22. THEY ARE NOT YOUR FRIENDS

718 104 20
                                    

"Sena, kok nomor gue sama Jisung diblokir?"

Baru bangun dari tidur nyenyaknya, dirinya langsung dikejutkan dengan pertanyaan Chenle. Sena yang terbangun karena panggilan telepon itupun langsung menatap ponselnya. Tertera nama Chenle disana.

Dengan suara parau dan mata yang terus ingin tertutup, Sena menjawab, "Apaansih. Mana ada gue blokir lo. Bego banget mau prank gue. Kalo gue blokir lo, mana bisa lo telpon gue, bego!"

"Lo yang bego! Gajelas! Gue kan punya banyak hp!"

Dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul, Sena memicingkan matanya, kembali menatap ponselnya dan membuka room-chat nya dengan Chenle.

Chenle

|Lo kenapa gak sekolah tuan puteri
|nah kan di read lagi

Anda memblokir kontak ini

Seketika matanya yang memicing pun langsung membulat. Ia langsung mencari kontak Jisung. Benar, ia juga memblokir kontak Jisung. Kenapa ia memblokir mereka berdua? Tapi kapan? Ia tidak ingat pernah memblokir mereka.

"Nah. Ngatain gue bego lagi! Coba bilangin gue bego! Masa gue nanya doang langsung diblokir!"

"Emang temen gak boleh nanya kabar?"

Sena diam. Tiba-tiba pikirannya kosong. Suara omelan Chenle dari seberang sana perlahan teredam karena pikirannya membawanya beralih ke dunia lain. Ia terus mengingat-ingat kapan ia memblokir dua temannya itu? Ia benar-benar tidak pernah memblokir Chenle dan Jisung.

CEKLEKK

Pintu kamarnya dibuka. Sosok laki-laki tinggi dengan baju sekolah yang berantakan datang membawa nampan berisi dua porsi makanan dan dua gelas kaca berisi air putih.

Seketika Sena menatap Jeno dengan mata memicing.

"Lo yang blokir kontak Chenle sama Jisung?" tanya Sena ketika Jeno baru saja meletakkan dua porsi makanan itu ke meja lampu tidur milik Sena.

Dengan tenang, Jeno menjawab, "Iya."

Detik itu juga, mata Sena membulat. Terlihat raut kesal dari sang kembaran. "Kenapa? Kok lo blokir? Sejak kapan juga gue ngebolehin lo buat buka-buka hp gue! Gak sopan banget—"

"Ohh Jeno y-yang blokir y-ya. Kalo gitu, sorry ya Jen—"

Dengan cepat Jeno menyambar ponsel milik Sena dan mematikan panggilannya dengan Chenle sebelum akhirnya melempar ponsel saudarinya ke atas kasur dengan kasar.

Tatapannya yang tadinya tenang kini berubah menjadi sorot mata tajam yang mencekam.

"Mulai sekarang," Jeno menjeda ucapannya. Menarik napas dalam-dalam dengan rahang yang mengetat begitu keras. "Jangan pernah deket-deket sama Jisung Chenle. Jangan pernah main game bareng ataupun ngobrol bareng—"

"Lo gila? Lo kenapa, sih!"

Sena mengambil ponsel nya, tak peduli dengan segala larangan Jeno. Ia akan membuka blokiran Chenle dan Jisung. Namun, sebelum berhasil untuk membuka blokiran dua temannya itu, Jeno berhasil merampas ponsel Sena, kemudian membantingnya ke lantai sampai layar ponsel nya retak dan terpisah dari badan ponsel itu.

Mata Sena langsung membulat. Gadis itu langsung berdiri dan menatap Jeno tajam.

"Udah gila ya lo!"

Jeno menatap Sena tajam. Rahangnya mengeras karena marah. Tangannya yang kekar mengepal, sampai menonjolkan urat-urat pada sepanjang tangannya. Mata Jeno mulai terasa panas ketika napasnya terasa semakin sesak. Matanya mulai berkaca-kaca.

"Turutin aja apa kata gue—"

"LO NYA GAK JELAS! MAIN TURUTIN-TURUTIN AJA! LO TAU KAN KALO ITU HP DARI MAMA—"

"JUST SHUT UP!"

Bentakan Jeno berhasil membuat Sena terdiam. Gadis itu tersentak karena gertakan Jeno.

Jeno melangkah, mendekati Sena dengan mata merah dan berkaca-kaca. Deru napasnya sangat cepat dan panas. Napasnya dan sekujur tubuhnya bergetar memandang kembarannya yang terlihat marah namun bingung.

"They are not your friends—"

"YES THEY ARE!"

"CHENLE IS HYUNJIN FRIEND! DON'T YOU KNOW!"






















"CHENLE IS HYUNJIN FRIEND! DON'T YOU KNOW!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter ini pendek dulu yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter ini pendek dulu yaa. Bingung mau tambahin scene apa🤧

Brother Sissy | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang