Bulan 52🌙 | ✨Gema Zachary Ganatama✨

210 26 0
                                        


☁HAPPY READING ☁
✨Jangan lupa buat tinggalin jejak✨

🔹☁🔹

🔹☁🔹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔹☁🔹







|Hari demi hari berlalu. Seperti pepatah bilang, waktu adalah penyembuh segala luka, dan seiring berjalannya waktu, segalanya perlahan berubah—begitu pula yang terjadi pada Jennie

Jika dulu Jennie bekerja tanpa kenal waktu, bak kuda lepas kendali yang tak peduli siang atau malam, kini ia mulai mengubah kebiasaan lamanya. Ia mulai bekerja secukupnya dan menyisihkan waktu untuk menikmati hal-hal kecil di luar urusan pekerjaan. Tak ada lagi agenda yang membuatnya kelelahan atau kehilangan arah

Perubahan ini tentu disambut positif oleh orang-orang di sekelilingnya—terutama Nenek Anna. Wajah keriput wanita tua itu tak pernah lelah tersenyum saat Jennie datang berkunjung di waktu luang, meski hanya untuk berjalan-jalan ringan atau sekadar berbincang

Kesehatan Nenek Anna memang menurun dalam beberapa tahun terakhir. Itu sebabnya, Jennie berusaha semaksimal mungkin membuatnya bahagia—karena ia takut menyesal di kemudian hari

Tentu saja, perubahan ini tidak serta-merta berlaku untuk urusan kencan buta

Jennie perlahan melepaskan beban berat di hatinya. Ia tidak melupakan sumber luka itu—ia hanya menutupnya perlahan. Itu lebih baik daripada membiarkannya terus menganga dan membuat hatinya menghitam. Ternyata keputusan itu bijak. Jennie kini melangkah lebih ringan. Beban di pundaknya jauh berkurang, senyum pun lebih sering menghiasi wajahnya

Sudah lama Jennie tak merasa sebebas ini. Terlebih malam itu, Samudra mengizinkannya untuk minum. Biasanya, pria itu selalu membatasi konsumsi alkohol Jennie karena tahu Jennie tidak kuat minum. Paling-paling hanya mengingatkan Jane agar tidak mengonsumsi alkohol dengan kadar tinggi atau berlebihan

Tapi malam ini pengecualian

Malam ini adalah pesta kecil di kafe milik Samudra—perayaan keberhasilannya melamar kekasih hatinya. Mereka bahkan sudah merencanakan pernikahan dalam waktu dekat. Semua teman dekat diundang. Naya hadir, begitu juga Abian, meski keduanya terlihat canggung. Bahkan Naya tak segan melayangkan aura permusuhan secara terang-terangan

Sudah pukul 11 malam ketika pesta harus berakhir. Banyak yang sudah teler, termasuk Jennie dan Naya—dua sahabat yang tidak terlalu toleran terhadap alkohol, terutama Naya yang minumnya lebih banyak

Samudra yang hanya minum sedikit segera mengatur kepulangan teman-temannya. Ia memanggil sopir pengganti bagi yang membawa mobil dan memesankan taksi bagi yang tidak. Untuk Jennie, ia menelepon Dewa. Ia tak ingin mempercayakan adiknya itu kepada taksi sembarangan. Kebetulan Jennie datang bersama Naya dan tidak membawa mobil

SANG BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang