tak jauh berbeda. Zani jadi mengerti sekarang darimana sifat bar-bar itu berasal.
"Ya kan halalinnya kalo besok dah sembuh. Sekarang nyicil dulu. Simulasi berumah tangga Ma." Ucap Zach asal. Lelaki itu tak ada henti-hentinya menggoda Mamanya.
"Gak ada tuh acara simulasi segala. Emang bener-bener nih anak minta disunat." Bu Zira mulai menjewer telinga putranya itu hingga dia meringis kesakitan.
"Aww,,sakit Ma." Protes Zach. Kemudian lelaki itu menoleh ke arah Zani dengan wajah memelasnya. "Sayang, sakit ini telingaku. Mama KDRT tuh." Adunya pada Zani dengan manjanya. Bu Zira yang melihat hal itu jadi muak dibuatnya. Dia tak tahu anaknya bisa se dramatis itu.
"Zan, banyakin sabar ya ngadepin dia." pesan bu Zira pada Zani. Perempuan itu hanya mengangguk sembari tertawa kecil.
"Apa sih orang anaknya ganteng dan kiyowo gini. Zani aja bangga punya aku, iyakan sayang?" Tanya Zach pada kekasihnya itu tapi sayangnya hanya dijawab gelengan pelan oleh Zani yang membuat Zach mengerucutkan bibirnya kesal. Bu Zira tertawa puas melihat putranya yang tidak mendapat respon baik dari Zani.
"Udah nih makan apelnya. Mama juga nih." Zani menyodorkan buah apel yang sudah selesai dikupas dan dipotong-potong itu.
"Terimakasih sayangnya aku."ujar Zach membuat bu Zira mual dibuatnya.
"Apa sih Mama iri aja deh." Zach mulai menggoda Mamanya tanpa henti. Tapi hal itu yang malah membuat kehidupan mereka jadi seru.
Terbukti ya kalau kebahagiaan mereka itu tak perlu dicari jauh-jauh karena hanya dengan berbincang dan bercanda tawa seperti ini saja sudah membuat hati bahagia. Kebersamaan adalah kunci yang utama dan mereka berharap bisa seperti itu selamanya.
***
Huhu,,, So sorry for slow updated storyAlhamdulillah nih aku udah ada waktu luang lagi dan bisa publish cerita Zani & Zach lagi deh
So, thanks for reading and Have a good day !
KAMU SEDANG MEMBACA
Zani & Zach ( END ✅️ )
Romance"Aku cinta sama kamu Zan." Duarr.. Ucapan Zach bagaikan petir di siang bolong. Zani diam membeku mendengar pernyataan yang tiba-tiba datang dari mulut Zach. Lelaki itu sebenarnya tak ingin mempersulit keadan tapi dia juga tak bisa menahan hal itu se...