***
Zani terbangun dengan keadaan yang sudah lebih baik dari sebelumnya.Sakit di kepalanya sudah mereda dan perutnya juga sudah tidak sakit lagi.Dia pun beranjak dari ranjang empuk miliknya menuju kamar mandi untuk bersiap-siap menjalankan aktivitas seperti biasanya.
Selepas mandi dia pun terkejut melihaat sahabatnya sudah nangkring di ranjangnya.Entah sejak kapan dia ada disana.Seingatnya Tiara tidak menginap karena mengurus butik semalam.
"Kapan kamu datang Ra?Bikin kaget aja deh."Tanya Zani pada sahabatnya yang masih santai duduk bersandar diatas ranjang sembari memainkan ponselnya.
"Baru beberapa menit yang lalu.Tuh aku bawain sarapan.Kamu harus makan yang banyak ya. Jangan sampe telat nih. Sama yang kemarin tuh udah aku bawa kesini.Aku taruh di ruangan kosong di bawah."Jelas Tiara tanpa melihat kearah Zani karena matanya masih fokus pada ponsel di tangannya.
Zani yang merasa terharu dengan perjuangan Tiara untuk membantunya pun langsung berlari memeluk Tiara.Dia senang memiliki teman seperti Tiara.Entah bagaimana jadinya dia jika bukan Tiara yang ada di sisinya saat ini.
"Thanks for everything Ra. Kamu emang sahabat aku yang paling top deh. Mmmuah." Ucapan haru Zani diakhiri kecupan manis di pipi Tiara. Hal itupun membuat Tiara bergidik ngeri.Dia langsung mengelap pipinya yang dicium Tiara tadi.Katanya Tiara itu geli kalo dicium oleh orang terdekatnya. Entah apa alasannya.
"Zan, makasih sih makasih tapi gak usah cium bisa gak sih.Ah elah mandi lagi dah iki."Gerutunya kesal.Zani tertawa melihat tingkah Tiara yang menggerutu kesal seperti itu.
"Alah gak usah lebay deh. Bibir aku steril nih abis mandi. Lagian itu cuma tanda sayang seorang sahabat aja kok."Jelas Zani mencoba menghapus kekesalan Tiara.
"Kalo tanda terimakasih tuh cukup kasih aku duit aja bisa kali. That's enough and more worth it."Ujar Tiara dengan gamblang.Zani hanya mrmasang wajah mengejeknya.
"Dih taunya mau duit nih anak.Nih duit."Zani langsung menghujani Tiara dengan kelitikan-kelitikan di perutnya.Tiara pun berteriak kegelian dan meminta Zani untuk berhenti.
"Zan Stop. Geli Zani."Teriak Tiara sembari bergelinjang kegelian. Entah seperti apa rupa kasur yang tadinya rapi itu.
Setelah beberapa lama akhirnya mereka pun berhenti karena sama-sama kelelahan.Entah kapan terakhir mereka melakukan hal kekanakan seperti itu.Mereka sibuk bekerja hingga lupa untuk quality time bersama.
Mereka berdua sudah terbaring di ranjang sembari tertawa bersama.Waktu yang cukup singkat untuk sebuah kebahagiaan yang sesungguhnya.Tak perlu banyak hal cukup keberadaan mereka berdua yang bisa memunculkan kebahagiaan itu sendiri.
"Udah lama ya kita gak kayak gini.Sibuk mikirin client mulu yak.Kita liburan bareng terakhir juga tahun lalu."Zani menatap ke langit-langit kamarnya sembari menerawaamg momen seru ketika mereka liburan dahulu.
"Iyaa.Kita sibuk cari cuan sampe ga sempet cari jodoh.Bosen juga ya sendiri. Gak ada yang semangatin tiap pagi, siang dan sore." Curhat Tiara dengan mata yang menerawang ke depan juga.
"Kamu udah pengen nikah?"Tanya Tiara penasaran.Dia jarang mendengar Sahabatnya itu mengeluh tentang jodoh.
"Ya jangan nikah dulu deh Zan.PDKT Terus pacaran dulu gitu.Masa iya gue jadi pendekar mulu.Kemana-mana sendiri."Zani tertawa mendengar penuturan sahabatnya itu.
"Ngapain sih pacaran. Mending nikah langsung dah kalo udah sama sama cocok. Pacaran buang-buang waktu gaada manfaatnya."Nasihat Zani pada sahabatnya.Tiara pun menghela napasnya pelan.
" Iya iya yang kemarin abis dilamar. Diajakin nikah ama Konglomerat."Goda Tiara membuat Zani mengerucutkan bibirnya kesal.
"Apa deh.Jangan bahas itu lagi. Aku ingin mrngawali pagiku yang cerah ini tanpa namanya sama sekali. Pokoknya aku gak mau lagi berurusan sama mereka."Ujar zani tak terbantahkan.
"Baiklah.Kayakmya aku harus pergi sekarang deh.Kerjaan udah numpuk." Ujar Tiara selepas melihat jam di ponselnya.
" gak mau sarapan dulu?"Tanya Zani sebelum sahabatnya itu pergi.
"Udah tadi.Aku sarapan di tempatnya."Jelas Tiara sembari merapikan kembali bajunya yang acak-acakan.
" aku pergi ya. Bye. Jangan lupa dimakan."Peringatnya pada Zani.
"Iya. Thanks. Safe ride yaa." Zani hanya mengantarnya sampai depan pintu kamar. Dia malas untuk turun ke bawah.
Setelah kepergian Tiara, Zani menyantap sarapan yang telah dibawakan oleh sahabatnya itu.Nasi uduk kesukaannya.Zani baru saja menikmati beberapa suap, dia mendengar ada suara orang mengobrol di bawah.Dia berpikir siapakah yang datang.Mungkinkah orangtuanya? Tapi mereka bilang akan stay disana untuk waktu yang cukup lama.
Karena rasa penasarannya, Zani turun ke bawah tanpa membereskan makanannya yang masih berserakan.Dia turun perlahan dan mencoba mengenali suara itu.Ya, tak salah lagi itu suara kedua orangtuanya.
Tapi sepertinya ada yang berbeda. Mereka terdengar seperti mengobrol dengan seseorang apakah mungkin itu temannya?
"Zani. Sini sayang." Panggil Sang Ayah ketika melihat putrinya berdiri diujung tangga.
Zanika pun mendekat kearah Ayahnya dengan langkah ragu.Saat itu dia belum bisa melihat siapa yang datang bersama mereka karena ruang tamu dihalangi oleh sekat tembok.Dia menyalami Ayahnya terlebih dahulu dan memeluknya erat.
"Lihat Zan aku bawakan siapa untukmu.Pasti kamu senang melihatnya lagi." Zani mengerutkan dahinya bingung dan bersamaan dengan itu dia menoleh kearah kanan tempat Ayahnya menunjuk.
Zani tak tahu lagi ingin berkata apa. Disana sudah ada lelaki yang ingin dia hindari untuk selamanya.
***
UWOOO....Kira-kira siapa ya lelaki itu? apakah Zach atau lelaki lain?
You never know until you read next part..
Let's Gooooo.....
Anyway, thanks for reading guys :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Zani & Zach ( END ✅️ )
Romance"Aku cinta sama kamu Zan." Duarr.. Ucapan Zach bagaikan petir di siang bolong. Zani diam membeku mendengar pernyataan yang tiba-tiba datang dari mulut Zach. Lelaki itu sebenarnya tak ingin mempersulit keadan tapi dia juga tak bisa menahan hal itu se...