17 - Supranatural Beings

3.1K 466 30
                                    

Kara merasa teritimidasi selama dia duduk di teras bersama orang-orang ini. Ketika Vella menanyakan mengenai keluarganya Kara terlihat bingung.

"Saya tidak pernah bertemu dengan nenek dan kakek saya dari pihak ibu. Mereka sudah meninggal saat saya masih kecil. Dan karena saat itu saya memang disembunyikan ibu dari orangtuanya, jadi yah ..." Kara menggelengkan kepalanya.

Vella menoleh ke arah Fero, "Udah ketemu ibunya belum Fer?"

"Bisa dicaritahu sih Vel, gimana mau dicek?" Tanya Fero, Vella menggelengkan kepala. "Tidak perlu, aku hanya tertarik karena melihat kalung anak ini. Rasanya familiar." 

Kara menunduk menatap kalungnya, "Ah, kalung ini baru saja diberikan ibu pada saya. Beliau cuma bilang ini adalah kalung yang diwariskan turun-temurun pada anak pertama perempuan dalam keluarga. Memangnya ada apa dengan kalung saya?"

 Tiga makhluk supranaturan di depan Kara memandangi kalung itu dengan ekspresi serius, "Sepertinya itu semacam mustika ya?" Komentar Fero.

Jeffri berubah menjadi manusia dan berdiri di belakang Vella, "Sepertinya itu berasal dari tempat kita." Tambah Jeffri.

"Masa sih ... nggak mungkin deh  ..." Ujar Vella.

"Yakin sih itu dari tempat kita. Karena di tempat ini gak ada barang seperti itu Vel!" Sergah Jeffri.

"Anyway, selain cerita dari ibumu, kamu berarti tidak punya saudara lain?" Tanya Vella pada Kara. Gadis itu menggelengkan kepala, "Yang saya dengar dari ibu saya, keluarga orangtuanya tidak punya saudara, lalu saat tante saya menikahpun, suaminya juga tidak punya keluarga."

Vella mengangguk, "Baiklah, aku hanya mau bilang, kalung itu punya fungsi untuk melindungimu. Jadi jaga baik-baik ya ..." 

Kara memandang kalungnya sekilas lalu mengangguk. Ia akhirnya membuka pembicaraan, "Jadi saya boleh membantu misi Raga?"

Vella mengangguk. 

"Tapi, kamu tadi bilang mau mencari keturunan itu dengan cara manusiawi? Bagaimana caranya?" Tanya Fero.

"Tentu saja saya akan mencari narasumber yang masih hidup, bukan menanyakan pada hantu ataupun memakai metode retrokognisi." Jawab Kara.

"Oh, kamu tahu perintahku pada Raga ya?" Tambah Vella yang direspon dengan senyuman canggung oleh Kara.

"Kamu sudah tahu harus cari dari mana?" Tanya Jeffri, ia masih berdiri di sebelah Vella.

"Saya sudah mendapat informan dan sedikit informasi berkat bantuan dari teman-teman saya." Jawab Kara.

"Lalu kamu akan pergi sendiri?" Tanya Vella.

"Iya ... memangnya harus pergi dengan siapa?" Jawab Kara dengan ekspresi bingung.

Suara tepuk tangan terdengar dari arah pepohonan. Mereka semua menoleh ke arah sumber suara dan mendapati seorang gadis berambut panjang, berjalan ke arah rumah. "Nyalinya besar juga." Noel berjalan mendekat dan menempatkan diri duduk di kursi sebelah Fero.

"Kalau saya tidak pergi sendiri, memangnya ada di antara kalian yang mau pergi dengan saya?" Tanya Kara polos. Noel terkejut dan hampir menganga saking terkejutnya dengan jawaban Kara, sedangkan Vella hanya tersenyum kecil dengan gelengan kepala.

"Kami tidak punya kewajiban untuk ikut dalam misi manusia ..." Sergah Noel dengan nada sarkas.

Kara bingung,  "Tapi kan, Anda yang memberi Raga misi untuk mencari keturunan itu?" 

Vella menjawab, "Kami hanya memberi bantuan saja. Lagipula, aku sudah memberi restu pada keturunan keraton dan restu itu cukup untuk melindungi mereka. Raga kebetulan melakukan kesalahan jadi misi kali ini adalah hukuman untuk Raga, menuntun pihak keraton menemukan anggota keluarga mereka yang hilang sekaligus mencari pewaris tanggung jawab Rajasa. Tapi kami tidak akan ikut campur dengan bagaimana cara mereka melakukan misi."

Blessed [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang