Kantin ramai. Seorang gadis berjalan dengan tatapan mata bulat yang tajam. Kedua tangannya memegang nampan berisi makanan. Kakinya yang jenjang terus ia langkahkan sampai kakinya terhenti saat mendengar seseorang memanggilnya.
"Sena!" Gadis itu menoleh. Tatapan matanya selalu menunjukkan kekesalan. Ia menatap Haechan, teman Jeno dengan sinis. "Sini!"
Sena menatap Jeno yang juga menatapnya. Tatapan mata Jeno menyiratkan untuk ikut duduk bersamanya. Di samping Jeno juga ada Sungchan, Shotaro dan Renjun. Mereka semua menatapnya, memanggil gadis itu untuk duduk disana.
Biasanya Sena akan makan bersama mereka, karena ia adalah kembaran seorang Lee Jeno. Tapi hari ini berbeda. Ia sangat membenci Jeno.
Gadis itu menatap mereka semua sinis sebelum akhirnya berjalan menuju meja yang lebih jauh dari keberadaan kembarannya.
Haechan yang ditatap sinis dan diabaikan oleh gadis itu membulatkan sedikit matanya tak terima. "Lah? Kok gue disinisin? Lo bertengkar ya sama Sena?"
Jeno tak menjawab, lebih memilih menyuap makanannya masuk ke dalam mulut. Namun, baru satu suapan, kepalanya kembali ia angkat ketika mendengar suara gertakkan dari kembarannya. Helaan nafas berat nan frustasi kembali terdengar dari Jeno.
Kembarannya kembali mengganggu orang lain.
"Sana! Minggir lo! Gue mau disini!" Sena menggertak empat orang yang di meja kantin.
Gayanya yang seperti preman membuat mereka takut. Sena terus menggebrak-gebrak meja itu, mengusir sang penghuni meja. Empat gadis yang sedang makan pun langsung membereskan makanannya dengan mulut penuh dengan makanan. Namun, saat ke empatnya ingin berdiri, tiba-tiba tubuhnya ditarik secara paksa oleh sosok laki-laki.
"Eitss. Makan bareng gue aja." Sosok laki-laki itu muncul, merangkul lehernya. "Aduhh, maaf banget ya. Duduk aja. Gue makan bareng Sena, kok," ujar Jaemin kepada ke empat gadis itu.
Sena tidak terima. Ia harus duduk disitu! Ia menghempaskan tangan Jaemin dari lehernya, namun pemuda itu semakin menariknya menjauh membuat mereka menjadi pusat perhatian.
"Lo tuh jangan gitu mulu. Kasian anak orang lagi makan malah lo suruh pindah," kata Jaemin ketika mereka sudah duduk di tempat kosong yang ada di kantin.
Sena menatap Jaemin tajam. "Apasih lo! Sok jadi pahlawan banget jadi orang!"
Bukannya marah, pemuda itu malah tertawa, memperlihatkan sederet gigi rapi dan putihnya. Suara kekehan terdengar sangat menawan—seperti sebuah candu yang manis.
Namun, gadis seperti Sena tidak akan pernah melihat hal itu. Ia tidak akan pernah bisa melihat senyuman Jaemin sebagai sesuatu yang candu atau manis. Karena ia—ia tidak pernah melihat siapapun selain Jeno.
Ia tidak membutuhkan orang lain, karena ia punya Jeno. Jeno bisa menjadi segalanya. Maka dari itu, ia tidak peduli dan tidak pernah memperhatikan orang lain. Entah kekurangan atau kelebihan orang lain.
Baginya, Jeno adalah segalanya.
"Iya iya, tuan putri. Ini makan dulu. Nyerocos mulu."
Sena masih menatap pemuda di depannya ini tajam. Jaemin masih mengembangkan senyumnya, memberikan gadis itu sebuah fried chicken miliknya menggunakan sumpit. Dan lagi, gadis itu masih menatapnya tajam.
Ia tidak peduli. Ia tidak merasa tidak enak atau apapun, karena Jaemin sendiri yang memberikan itu kepadanya. Ia tidak memintanya, jadi ia harus menerimanya dengan senang hati.
"Nahh gitu dong. Senyum," kata Jaemin kepada Sena yang langsung melahap makanannya.
Padahal gadis itu tidak tersenyum sama sekali. Barang sedikit pun tidak. Padahal sedaritadi hanya wajah kusut yang tertekuk ia perlihatkan. Tatapan tajam kembali ia layangkan ketika Jaemin mengkodenya untuk tersenyum.
"Apasi! Sok deket banget!" sinis Sena lagi kemudian kembali melahap fried chicken yang Jaemin berikan.
Jaemin tertawa pelan. "Makasih."
Sena kembali menatapnya tajam. Entah kenapa, walaupun sangat menyebalkan, Sena tidak bisa mengusir pemuda ini dari hadapannya. Yah, walaupun Sena mengusirnya, Jaemin akan tetap datang menemuinya.
Ia—tidak tau kenapa Jaemin tidak pernah pergi darinya, sekalipun ia memperlakukan Jaemin dengan buruk. Pemuda itu akan selalu kembali datang untuk menemuinya.
Mereka bukan sepasang kekasih. Entah hubungan mereka apa. Teman juga bukan. Pemuda itu tiba-tiba saja datang ke kehidupannya.
TUKK
Tiba-tiba seseorang mengetuk meja mereka, membuat Sena yang sedang melahap makanannya mendongak. Jaemin yang sedang tersenyum menatap Sena yang sedang makan pun ikut mendongak menatap tubuh tinggi nan kekar yang menghampiri meja mereka.
"Ngapain lo? Sana!" usir Sena melihat Jeno yang berdiri di meja mereka.
Jeno menatap Sena datar. Mengambil nampan gadis itu secara paksa, membuat Sena yang sedang makan pun mendelik tak terima.
"Apa-apaan lo! Ganggu banget! Gajelas banget jadi orang!" Gadis itu tak terima. Menatap Jeno semakin tajam. Mengeraskan suaranya.
Jeno tak mendengarkan ucapan Sena. Matanya kini beralih menatap Jaemin yang menatapnya datar. Jaemin sudah pasti tau apa yang akan Jeno katakan.
"Makan bareng gue," kata Jeno kepada Sena yang menatapnya kesal.
"Dih? Ogah! Makan sama Karina aja lo—"
"Udah berapa kali gue bilang? Lo gak usah deket-deket Sena. Lo buat dia berubah!"
Baru empat bab yg aku up udah 200 pembaca aja!🤯THANKYOU SO MUCH!!💗💗💗💗💗💗💗💋💋💋💋💋
![](https://img.wattpad.com/cover/317507038-288-k854511.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Sissy | Lee Jeno
FanficLee Jeno yang biasanya penuh dengan cinta. Lee Jeno yang selalu menuruti segala kemauannya tiba-tiba berubah karena sosok perempuan yang merusak hubungannya dengan kembarannya. Ia membenci perempuan itu. Ia membenci perempuan yang menjadi kekasih da...