43. Dating

67 5 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Zani baru saja terbangun dari tidurnya karena mendengar suara ketukan pintu. Dia pun terdiam beberapa detik sebelum beranjak membukakan pintu. Zani membuka pintu kamarnya dengan wajah ngantuknya disertai rambut yang acak-acakan.

"Morning babe." Sapa seorang lelaki dengan wajah sumringahnya. Zani yang belum sepenuhnya sadar pun mulai mengucek matanya perlahan. Dia mengamati lelaki di hadapannya dengan jelas sekarang.

"Aaah! What are u doing here Zach?" teriak Zani panik sembari menutupi bare face nya karena malu.

Sontak saja hal itu membuat Zach tertawa keras. Seharusnya Zani tak perlu melakukan hal itu karena sebentar lagi pun dia akan melihat wajah bangun tidur Zani setiap hari. Bahkan dalam keadaan seperti itupun dia tetap yang tercantik di mata Zach.

"Kenapa sih babe, kita kan udah sering ketemu kenapa malu ih?" Tanya Zach menggoda calon istrinya itu.

"Zach, aku baru bangun tidur. Wajahku masih bengep banget ini. udah sono turun dulu aku mau mandi." keluh Zani kemudian mendorong Zach menjauh dengan satu tangannya.

"Babe, you are always beautiful. No lies." Puji Zach mencoba membangun kepercayaan diri Kekasihnya itu.

"Bodo amatlah. Udah sono, aku mau mandi dulu." Rajuknya kemudian dia menutup pintu dengan keras dan bergegas ke kamar mandi. sedangkan Zach hanya mampu tertawa kecil melihat tingkah Zani yang baginya menggemaskan.

Sesuai janji Zani kemarin bahwa mereka akan kencan selama seharian penuh. Jadi Zach rela untuk bangun pagi-pagi buta untuk bersiap diri dan menjemput calon istrinya. dia benar-benar akan menghabiskan waktu seharian dengan Zani. Jangankan seharian, Seumur hidup pun dia mampu menghabiskan waktunya dengan perempuan yang dicintainya itu.

Zach menunggu di bawah sembari mengobrol dengan Ayah Zani. Mereka mengobrol sembari minum kopi yang sudah dibuatkan oleh calon ibu mertua Zach. yah, memiliki calon mertua yang selalu mendukung hubungan mereka adalah anugerah terindah bagi keduanya.

Setelah menunggu selama kurang lebih satu jam, akhirnya Zani turun dengan wajah yang sudah memakai riasan sederhana. dia berjalan santai menuruni tangga lalu menghampiri Zach dan Ayahnya.

"Ayo sarapan dulu! Tuh tadi Zach udah beliin nasi uduk." Ajak bu Riana pada semua keluarganya.

Mereka pun bergegas menuju meja makan dan menyantap sarapan mereka sembari berbincang ringan.

"Zani kalau kamu besok udah jadi istrinya Zach, bangunnya harus lebih pagi ya. Gaboleh nih kesiangan kayak sekarang. malu kan kamu ketahuan Zach." omel sang Ibu pada putrinya yang asik menyuapkan nasi ke mulutnya. Dia hanya menjawabnya dengan deheman saja.

"Gak papa kok bu. Zach tidak keberatan dengan hal itu." ujar Zach mencoba membela calon istrinya itu.

"bukan seperti itu Zach, ibu tahu kamu begitu mencintai anak ibu. Tapi kamu juga harus mampu mendidiknya untuk bisa menjadi istri yang baik nantinya." Nasihat bu Riana lagi yang disambut senyuman oleh Zach.

"Zach percaya Zani akan menjadi istri yang baik ketika kita menikah nantinya. Untuk sekarang biarlah dia menikmati masa lajangnya dahulu. Besok jika sudah waktunya pasti Zani akan melakukan hal yang seharusnya dia lakukan." Jawab Zach dengan bijaksanannya.

"Iya bu, kamu aja dulu pas nikah sama aku bangun siang mulu dah. Yang buat sarapan aja aku pas awal nikah karena masakan kamu gosong terus." Ujar Pak Reino malah membuka aib istrinya sendiri. hal itupun mengundang gelak tawa dari Zani dan Zach.

"Ih, Ibu ternyata yah, kita gak ada bedanya." Ejek Zani puas disela tawanya.

"Awas ya Ayah! nanti malam jangan harap bisa tidur di kamar." ancam bu Riana membuat pak Reino ketar-ketir. Setelah itu beliau berubah menjadi pendiam dan tak berani menatap istrinya sama sekali.

"Jangan tertawa terlalu puas Zach, jika sudah waktunya nanti kamu akan merasakan hal yang sama." Bisik Pak Reino yang duduk tepat di samping Zach. lelaki yang awalnya tertawa itupun akhirnya terdiam. Dia tak bisa membayangkan bagaimana jika nantinya dia akan merasakan hal yang serupa.

Usai sarapan, mereka pun berpamitan untuk pergi. Rencana mereka hari ini sudah disusun oleh Zach. Zani hanya akan mengikuti kemana calon suaminya itu akan membawanya pergi.

***

Terimakasih yang sudah membaca
Hope you like this stories
Don't forget to tap vote and comment :)

See u to the next part =>

Zani & Zach ( END ✅️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang