21. VIDEO CALL

755 113 20
                                    

Setelah kepergian Karina, kelas yang dihuni dua orang itu seharusnya hening. Namun, sosok Chenle yang duduk di bangku paling belakang terus mengoceh, seakan-akan berbicara dengan seseorang. Padahal di dalam kelas hanya ada ia dan Jeno.

"Kapan ngadain give away lagi, bang?" Chenle membaca komentar pada live instagram-nya. "Waduh, belum tau nih. Ntar aja deh, kalo followers gue udah lima belas ribu. Gimana, gas gak?"

Pemuda itu akhir-akhir ini selalu melakukan siaran langsung di instagram-nya hanya untuk berinteraksi dengan followers-followers nya. Akhir-akhir ini juga followers nya terus bertambah. Kemarin, followers nya hanya sembilan ribu, tapi sekarang sudah sebelas ribu.

Kontennya di you tube sepertinya berkembang.

"Bang, mabar bareng gue dong. Capek nih kalah mulu." Chenle mendekatkan wajahnya untuk membaca komentar pada kolom siaran langsungnya. "Yaudah, gas. Id lu apa, DM gue aja."

Jeno yang berusaha tidur itu pun merasa sangat terganggu. Pemuda itu langsung membalikkan badannya ke belakang, menatap Chenle tajam. Chenle sibuk berbicara dengan para followers nya.

"Lo bisa live di tempat lain?" Suara Jeno yang begitu dingin membuat senyuman pada bibir Chenle seketika hilang.

"Sorry ya, Jen. Hehe."

Chenle bersiap-siap untuk pindah tempat dan mengomeli para penggemarnya karena sudah membuatnya excited. "Lu sih, pake nanya-nanya. Dimarahin kan gue."

Baru saja berdiri, bersiap untuk melakukan siaran langsunh di rooftop sekolah, tiba-tiba senyumannya yang hilang itu kembali muncul ketika melihat satu nama muncul, menyapa di kolom siaran langsung instagram nya.

"Yow man! Baru muncul lu!" kata Chenle excited dan tanpa ia sadari, suaranya meninggi karena rasa senang pada hatinya.

"Iya, nih. Sibuk banget gua ngurusin ini itu." Dia, Hwang Hyunjin. "Lo udah janji kemarin mau kasi liat temen lo. Mana tuh?"

Chenle kembali membaca komentar teman online-nya. Hwang Hyunjin. "Waduh. Kalo ini bisa Vc aja gak? Soalnya kan privasi—"

Dan belum menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba sebuah panggilan video muncul secara full pada layar ponsel-nya, membuat siaran langsung nya terjeda. Chenle langsung menekan tombol angkat, membuat siaran langsung nya seketika mati, digantikan dengan wajah tampan seorang laki-laki dengan penampilan yang seadanya.

"Mana tuh si Sena, mau liat gue," ucap Hyunjin langsung to the point.

"Si Sena mah gak ada. Lagi sakit dia."

Dalam layar ponsel nya, sosok Hyunjin menunjukkan raut wajah sedikit kecewa, namun dengan senyuman yang tidak bisa diartikan. Dengan cepat pemuda itu merubahnya menjadi raut wajah biasa.

"Kalo si Jeno? Jeno ada gak?"

Chenle langsung meringis ketika nama Jeno disebut. Seperti ada rasa takut sekaligus tidak enak pada dirinya ketika Hyunjin menyebutkan nama Jeno.

"A-Ada, sih." Ia takut kena amuk Jeno, karena sepertinya mood Jeno sedang tidak baik-baik saja sedaritadi. Bahkan sejak datang menginjakkan kaki di kelas pun hawa nya sudah sangat buruk.

Seketika Hyunjin tersenyum lebar. "Kasi liat dong. Mau nyapa nih gue—"

Seketika volume ponsel nya ia turunkan dan mengisyaratkan untuk diam. "Ssst! Ssst! Jangan ah! Gak mau gue! Jeno galak—"

"Apa?" Tiba-tiba, sosok yang dibicarakan menatapnya dengan sorot mata dingin. Jeno sudah duduk tegak.

Seketika Chenle melirik Hyunjin panik. Sungguh, aura yang dimiliki Jeno lebih menakutkan dibanding Sena. Aura Jeno sangat mengintimidasi dan mengerikan.

"Dia kan? Si Jeno itu kan apa bukan?" Suara Hyunjin memenuhi kelas mereka yang hening.

Jeno yang mendengar itu menaikkan sebelah alisnya. "Siapa?"

Chenle menelan saliva-nya. Kerongkongannya mendadak kering ketika bertemu tatap dengan sorot mata mengintimidasi milik Jeno. "A-anu, Jeno. Ada temen gue mau kenalan—"

"Coba tanya, lo kenal Hyunjin, gak? Hwang Hyunjin..."

Dan detik itu juga, terlihat perubahan raut wajah yang sangat jelas pada wajah menawan Jeno. Wajah datar yang dingin saat menatap Chenle seketika berganti dengan raut wajah terkejut, namun menyorotkan kemarahan.

Mendengar nama itu disebut kembali, nama yang kembali terdengar di telinganya, mendadak jantungnya berdegup kencang. Mendadak suhu tubuhnya menjadi panas. Sangat panas. Sampai secara tidak sadar, tangannya yang kekar itu mengepal begitu kuat, menyalurkan rasa emosinya.

Auranya, semakin mencekam, membuat tubuh Chenle panas-dingin.

Jeno langsung menatap Chenle tajam, membuat laki-laki cupu itu membulatkan matanya terkejut dan spontan menelan saliva-nya yang terasa berat. Tanpa aba-aba, Jeno langsung bangkit dari duduknya, berjalan ke arah Chenle, membuat Chenle spontan mundur karena rasa takut pada tubuhnya.

Jeno langsung menyambar ponsel milik Chenle dan rahangnya langsung mengeras ketika indra penglihatannya disapa oleh wajah teman lamanya.

Hyunjin tersenyum ketika layar ponsel-nya memperlihatkan wajah Jeno secara jelas. Wajah Jeno yang terlihat marah membuat senyuman sinis itu semakin terukir dengan sangat jelas.

"Hello, friend..."



















Ini kalo vote & komennya udah banyak, aku update lagi besokk HHAHAHA (ketawa jahat)

Jangan lupa follow instagram & tiktok aku yaa/@hajeteyun , nanti aku follback kok✌🏻

Brother Sissy | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang