Penerbitan titah aturan sebagai dasar aturan baru negara tidak langsung ditentapka Gusti Prabu. Proses penerbitan titah aturan harus dirapatkan dulu melalui rapat Dewan dan jika disetujui, maka titah tersebut akan dijadikan dasar untuk membentuk aturan baru di kerajaan.
Renita mendapat kesempatan untuk ikut dalam rapat dewan untuk membahas penerbitan titah aturan yang baru. Ada lima aturan yang akan dibahas dalam rapat dewan kali ini. Lima aturan itu berasal dari ide para kandidat putri mahkota yang sudah diajukan saat seleksi kemarin.
Rapat Dewan itu dihadiri oleh para pejabat tinggi Nagaragung, Gustri Prabu dan Ratu serta Renita dan Dita. Renita hanya menangkap sedikit anggota Dewan wanita yang hadir dalam rapat tersebut.
Ide yang diajukan Eka untuk memberikan pendidikan seksual pada anak sekolah disetujui tanpa ada perdebatan sengit. Ide dari Lita juga disetujui dengan mudah karena aturan tersebut dapat menolong para penderita HIV Aids, dan menambah kesadaran orang awam mengenai bahanyanya HIV Aids. Titah aturan yang diajukan Sekar ditolah pada bagian hukuman pembunuhan, tetapi pelaku yang terbukti bersalah akan di blokir dari berbagai sektor pekerjaan serta tambahan sanksi sosial.
Titah aturan yang paling sulit untuk disetujui adalah ide Kara dan Renita. Kara mengajukan aturan untuk legalitas aborsi, dan Renita mengajukan penghapusan pologami.
"Untuk dua aturan terakhir yang akan kita bahas adalah aturan penghapusan poligami serta legalitas aborsi." Ucap Dayang Riani sebagai moderator rapat Dewan hari itu. Seperti dugaan Renita, pendapat orang-orang yang hadir dalam rapat didominasi pendapat kontra. Bahkan untuk urusan penghapusan poligami.
"Baiklah, mari kita bahas dulu masalah legalitas aborsi, bagaimana pendapat anda sekalian mengenai aturan ini?" Ucap Dayang Riani.
"Menurut saya ini adalah hal yang tidak bermoral. Aborsi bukannya sama saja dengan pembunuhan?"
"Tapi, aborsi juga akan tetap ada meskipun Negara melarang. Dan menurut saya legalitas aborsi bisa menguntungkan banyak pihak. Selain mencegah kasus anak terlantar, menurut saya aborsi seharusnya diserahkan sepenuhnya pada individu, karena calon ibu inilah yang akan menerima semua akibatnya."
Sanggahan itu mendapat banyak argumentasi kontra dari pihak lain. Ibu yang menyampaikan pendapat yang mendukung akhirnya terlihat kesal dan memilih untuk diam. Renita hanya mengamati situasi itu.
Suasana yang semakin tidak kondusif membuat Dayang Riani akhirnya angkat bicara untuk menghentikan sementara diskusi mengenai legalitas aborsi. "Baiklah, karena masih banyak yang pro dan kontra mengenai aturan ini, maka saya akan tunda diskusi tema ini. Silahkan untuk menulis sisi positif dan negatif dari legalitas aborsi. Kemudian untuk sekarang saya akan buka dulu diskusi mengenai penghapusan poligami."
Renita menulis di buku catatannya. Ia menuliskan argumentasi dan juga pro dan kontra mengenai dua aturan yang sedang dibicarakan. Saat pembahasan mengenai penghapusan poligami, Gusti Pangeran angkat bicara, "Menurut saya aturan ini tidak akan bisa langsung diberlakukan dalam waktu dekat, masih banyak hal yang perlu dipertimbangkan dan bagaimana cara eksekusi di lapangan."
Renita terkejut mendengar ucapan Dita. Ia menoleh menatap lelaki itu masih tidak percaya kalau ucapan tadi keluar dari mulut Dita langsung. Beberapa anggota dewan terlihat lega mendengar ucapan Dita, tapi Renita jelas merasa kesal karena orang yang dipercayanya justru tidak mendukungnya.
Ketika akhirnya diskusi itu selesai dan Renita menangkap kemungkinan besar aturan itu akan ditunda, Ia akhirnya angkat tangan dan Dayang Riani mempersilahkan Renita untuk bicara.
"Dua aturan terakhir mengenai legalitas aborsi dan penghapusan poligami menurut saya harus ditunda dulu karena masih perlu banyak pengambilan data sebelum benar-benar diajukan dalam rapat Dewan kali ini." Ucap Renita ditujukan pada Gusti Prabu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blessed [END]
ChickLit[SEKUEL PRIVILEGE] Cerita Beririsan dengan Gate Into The Unknown. Akan lebih seru kalau kalian baca itu juga. Setelah selesai seleksi, Kara berniat kembali pada kehidupan normalnya. Tetapi dia kesulitan mendapat pekerjaan dan masih galau dengan stat...