Hujan datang.
Waktu bahkan belum menunjukkan pukul sembilan ketika gerimis perlahan jatuh. Renita dan Dita menghentikan aktivitas mereka. Ia beranjak duduk lalu menarik Renita untuk duduk. Renita masih memejamkan mata dan napas sedikit tersegal. Dita mengelus pelan punggungnya sambil berkata, "Sepertinya kita ditegur ..."
Renita membuka matanya lalu menatap lurus ke arah Dita, "Padahal tidak ada yang melihat kita?"
Dita mendengus, "Apa kamu lupa pulau ini dilengkapi dengan cctv?"
"Ah ..." Jawab Renita sambil memperhatikan ke sekelilingnya. Gerimis perlahar berganti menjadi hujan kecil dan membuat Dita dan Renita berlari kembali ke kamar mereka. Beruntung, kamar mandi mereka memiliki dua pintu. Satu pintu menyambung dengan bagian dalam kamar, sedangkan satu pintu lain menyambung ke luar Villa.
Mereka berdua langsung masuk ke kamar mandi melalui pintu luar dan mengeringkan badan di kamar mandi bersama. Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk sekalian membersihkan diri secara terpisah tentu saja dan setelah selesai mandi, mereka masih punya waktu sebelum makan siang datang.
Dita sedang duduk di sofa saat Renita keluar kamar mandi sambil mengeringkan rambut dengan handuk. Tidak ada pembicaraan di antara keduanya, hingga telepon kamar mereka akhirnya berdering. Dita langsung beranjak dari sofa untuk menerima telepon itu.
Ia diam sejenak lalu menjawab secukupnya dan mengakhiri telpon.
"Kenapa mas?"
"Reno cuma bilang kalau Raga sudah menjawab pesanku dan sedang dalam proses penyelidikan." Jawab Dita.
"Ada kabar lagi dari Kara?"
Dita menggeleng, "Yang pasti aku sudah mengirimkan informasi mengenai kasus penculikan terbaru yang terjadi untuk memperingatkan Kara. Tapi sebentar, jadi kenapa Kara membantu tugas Raga?" Tanya Dita yang sekarang sedang berbaring di kasur.
Renita sedang menyisir rambutnya dan ia memandang pantulan Dita melalui kaca. "Ah, dia bilang ingin meringankan tugas Raga dan entahlah, kalau tidak salah memperjuangkan posisi sebagai pewaris tanggung jawab Rajasa?"
"Ah, begitu rupanya ... akhirnya dia bisa melihat situasi dengan baik. Kalau Nyonya Vella benar-benar akan mewariskan tanggung jawab itu pada anak bibi, tentu tanggung jawab itu tidak akan menjadi tanggung jawab Rajasa lagi kan?"
Renita terlihat bingung, ia membalikkan badan untuk bertanya, "Tapi bukannya Bu Sastria bukan keturunan langsung Rajasa? Beliau kan hanya menantu keluarga Rajasa."
"Oh memang bukan kalau kita melihatnya dari garis Ayah. Jika kita lihat dari garis ibu, Mendiang nenek dan Ibu Sastria masih memiliki darah Rajasa. Seingatku, kasus Ibu Sastria itu cukup menarik. Pemegang tanggung jawab sebelumnya, tidak memiliki keturunan perempuan sehingga Nyonya Vella waktu itu berniat mencari pewaris tanggung jawab dari keturunan Rajasa yang lain. Setelah ditelusuri, keluarga Ibu Sastria ternyata memiliki garis keturunan Rajasa, dan karena pada saat itu nenekku sudah menikah dengan kakek, jadilah Ibu Sastria yang terpilih."
"Biar kutebak, Pemegang tanggung jawab sebelumnya pada akhirnya menikahkan Ibu Sastria dengan anaknya?" Sergah Renita.
Dita mengangguk, "Pemegang tanggung jawab sebelumnya tidak ingin kalau tanggung jawab itu keluar dari tangan keluarga Rajasa. Jadi, jika sepupuku yang terpilih menjadi pewaris, anak itu bisa saja dijodohkan dengan anak laki-laki Rajasa. Dan lagi jika sepupuku yang menerima tanggung jawab itu, menurutku keluarga Rajasa tidak akan memiliki pengaruh sebesar sekarang."
"Hmm, menjadikan Kara sebagai pewaris meskipun dia anak di luar nikah justru bisa membawa keuntungan di pihak Rajasa ya ..." Ujar Renita.
Dita tersenyum, "Seandainya saja keluarga Rajasa tidak bersumpah setia pada keluarga keraton, mereka bisa saja melakukan kudeta. Tetapi, beruntung Nyonya Vella adalah pihak tengah di antara kami. Dia secara tidak langsung membagi kekuasaan antara dua kekuatan besar di kerajaan ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Blessed [END]
ChickLit[SEKUEL PRIVILEGE] Cerita Beririsan dengan Gate Into The Unknown. Akan lebih seru kalau kalian baca itu juga. Setelah selesai seleksi, Kara berniat kembali pada kehidupan normalnya. Tetapi dia kesulitan mendapat pekerjaan dan masih galau dengan stat...