45. I'M COMING FOR SEA

709 109 19
                                    

Aku mau ingetin untuk vote dulu sebelum membaca karena aku bakalan update banyak☺️

•••

Malam yang dingin. Angin dingin yang mengalun begitu kencang membuat pohon kelapa yang ada di pantai malam melambai. Lautan gelap berdesir, terus mencoba mendekati gadis yang sedang duduk melamun di pinggir pantai.

Sosok gadis berambut pendek sebahu dengan baju kaos tipis duduk, memandang laut yang berdesir dengan pandangan kosong. Kedua kakinya ditekuk dengan dua tangan berada di lutut.

Ya, itu adalah Sena.

Gadis itu datang kemari di tengah malam yang dingin ini seorang diri. Sebenarnya ada beberapa orang lainnya, hanya saja jaraknya cukup jauh dari keberadaannya.

Sena, gadis itu melamun. Menikmati desiran ombak yang seperti mengatakan bahwa ia tidak sendiri. Ada ombak yang menemaninya. Ombak itu benar-benar terus mendekatinya walau tidak sampai mengenai tubuhnya. Padahal, tempat di sampingnya—jaraknya lumayan jauh dari tempatnya, jika orang itu duduk sedekat Sena duduk dengan laut, air itu akan mengenai manusia. Tapi anehnya, Sena tidak.

Laut itu hanya terus mendekat tapi tidak menyentuh. Benar-benar seperti sedang menemaninya.

Malam ini, ia kembali bertengkar dengan sang mama. Tapi, kali ini mungkin memang salahnya.

Setelah Hyunjin datang ke rumahnya, Jeno mengusir dan memukul Hyunjin. Bahkan Jeno memukul Chenle dan Jisung yang sama sekali tidak ada salahnya. Tapi, menurut Jeno mereka berdua—Chenle dan Jisung benar-benar kurang ajar karena sudah berani membawa Hyunjin kemari.

Karena kedatangan Hyunjin tadi, tubuhnya langsung lemas dan suhu tubuhnya semakin panas. Keadaannya semakin memburuk dan ia semakin tidak bisa tidur. Sena terus menangis walau Jeno terus memeluknya dan menenangkannya.

Sampai beberapa jam yang lalu, Sena memberanikan diri untuk berbicara dengan sang mama. Ia ingin pindah sekolah lagi. Tapi sang mama melarangnya, kembali memakinya dan menamparnya, padahal ia masih sakit.

Sang mama kembali mengatainya anak sakit mental dan banyak kata buruk lainnya yang tidak pantas dilontarkan kepada seseorang. Bahkan kepada seorang anak.

Mama nya kembali menyalahkannya disaat ia sedang tidak baik-baik saja. Masalahnya cukup berat, tapi sang mama tidak pernah melihat itu. Bebannya cukup berat, pikirannya stress dan berantakan, tapi—orang yang ia harapkan untuk menyayanginya malah mematahkannya. Menjatuhkannya dalam-dalam sampai ia berpikir untuk tidak pernah hidup lagi di dunia ini.

Sena tidak ingin memikirkannya lagi. Gadis itu tidak mau mendengar makian sang mama, jadi ia melarikan diri ke sini. Ke pantai.

Pantai yang pernah ia datangi bersama Jaemin.

Ia ingin bunuh diri. Ia benar-benar berniat bunuh diri saat sang mama mengatainya seperti itu hanya karena ingin pindah sekolah lagi. Ia ingin. Sungguh.

Hanya saja, ketika ia naik ke dalam taxi, niatnya yang ingin bunuh diri dengan cara melompat ke rooftop sekolah pun tak jadi. Kata-kata Jaemin kembali terputar di otaknya.

"Lo harus ngeliat tempat yang indah, lo harus ngerasain ketenangan sebelum mutusin buat bunuh diri. Oke?"

Dan akhirnya ia memutuskan untuk pergi kemari. Ke pantai hanya karena otaknya mengingatkannya kepada ucapan Jaemin tempo hari.

Laut adalah hal yang paling indah yang pernah ia lihat. Desiran ombak laut adalah hal paling menenangkan yang pernah ia rasa. Laut, membuatnya merasakan yang namanya ketenangan.

Brother Sissy | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang