Chapter 40 - The Culprit

46.6K 5K 472
                                    

Hehe update lagii ini. Maaf tengah malem🫶

***

"Apa maksudmu? Untuk apa ayahku meminta hal itu?" tanya Starley sangat kebingungan. Damien terdiam, sebelum menjawab.

"Dia memintaku untuk tidak bertanya banyak."

Starley memincingkan matanya tidak percaya, lalu ia bertanya. "Jadi selama ini kau sudah tahu kalau aku adalah putri Norman Bell yang kemungkinan akan kau nikahi?"

"Iya," jawab Damien singkat.

Entah kenapa Starley sekarang merasa begitu terkhianati, oleh Damien maupun ayahnya. Starley langsung bangun dari pangkuan Damien.

Jadi ternyata ayahnya sudah menetapkan jalan hidupnya sejak Starley masih muda. Starley menatap Damien. Ayahnya yang suka mengontrol itu, juga ingin mengontrol pernikahannya sebelum dia meninggalkan dunia ini.

"Ini hidupku, dan akulah yang berhak mengatur bagaimana hidupku berjalan," seru Starley sambil menatap Damien.

Damien masih duduk sambil menatap Starley yang sudah berdiri.

"Aku tidak mengerti, bukankah beberapa hari yang lalu di pesawat menuju Dubai kau mengatakan kalau kau jatuh cinta padaku? Kenapa mendengar hal ini membuatmu tidak senang?" tanya Damien.

Starley membelakkan matanya, dia tidak percaya Damien mengungkit hal itu. Padahal Starley mengira Damien akan melupakannya dan tidak akan mengungkitnya kembali.

"Aku tidak pernah mengatakan itu!" Jawab Starley langsung dengan panik.

"Kau menginginkan cinta dariku tapi tidak mencintaiku?" tanya Damien.

Astaga kenapa Damien bisa setenang ini bertanya mengenai itu? Starley merasa begitu malu sekarang. Untuk apa Damien bertanya hal seperti itu? Starley mencoba terlihat tetap tenang dengan semua ini.

"Kita sepakat tidak membicarakan masa lalu," jawab Starley alasan.

"Jadi kau mencintaiku di masa lalu," seru Damien seolah mendapatkan jawabannya.

"Aku tidak pernah mengatakan hal itu!" ucap Starley masih belum mengakuinya.

Kali ini Damien berdiri dari sofa, lalu berdiri di depan Starley.

"Dan sekarang? Apa kau masih mencintaiku?" tanya Damien tidak menghiraukan perkataan Starley. Sepertinya sia-sia untuk mengalihkan pembicaraan, Damien begitu keras kepala.

"Tidak," jawab Starley tanpa ragu.

Walaupun dalam hati kecil Starley berkata, semoga begitu.

Damien memperhatikan wajah Starley, dan Starley sedikit pun tidak mengalihkan pandangannya, matanya terlihat yakin. Walaupun dalam hati kecilnya dia masih ragu dengan perasaannya.

"Bagus kalau begitu," seru Damien tiba-tiba.

Jawaban Damien membuat Starley sedikit kaget. Bagus? Katanya.

Jadi benar, dia tidak pernah peduli dengan perasaanku. Selama ini aku seperti orang bodoh sudah mencintainya. Bahkan selalu menunggu dan menunggu. Berharap, suatu saat perasaanku terbalas. Tapi ternyata, itu hanya khayalan belaka. Batin Starley.

Damien's Possession ✔️ (Mavros Series #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang