Bulan 37 🌙 | ✨Joy Vs Senja✨

1.9K 283 37
                                    

☁ HAPPY READING ☁
✨Jangan lupa buat tinggalin jejak✨

🔹☁🔹

🔹☁🔹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔹☁🔹




|Jennie telah tertidur lelap setelah cukup lama menangis, sang Ayah masih senantiasa mengusap lembut surai gadis itu

Brakk

Mendengar suara dobrakan dari pintu kamar. Anggara sontak menutup telinga Jennie, berharap putrinya tidak terbangun sementara matanya menatap tajam pelaku pendobrakan itu

"Dia terbangun, Ayah pastikan gigi kalian hilang satu-satu" desis Anggara mata tajamnya penuh peringatan

"Apa yang terjadi sama kak Jen?" tanya Jay berjalan mendekati ranjang sang kakak, dia tak terpengaruh dengan tatapan tajam Ayahnya

Sang ayah hanya menghela nafas panjang, putranya itu sangat-sangat tidak punya sopan santun

"Ada yang meneror Jennie dengan mengirimkan Bangkai kucing yang masih berdarah, sepertinya kakakmu punya trauma terhadap darah dan bangkai sehingga dia benar-benar ketakutan. Bahkan dia tak berhenti menangis tadi" ujar sang ayah menatap sendu putrinya

Diksa juga ikut mendekat, dia menatap Jennie dengan rasa bersalah yang membuncah. Dia gagal menjaga adik perempuannya

"Maafin Diksa yah, harusnya Diksa bisa jagain Jennie" ujar Diksa menundukkan kepalanya

Andai saja tadi dia meninggalkan Jennie karena ada urusan, pasti Jennie tidak akan seperti ini

"Bukan salah kamu, tapi kedepannya Ayah harap kamu bisa menjaga adik kamu lebih baik lagi, agar hal seperti ini tidak terjadi lagi" nasihat Anggara dan diangguki oleh Diksa

"Apa Jay harus masuk SMA sekarang agar Jay bisa jagain kak Jen?" usul Jay yang langsung dapat pelototan dari dua orang lelaki di kamar itu

"Selesaikan sekolahmu dengan benar!" ucap sang Ayah dengan nada tegas

"Kenapa? Kak Jen dulu juga lompat kelas, Jay juga ingin melindungi kak Jen" protes Jay

"Itu karena kakakmu pintar sehingga bisa lompat kelas, tak seperti dirimu" ejek Diksa

Nampaknya dia suka hobi barunya ini, mengusili adik laki-lakinya

"Ya! Gue selalu ranking satu di kelas!" ujar Jay dengan bersungut-sungut

"Tapi jarang masuk sepuluh besar paralel" cibir Diksa masih melancarkan aksi jahilnya itu

SANG BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang