Bulan 19 🌙 | ✨Vespa Pink✨

4.3K 646 76
                                    

☁ HAPPY READING ☁
✨Jangan lupa buat tinggalin jejak✨

🔹☁🔹

🔹☁🔹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔹☁🔹









|Karena kejadian kemarin. Jennie harus bangun pagi-pagi. hanya untuk menghindari berangkat bersama Angkara

Tapi tenyata, Jennie bangun terlalu pagi. Masih sangat pagi malah, bahkan mansion masih sepi karena belum banyak maid yang bangun untuk bekerja. kecuali para penjaga yang memang berjaga dua-puluh empat jam

Setelah pembicaraan kemarin dengan Jay. Membuat Jennie sedikit merasa bersalah pada Jay

Apalagi memar pada pipi bocah lima belas tahun itu. Huh~ kenapa juga bocah itu sampai berbuat sebegitu nya hanya karena meminta maaf darinya

Flashback on

Setelah Jennie masuk ke dalam rumah, Jay dengan cepat menyusul Jennie. Dia tak bisa terus-terusan di abaikan oleh Kakak perempuannya itu

Pemuda itu langsung menuju ke kamar kakak perempuannya. Malam ini kakaknya harus bisa memaafkannya, apapun caranya. Itu tekadnya

Tok

Tok

Ketukan itu hanyalah formalitas. Nyatanya tanpa menunggu respon dari orang yang ada di dalamnya. Jay langsung masuk ke kamar kakak perempuan itu. terlihat kakaknya tengah merebahkan tubuhnya ke kasur. mungkin karena kelelahan

"Siapapun itu, gue capek pengen istirahat kalau mau ngomelin besok aja" Ketus Jennie tanpa membuka matanya

"Kak" panggil Jay pelan

Jennie membuka matanya saat mendengar bahwa bukan Diksa yang menghampirinya. syukurlah, dia juga malas berdebat dengan pemuda itu sekarang

Jennie bangkit dari tidurannya dan duduk di sisi ranjangnya. tanpa berniat mendekati adiknya yang sedang menatapnya sendu itu. dan satu alasan lagi ialah dia sedang malas bergerak. padahal dia belum bersih-bersih sejak ulang tadi. bahkan dia masih mengenakan seragam sekolahnya

Jorok sih, tapi Jennie sedang sangat malas sekarang

dia menunggu Jay berbicara, pemuda itu nampak gugup dan menggemaskan disaat bersamaan

tahan Jen, jangan tergoda dengan wajah imut dan menggemaskan itu. kau berniat menjauhi mereka bukan

melihat kakaknya yang tampak acuh tak acuh melihat kehadirannya membuat mata pemuda itu berkaca-kaca

"Kak, Jay minta maaf, kalau kakak marah sama Jay, Tampar Jay, pukul Jay, hina dan maki Jay sepuasnya tapi Jay mohon jangan Abaiin Jay kayak gini Kak. jangan cuekin Jay kak. rasanya dada Jay sakit setiap kak Jen jauhin jay" Jay menutup wajahnya saat matanya memanas dan menumpahkan bulir beningnya

SANG BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang