☁ HAPPY READING ☁
✨Jangan lupa buat tinggalin jejak✨🔹☁🔹
🔹☁🔹
|Jika ada hari dimana dia merasa paling bahagia, maka Angkara akan dengan tegas menjawab Hari ini
Tangan kekar pemuda mengusap bibirnya yang tak berhenti tersenyum saat mengingat kejadian beberapa saat yang lalu. Ini gila! Bagaimana gadis itu membuat jantungnya berdebar kencang hanya kerena memikirkannya
Bahkan simpul sapu tangan berwarna biru itu masih enggan dia lepas, padahal gadis itu sudah mewanti-wanti saat sampai rumah lukanya harus cepat di bersihkan dan di obati
Perasaannya membuncah bahagia saat tahu Jennie mengkhawatirkannya. Luka ditangannya ini bukanlah hal besar. bahkan tak terasa apapun bagi Angkara
Haruskah dia berterimakasih pada luka ini? Karena luka ini dia bisa mendapat kesempatan langka itu. Tapi dia juga bergidik saat mengingat hal yang membuatnya hampir saja kehilangan kendali
Di pesta tadi, Angkara sedang mencari Jennie yang tiba-tiba menghilang dari pandangannya. Tanpa Jennie, Angkara sangat tak nyaman berada di pesta ini karena banyak wanita-wanita yang mencoba menggodanya atau ibu-ibu yang mencoba menjodohkannya dengan putri mereka
Saat mencari Jennie tanpa sadar langkah Angkara menjauh dari kerumunan pesta. Kini dia berada di sebuah lorong panjang gedung tersebut. Lorong ini cukup sepi dan mungkin saja mengarah ke arah halaman belakang
Di ujung lorong dia bisa melihat wanita dengan gaun dress merah menyala ketat yang membalut tubuh wanita itu, tengah berjalan sempoyongan. saat berada di dekat gadis itu Angkara hanya acuh dan hendak pergi mengabaikan wanita itu
Tapi tiba-tiba wanita oleng ke arahnya dan mulai mengoceh tak jelas. Bisa tercium jelas Alcohol saat bibir wanita terbuka saat mengoceh
Mata Angkara memerah padam saat wanita yang tak di kenalin ya ini, justru menggodanya. Tidak! ia sama sekali tak tergoda justru sebaliknya, dia sangat amat jijik dengan wanita
"Sialan! Apa yang kau lakukan!" Angkara menghentak tangan wanita yang sedang merangkul lengannya
"Ayolah~ aku tahu kau juga menginginkan tubuhku bukan? Jelas aku ini cantik, aku sexy tak ada pria yang bisa menolak pesonaku" racau wanita itu semakin tak jelas
Bahkan tangan wanita itu sudah menggoda dada Angkara. Mata Angkara semakin memerah tajam. Hidungnya kempas kempis dengan nada tak beraturan dan itu terasa sesak
"Hiks..tante Angkara nggak mau...hiks"
"Nurut sama tante! Dan jangan pernah bilang ini sama mama papa kamu paham! Sekarang buka pakaian kamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG BULAN
Fantasi[ O N G O I N G ] (Book ke-empat) Jennie elleora, tak menyangka, bahwa kehidupannya akan berubah drastis setelah menerima novel pemberian nenek tua yang sempat ia tolong di cafe tempatnya bekerja Kehidupannya yang sederhana, berubah dalam satu mal...