29. A NOTICE

701 114 31
                                    

"Habis ini, kita kemana lagi?" tanya Jeno kepada perempuan yang menyandar pada pundaknya.

Duduk di mobil berdua memandangi pemandangan Kota dari atas bukit. Pemandangan Kota begitu indah dilihat dari atas sini. Lampu-lampu yang menyala dengan beragam warna. Jalanan yang dipenuhi kendaraan dan terlihat lambat, tampak sangat indah dari atas sana. Bintang-bintang yang berkelip di balik latar hitamnya malam menemani bulan yang bersinar terang seorang diri.

"Gatau. Kemana pun, asal sama kamu, aku seneng," jawab Karina lembut, nyaris berbisik.

Kepalanya menyandar pada lengan Jeno. Memeluk lengan Jeno yang keras dengan hangat. Keheningan menyapa, namun terasa sangat nyaman.

Mendengar itu, Jeno tersenyum. Mengecup pelan puncak kepala Karina, membuat gadis itu tersenyum dengan hangat. Keduanya pun terkekeh tanpa tau penyebabnya.

"Habis ini pulang?" tanya Jeno, kemudian membuka ponsel nya yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. "Kamu enggak dicari sama Bunda?"

Karina menggeleng pelan. Pertanda tidak.

"Beneran? Coba cek dulu," kata Jeno menyuruh Karina untuk mengecek ponsel nya. Karena sedari tadi gadis itu tidak membuka ponsel nya.

Mendengar itu, Karina pun membuka ponsel nya. Layar nya kosong. Tidak ada notif dari sang bunda yang mencarinya. Jeno pun tersenyum tipis. Ia bisa sedikit lebih lama bersama kekasih nya, mungkin?

Namun, bersamaan dengan dibukanya ponsel itu, satu notif muncul, memecah keheningan dan kenyamanan keduanya. Tertera nama Jaemin secara jelas pada ponsel Karina.

Jaemin: gue titip salam aja sama bunda

Detik itu pula sorot mata lembut Jeno berubah menjadi dingin. Kenyamanan yang tadinya terasa hangat kini mendadak mencekam dengan kemunculan notif milik Jaemin.

"Dia masih ngechat-ngechat kamu?" tanya Jeno dengan nada suara dingin.

Karina diam. Gadis itu kembali melirik ponsel nya. Karena notif Jaemin itu mendadak suasana hati Jeno memburuk. Bahkan pemuda itu langsung menarik tangannya yang merupakan tempat sandaran kepala Karina.

"Aku boleh liat chat kamu?"

Karina tak menjawab, namun Jeno langsung merampas ponsel gadis itu dan membuka room-chat Jaemin dan Karina. Sorot matanya menajam membaca tiap pesan yang pemuda itu kirimkan kepada pacarnya.

Jaemin

|Bunda kenapa?

Kenapa apa? |

|Gue titip salam aja sama Bunda

Jeno mengeratkan pegangannya pada ponsel Karina. Giginya bergemelatuk. Wajahnya merah dalap gelap nya malam. Rahang pemuda itu mengeras. Ia marah. Jaemin terus berusaha mendekati Karina.

Tanpa persetujuan gadis itu, Jeno langsung menekan tombol VN dan mengirimkannya kepada Jaemin, membuat Karina terkejut. Gadis itu membulatkan matanya, namun tidak berani untuk bereaksi.

"Kenapa kamu hapus chat kamu?" tanya Jeno. Sorot matanya tajam, menatap Karina sang kekasih dengan penuh amarah.

Pesan-pesan mereka hanya ada itu saja. Tidak ada yang lain. Gadis itu menghapusnya.

"Kan kamu yang suruh hapus. Tiap Jaemin chat aku kamu suruh hapus biar aku enggak mau bales ataupun baca chatnya—"

Karina menghentikkan ucapannya ketika melihat Jeno memperbaiki posisi duduknya dan bersiap untuk melaju. Jeno marah.

Brother Sissy | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang