30. SAKIT JIWA!

801 123 37
                                    

Pukul sembilan malam lewat tujuh menit. Dua orang wanita berdiri, saling melemparkan tatapan tajam satu sama lain. Sena dan Joy. Ibu dan anak itu kembali berdebat malam ini.

"Kamu—bener-bener anak gak tau diri ya!"

"KENAPA SELALU AKU—"

"KARENA KAMU ANAK KURANG AJAR!"

Hari ini, Sena tidak merasa telah melakukan kesalahan. Sepanjang hari ia hanya berdiam diri di kamar agar ia cepat sembuh. Ia sudah tidak terlalu panas, mungkin sudah lebih baik.

Tadi, semuanya baik-baik saja, sampai tiba-tiba mama nya datang, masuk ke kamarnya. Joy, ia tidak tau apa masalahnya, tapi wanita itu tiba-tiba membentaknya, memarahinya dan menyeretnya keluar.

Sena, gadis itu mengepalkan tangannya. Berusaha menahan emosinya yang akan segera meluap. Mata gadis itu berkaca-kaca karena marah. Rahangnya bergetar saking emosinya gadis itu.

"Kurang ajar apa lagi aku, Ma? Aku diem di kamar seharian masih kurang ajar?" Intonasi suaranya rendah, namun tiap vokal-nya bergetar, merasakan marah, kecewa, sakit dan sesak di saat yang bersamaan.

"KARENA KAMU NGEJAWAB!" bentak mama nya dengan mata merah dan membulat.

Sena diam. Memandangi Sena dengan mata bulatnya yang tajam. Ia benar-benar tidak mengerti mama nya ini.

PLAKK

Sebuah tamparan mendarat di pipi gadis arogan itu. Kepalanya spontan tertoleh ke samping bersamaan dengan sebulir cairan bening yang lolos dari mata bulatnya. Gadis itu diam dalam posisi itu sejenak, membiarkan wajah nya yang emosi tertutup oleh helaian rambutnya yang pendek.

"INI! INI NAMANYA KURANG AJAR! KAMU ENGGAK PUNYA SOPAN-SANTUN NAMANYA! BERAPA KALI MAMA BILANG! JANGAN BERANI NATAP MATA ORANGTUA!"

Diam. Gadis itu memilih diam. Membiarkan sang mama membentaknya sepuasnya. Membiarkan sang mama menyakiti hatinya yang telah patah melalui perkataannya.

"POKOKNYA KAMU BESOK HARUS SEKOLAH! GARA-GARA KAMU! JENO JADI NGEBANTAH MAMA! GARA-GARA KAMU JENO ENGGAK MAU SEKOLAH CUMAN KARENA MAU JAGAIN KEMBARANNYA YANG GAK GUNA KAYAK KAMU!"

Cukup. Sudah cukup kata menyakitkan yang ia dapat hari ini. Hatinya—benar-benar sangat sakit.

Sena, gadis itu menghapus air matanya kasar. Menatap langit-langit rumahnya sejenak, berusaha agar air matanya tidak keluar lagi. Sang mama masih setia membentaknya, menghinanya tanpa rasa bersalah sedikit pun. Tak mau menyakiti hatinya lagi, gadis itu berbalik, berniat pergi ke kamarnya. Namun, sang mama langsung menarik tangannya kasar.

Sena langsung menepis kasar tangan sang mama. Menatap wanita tua itu tajam. Namun, sang mama kembali menarik tangannya. Mencengkeramnya dengan kuat dan mengangkatnya kuat-kuat.

Beberapa bekas luka bergaris panjang pada tangannya langsung tampak begitu jelas.

Melihat sang mama menatap tangannya, gadis itu mencoba menghempas tangan sang mama. Namun, Joy semakin mengeratkan pegangannya dan kembali menyakiti gadis itu.

"INI LAGI? KAMU NYAKITIN DIRI KAMU LAGI! APA YANG ADA DI PIKIRAN KAMU SENA! ARE YOU STUPID! SELF-HARM ITU CUMA BUAT ORANG SAKIT JIWA!"

DEGG

Jantungnya berbunyi begitu keras seperti ada yang memukul jantungnya kuat-kuat. Lagi, jantungnya berdenyut sakit. Sesak. Sangat sesak. Itu hanya luka lama...

"KAMU ANAK SAKIT JIWA! MAKANYA KAMU SELALU MAU BUNUH DIRI—"

PRANGG

Sena membanting vas bunga yang ada di dekatnya ke lantai, membuat wanita itu berteriak kencang dan spontan melepaskan cengkraman tangannya dari putri-nya.

Brother Sissy | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang