10. KARINA'S BACKGROUND

787 118 26
                                    

Sebelum baca, harap vote dulu☺️

Ini udah bisa belum, sih?😫komen dong kalo bab ini udah ada😫

•••

"Yee, tuan putri kita udah balik gais!"

Suara sorakan-sorakan dari salah satu meja kantin terdengar sangat ribut, membuat beberapa siswa yang sedang makan terganggu, namun tidak berani menatap lama-lama karena di meja itu ada gadis mematikan. Lee Sena.

Sena duduk dikelilingi oleh teman-teman Jeno yang berasal dari kelas lain.

Sena hanya mendengus malas, menatap teman Jeno satu-persatu dengan mata bulat tajamnya. "Diem gak lo semua!"

Namun, bukannya diam, mereka semua malah semakin ribut. Semakin menyoraki kedatangan Sena, tuan putri mereka.

Jeno yang sedang makan lama-lama terganggu. "Bisa diem? Sena udah bilang diem."

Seketika mereka terdiam. Mengunci mulut rapat-rapat. Haechan berisyarat seperti sedang mengunci mulutnya kemudian memberikan kata 'oke' melalui jemarinya, membuat Jeno menghela nafas.

Kenapa di dunia ini tidak ada satupun manusia yang waras? Bahkan kembarannya adalah orang gila. Apakah ia ditakdirkan untuk menjadi orang gila juga?

Jeno akhirnya menyuap makanan masuk ke dalam mulutnya. Sampai tiba-tiba, ponselnya mendadak bergetar. Karena sebuah notif yang masuk, layar ponsel milik Jeno pun menyala, memperlihatkan nama Karina terpampang jelas di layar ponselnya.

Karina: Jen, aku lagi di rooftop
Karina: Bisa temenin aku gak?🥺

Jeno yang sedang menyuap makanannya pun terdiam sejenak. Matanya yang sipit memandang kembarannya yang ada di hadapannya tengah sibuk makan. Jeno mengunyah makanan pada mulutnya semakin lambat karena dirinya sedang berpikir.

Jeno: Maaf, aku gak bisa. Aku lagi makan sama Sena.

•••

Jeno: Maaf, aku gak bisa. Aku lagi makan sama Sena

Melihat pesan itu, seorang gadis yang sedang duduk di rooftop menatap ponsel-nya lamat-lamat. Rahangnya mengetat. Tangannya menggenggam erat ponsel itu kuat-kuat. Nafasnya mulai memburu.

Lagi, yang diprioritaskan Jeno adalah Sena.

Ingin marah, tapi tidak bisa. Ingin protes, tapi lebih baik memendam. Karena bagaimanapun, prioritas utama Jeno adalah Sena. Bukan dirinya.

Pada akhirnya, gadis itu hanya menghela nafas pasrah. Membuka bekalnya yang dibuatkan oleh sang bunda. Kali ini menu bekalnya hanya nasi dan nugget. Lebih baik daripada bekal-bekalnya sebelumnya.

Karina melahap makanannya, mengayun-ayunkan kakinya yang jenjang sembari menatap langit biru yang begitu indah. Warna biru pucat dengan kawanan awan putih menemaninya. Selalu.

Karina selalu membawa bekal, memakannya seorang diri di rooftop, karena ia tidak mempunyai uang.

Ia tidak punya uang untuk berbelanja di kantin.

Makanan di kantin memang tidak terlalu mahal, tapi tetap saja ia tidak mempunyai uang yang cukup. Tapi, terkadang ia makan di kantin jika bunda mempunyai uang yang lebih.

Bunda hanya seorang cleaning service di perusahaan ayah Jeno dan Sena. Maka dari itu, kedua orangtua Sena sangat menyayangi Karina. Selalu memperlakukan gadis itu dengan baik karena bundanya merupakan cleaning service di perusahaan Lee Taeyong. Gaji cleaning service tidak banyak. Tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya selama satu bulan, jadi bundanya melakukan kerja paruh waktu lainnya, seperti jadi tukang cuci piring di beberapa kafe atau restaurant, menjadi ART dll.

Brother Sissy | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang