Bestie, sebelum baca aku mau ingetin lagi untuk vote & komen ya☺️bener-bener sedih liat perbedaan jumlah vote & views nya di tiap bab:(
•••
"LEE JENO!"
Suara teriakan di pagi hari itu membuat dua laki-laki yang tidur dengan tenang itu pun seketika terbangun saking terkejutnya dengan teriakan melengking wanita itu.
Jeno dan sang papa langsung terduduk dengan mata terbuka lebar dan jantung berdebar begitu kencang. Dengan pandangan yang berusaha ia fokuskan, dilihatnya sosok wanita berdiri di samping kasur Sena, menatap keduanya dengan tatapan tajam.
"HARUS BERAPA KALI MAMA BILANG! JANGAN TIDUR BARENG KEMBARAN KAMU! JANGAN—"
"Joy—" sang papa menyela dengan suara serak karena baru bangun.
Sedangkan Sena, gadis itu masih terlelap dalam tidurnya. Tidak terusik sedikitpun walau teriakan sang mama memenuhi kamarnya.
"KAMU JUGA! KENAPA MALAH TIDUR DISINI! KAMU ADA RAPAT KAN—"
"Maa, Sena lagi tidur. Jangan teriak-teriak gini," kata Jeno lembut dengan mata yang melirik kembarannya yang tertidur pulas. Takut terbangun karena ulah mama nya.
Joy, wanita itu tampak tidak peduli. Ia menatap tajam Jeno dan Taeyong yang belum mengumpulkan nyawa secara utuh. Kedua mata mereka seperti akan tertutup lagi, namun dengan cepat terbuka lebar-lebar ketika Joy kembali berteriak.
"Kamu Jeno! Dari kemarin Mama udah bilang jangan tidur sama kembaran kamu—"
"Ma, Sena lagi sakit—"
"APAPUN ITU! KEMBARAN KAMU BAKALAN JADI ANAK YANG MANJA! KEMBARAN KAMU BAKALAN TAMBAH NYUSAHIN ORANG—"
"Ma, Mama bisa marahin aku tapi jangan disini. Sena lagi sakit. Nanti dia kebangun."
Setelah mengatakan itu, Jeno menarik perlahan tangan sang mama menuju luar kamar. Sang mama memberontak dan semakin berteriak, tak terima jika anaknya memperlakukannya seperti ini.
Sedangkan Taeyong, pria itu memandangi Sena yang tampak pucat. Memegang kening putri-nya dan matanya membulat. Tubuh anaknya sangat panas. Dirinya yang tadinya ingin mengikuti Jeno dan Joy pun tak jadi karena rasa khawatirnya pada putri-nya. Dengan raut wajah sedikit panik, Taeyong menarik selimut tebal yang sudah terlepas dari tubuh Sena, membungkus tubuh gadis itu, kemudian memandangi lamat-lamat wajah sang anak yang sangat pucat dengan sorot penuh kekhawatiran. Tangannya menyisir rambut pendek Sena ke belakang, membuat Taeyong merasakan suhu tubuh Sena yang panas serta keringat hangat yang memenuhi kening gadis itu.
Taeyong mendengar teriakan-teriakan Joy di luar sana dan suara tenang Jeno, namun Taeyong lebih memilih menemani Sena. Ia sangat khawatir.
"Ma, Mama harusnya ngerti. Sena lagi sakit—"
"DIA BISA URUS DIRINYA SENDIRI! GAK USAH PAKE TEMENIN-TEMENIN! JANGAN BIARIN KEMBARAN KAMU MANJA, JENO!"
Mendengar itu, Jeno menghela napas. Menyisir anak rambutnya ke belakang frustasi. Tidak tau kalimat apa lagi yang harus ia keluarkan untuk berbicara dengan Mama nya ini.
"SEKARANG KAMU SIAP-SIAP! SEKOLAH!"
Kepalanya yang tadi menunduk frustasi pun langsung ia angkat dengan mata yang sedikit membulat. "Ma, Sena lagi sakit—"
PLAKK
Satu tamparan mendarat di pipi Jeno, membuat wajah tampannya tertoleh ke samping. Matanya yang sipit pun sedikit membulat ketika sang mama menamparnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/317507038-288-k854511.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Sissy | Lee Jeno
FanfictionLee Jeno yang biasanya penuh dengan cinta. Lee Jeno yang selalu menuruti segala kemauannya tiba-tiba berubah karena sosok perempuan yang merusak hubungannya dengan kembarannya. Ia membenci perempuan itu. Ia membenci perempuan yang menjadi kekasih da...